Hallo sobat100,

Tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional.

 

Sebagai memperingati Hari Kesehatan Nasional, tim100 akan memberitahukan betapa pentingnya kesehatan mental pada anak. Banyak orang tua yang belum mengetahui bahwa selain kesehatan fisik, kesehatan mental seorang anak juga perlu mendapat perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa kelainan mental disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor bawaan (genetik), biologis, trauma psikologis dan lingkungan. Berbicara mengenai faktor genetik, kelainan mental cenderung diturunkan dari orang tua ke anak sehingga apabila orang tua memiliki riwayat menderita gangguan mental, kemungkinan seorang anak menderita penyakit yang sama sangat besar.

Ada beberapa jenis-jenis penyakit mental seperti autisme, ADHD, schizophrenia, dan lain sebagainya. Namun apakah bunda dan ayah tahu penyebab kelainan mental? Apa penyebab penyakit mental? Apa tindakan Bunda sebagai orang tua? Berikut artikel penjelasannya untuk bunda dan ayah sobat100

Pengertian Gangguan Mental 

Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.

Para peneliti dari Harvard Medical School menemukan bahwa separuh dari kasus gangguan mental dimulai dari usia sangat muda, 14 tahun dan tigaperempatnya terjadi sejak usia 24 tahun. Karena kemunculannya yang sangat dini itu, maka terapi dan penanganannya harus dilakukan sejak awal pula.

Beberapa Gangguan Mental yang Terjadi Pada Anak

gangguan mental anak tentu terjadi pada anak dan biasanya gangguan tersebut memang sudah ada sejak lahir. Berikut beberapa gangguan mental yang bisa terjadi pada anak, diantarnya :

1. Gangguan Cemas

Gangguan cemas merupakan perasaan cemas yang biasa dirasakan atau dialami anak-anak. Untuk anak-anak merasa cemas adalah hal wajar, dimana mereka cenderung mengenal hal-hal yang belum mereka tahu. Untuk itu, anak yang waspada dan memiliki kecemasan merupakan hal yang baik.

Tetapi bagaimana jika berlebihan dan juga terlalu ekstrim ? hal ini sudah masuk ke tahapan gangguan mental. Dimana gangguan cemas terjadi bila anak tersebut mengkhawatirkan hal yang sebenarnya tidak ada atau tidak terjadi. Gangguan ini biasanya terjadi karena faktor genetik hingga trauma berat akan hal-hal yang akhirnya membuat mereka takut.

2. Autisme

Autisme merupakan gangguan mental yang sudah cukup dikenal masyarakat. Cukup banyak anak-anak yang harus mengidap Autisme ini. Mereka adalah anak-anak yang mengalami kesulitan sosialisasi, tingkah laku, bahkan berbicara dan sering disebut abnormal. Anak-anak autisme cenderung memilih untuk sibuk dengan dunianya sendiri. Selain itu pengidap autisme termasuk anak yang sangat sulit untuk iajak fokus dan juga berinteraksi, mereka hanya menaruh fokus pada hal yang mereka sukai. Faktor yang menyebabkan autisme terjadi masih belum pasti, namun autisme juga bisa berasal faktor genetik. Tak jarang, jika diarahkan anak-anak autisme bahkan bisa berprestasi dalam bidang akademik.


3. Retardasi Mental

Mungkin anda baru mendengar penyakit mental ini, namun beberapa anak di generasi ini mengalami retardasi mental. Retardasi mental adalah keterbelakangan mental atau biasa disebut oligofrenia. Retardasi mental terjadi karena gangguan perkembangan intelejensia disertai mental anak yang tidak sesuai dengan usia seharusnya. Penyebabnya bisa jadi karena proses patologis di otak yang disebabkan infeksi, racun, trauma atau gen. Gangguan ini bisa juga ditentukan oleh sikap sang anak dan juga tes IQ dan namun tidak dianggap abnormal.


4. Diseleksia

Diseleksia adalah gangguan yang dialami anak-anak dimana mereka tidak bisa membaca maupun kesulitan untuk menuliskan huruf dengan teratur dan berurutan. Hal ini bisa terlihat ketika mereka tidak bisa membedakan atau membaca susunan huruf dengan benar meski usianya sudah beranjak besar. Ketika menggunakan kata atau membaca, anak diseleksia mengalami keterlambatan serta seringkali salah dalam membaca. Gangguan ini bukan berarti mereka menjadi bodoh dan mengalami penyakit fisik, namun karena informasi yang diterima otak sedikit berbeda.

5. Gangguan Makan

Gangguan makan termasuk satu diantara banyak gangguan mental yang paling jarang diketahui orang tua. Karena menyepelekan maka tanpa disadari anak mengalami gangguan makan, bahkan hingga usianya dewasa. Kesulitan makan biasanya dijumpai pada pola anak yang cenderung tidak mau atau menolak untuk mengonsumsi makanan. Jika makan porsi yang dihabiskan tampak lebih sedikit dibandingkan anak-anak lainnya. Perbedaan gangguan makan dengan anak yang sedang tidak nafsu makan umumnya hanya mempermainkan makanan, sulit mengunyah dan juga membuang makanan ketika dimasukan kemulut atau disuapi. Hal ini bukan dipengaruhi sosial. 

6. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

ADHD atau biasa disebut sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD. Jika dalam istilah Indonesia lebih sering disebut GPPH atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. Gangguan ini memiliki sifat neurobihavioral dimana anak akan terasa sulit diatur, dan terkesan tidak perduli akan nasihat orang sekitar. Selain itu mereka juga tampak sulit fokus pada suatu hal. Mereka akan menyelesaikan suatu target yang ditujukan atau diharapkan dengan sulit.

7. Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Gangguan ini termasuk dalam penyakit mental baik menyerang anak, remaja atau orang dewasa. Dimana gangguan bipolar terjadi jika adanya perubahan mood yang beralngsung drastis tanpa ada adalasan yang sangat kuat. Anak bisa menjadi terlalu gembira akan suatu hal namun bisa menjadi terlalu sedih hingga depresi dan ingin bunuh diri tanpa alasan yang pasti.

Tanda ini membahayakan terutama bagi mereka yang tidak tahu bagaimana pengendalian yang tepat untuk menghindari adanya perubahan mood ekstrim ini. Mereka yang menderita gangguan bipolar biasanya diredakan dengan terapis dan berbagai metode lainnya.

8. Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan mental yang biasa terjadi pada anak usia tanggung hingga masa pubertas usia 20 tahun. Skizofrenia merupakan penyakit mental yang dianggap sudah kronis dimana penyakit ini menyebabkan anak kehilangan kemampuan untuk mengetahui apakah ia sedang mengalami hal nyata atau realitas atau tidak. Mereka juga merasa bahwa dengan hal-hal buruk bisa menyadarkan mereka bahwa yang sedang dihadapi adalah dunia nyata.

9. Gangguan Somatoform

Gangguan somatoform mungkin agak jarang diderita anak-anak namun kemungkinan untuk bisa diidap oleh anak-anak tetap ada. Gangguan ini terjadi jika sang penderita merasakan sakit yang amat dibagian tubuhnya namun sebenarnya ia tidak menderita apapun. Bahkan jika diperiksakan ke dokter ataupun pengobatan lainnya si pengidap justru sehat-sehat saja. Hal ini terjadi karena ilusi yang diciptakan oleh mereka sendiri, padahal mereka tidak mengalami gangguan medis.

10. Gangguan Gender dan Seksual

Gangguan gender dan seksual memang seringkali semakin menjadi ketika dewasa dan menyebabkan banyak anak remaja justru salah kaprah dan menyimpang. Namun gangguan gender dan seksual bisa muncul sejak kecil atau sejak awal anak-anak bersosialisasi. Hal ini cukup membahayakan dimana ia bisa bertindak diluar batasan baik norma maupun agama dan perkembangan gangguannya akan semakin parah seiring umur bertambah.


11. Sindrom Respon Stress

Sindrom ini terjadi bagi mereka yang memiliki pribadi sangat emosional hingga orang disektar yang ingin bersosialisasi tampak tidak bisa toleransi dengan pengidapnya. Umumnya mereka akan mengalami sindrom ini setelah mengalami hal yang tidak diinginkan atau tidak bisa diterima dengan baik seperti perceraian, bencana alam, kematian seseorang dan lainnya. Hal seperti ini dianggap berbahaya karena bisa menyakiti orang lain terutama pada anak-anak yang belum tahu dampak atau bahaya dari sifat yang emosi.

12. Gangguan Disosiatif

Gangguan disosiatif bisa terjadi pada anak jika mereka mengalami gangguan semacam ini yang diakibatkan oleh keadaan tertentu. Hal yang paling sering terjadi yakni gangguan kesadaran terhadap diri sendiri sehingga anak sering linglung atau bingung, dan seringnya lupa akan identitas diri atau bagaimana bentuk diri mereka yang sebenarnya. Gangguan ini berawal dari trauma yang benar-benar menimpa dan tidak bisa ditoleransi oleh mental.


13. Psikopat

Psikopat adalah hal yang paling berbahaya dalam gangguan jiwa atau gangguan mental. Mereka yang mengalami psikopat biasanya antisosial karena bisa menimbulkan kerugian dan ketakutan di masyarakat. Orang yang memiliki gangguan mental ini tidak memiliki rasa empati. Di tengah masyarakat, psikopat seringkali dianggap pelaku kriminal dan menimbulkan masalah yang besar. Maka ketika anda mengetahui salah satu anak dari kerabat atau teman yang terindikasi memiliki penyakit jiwa ini sebaiknya laporkan dan tangani dengan serius.

14. Anticosial Personality

Antisosial personality adalah gangguan yang terjadi akibat adanya perasaan cenderung sinis, menghina dan tidak bisa menghargai orang lain. Karena hal inilah mereka tidak bisa bergaul atau menerima orang lain untuk berteman dan menjadi bagian hidup. Orang yang memiliki kehidupan anti sosial umumnya tumbuh atau berasal dari trauma seperti bullying, ataupun asuhan yang memang sudah sejak kecil diasingkan diantara masyarakat sosialnya. Karena itulah anda sebaiknya mengetahui hal ini sejak awal agar bisa ditangani, karena pasalnya manusia adalah makhluk sosial.

15. The Blues

The blues istilah yang biasa digunakan untuk kondisi Depresi. Dimana penderita mengalami stress dan tekanan berkepanjangan, depresi bisa berakibat pada mental dan kesadaran seseorang dan bisa berlangsung dengan waktu yang sangat lama.[1]

Tanda-tanda Penyakit Mental Anak yang Tidak Boleh Diabaikan

Tidak mudah untuk mengidentifikasi penyakit mental pada anak-anak, karena gejalanya berbeda dengan pada orang dewasa. Terkadang, Anda menemukan sesuatu yang tidak normal pada anak, namun sulit untuk membedakannya dari perilaku normal anak-anak. Semakin orangtua mengerti permasalahan anak, semakin mudah menemukan perawatan yang tepat bagi anak Anda. Hal ini dapat memastikan perkembangan dan pertumbuhan anak yang tetap berjalan lancar. 

Berikut adalah 6 tanda-tanda peringatan terhadap penyakit mental yang tidak boleh bunda dan ayah abaikan:

1. Perubahan Perilaku

Perubahan yang berkaitan dengan perilaku paling mudah ditemukan melalui aktivitas sehari-hari mereka. Ada beberapa perubahan besar pada perilaku dan kepribadian anak-anak. Mungkin menyadari anak Anda perlahan-lahan cenderung menjadi kasar, sering bertengkar dan menggunakan senjata secara sering, atau bahkan mengatakan perkataan yang menyakitkan orang lain. Mereka mudah marah dan frustrasi pada orang lain.

2. Perubahan mood

Mood pada anak-anak cenderung berubah secara konstan dan tiba-tiba. Perasaan sedih dapat berlangsung setidaknya 2 minggu, dan menyebabkan masalah pada hubungan dengan teman dan keluarga. Perubahan mood adalah gejala umum dari depresi atau kelainan bipolar.

3. Kesulitan berkonsentrasi

Anak-anak yang menderita dari penyakit mental sulit fokus atau memperhatikan dalam waktu yang lama. Selain itu, mereka juga memiliki kesulitan untuk duduk diam dan membaca. Gejala ini dapat menyebabkan performa di sekolah yang menurun, serta perkembangan otak yang ikut menurun.

4. Penurunan berat badan

Tidak hanya penyakit fisik yang menyebabkan penurunan berat badan, masalah mental juga dapat menyebabkan efek negatif yang serius pada kesehatan anak-anak. Gejala umumnya meliputi kehilangan napsu makan yang berlanjut, muntah, dan gangguan makan.

5. Perubahan pada gejala fisik

Penyakit mental dapat menyebabkan sakit kepala atau sakit perut pada anak-anak. Anak-anak ini juga lebih mudah mengalami flu, demam, atau penyakit lainnya dibanding dengan anak-anak yang normal dan sehat. Kadang kala, kondisi kesehatan mental menyebabkan anak melukai diri sendiri, seperti memotong atau membakar diri sendiri. Pada kasus yang serius, anak mungkin memiliki pikiran untuk bunuh diri atau bahkan mencoba untuk bunuh diri.

6. Perasaan yang intens

Anak-anak kadang menghadapi perasaan ketakutan yang berlebihan tanpa alasan. Tanda-tandanya meliputi menangis, berteriak atau mual disertai dengan perasaan yang sangat intens. Hal ini merupakan tanda-tanda umum dari depresi atau kecemasan. Perasaan yang intens dapat menyebabkan beberapa efek fisik, seperti kesulitan bernapas, jantung yang berdebar atau bernapas dengan cepat, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.[2]

Hal-Hal yang Harus Dihindari dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak

• Berbohong

Jika Bunda sebagai orang dewasa tidak suka dibohongi, anak pun demikian. Untuk itu upayakan untuk bicara apa adanya. Sampaikan sesuatu hal yang sebenarnya jika tidak ingin anak menganggap berbohong adalah perbuatan yang biasa.

• Melabeli anak dengan julukan tertentu

Anak akan meyakini bahwa dirinya seperti yang dikatakan orangtuanya. Untuk itu, Bunda. Jangan sekali-sekali melabeli atau memberinya julukan. Julukan yang buruk akan membuatnya rendah diri, sementara pujian yang berlebihan akan membuat anak menjadi sombong.

• Membanding-bandingkan

Jangankan anak, orang dewasa saja benci jika dibanding-bandingkan. Dengan membandingkan anak baik secara fisik maupun prestasi akan membuat kepercayaan dirinya menjadi rendah dan menjadi pribadi yang pendendam.

• Mengiyakan segala sesuatu

Sebagai orangtua, Bunda sebaiknya tidak memanjakan anak dengan mengiyakan permintaannya secara terus-menerus. Ajarkan anak untuk menerima penolakan dan memberinya alasan penolakan. Ini supaya anak tumbuh menjadi pribadi yang lapang dada dan menerima kegagalan.[3]

Cara Menangani Anak dengan Gangguan Kesehatan Mental

Gangguan mental pada anak harus segera diatasi agar kesehatan mental anak kembali pulih dan bisa ceria seperti anak normal lainnya. Jika gangguan mental ini dibiarkan dan tidak segera diperiksa, maka buah hati maka berpengaruh pada masa depannya.

Lakukan check-up

Sangat penting untuk bertemu dengan dokter anak dan memeriksakan apakah kondisi anak baik dari segi fisik, alergi atau autisme. Pemeriksaan lebih dini akan lebih baik.

Cari spesialis

Seorang terapis atau psikolog anak dapat membuat diagnosis, atau memberi terapi agar kondisi kesehatan mental anak kembali membaik.

Jangan menjudge anak!

Hindari mengatakan pada anak jika ia terserang 'depresi' atau 'gangguan kecemasan,' karena hal tersebut dapat merusak harga diri anak. Sebaliknya, berbicara tentang gejala-gejala sebagai masalah dan menjelaskan bahwa anak Anda mendapatkan bantuan jadi saya atau dia Tidak Harus merasa khawatir, misalnya.

Temukan diagnosis yang tepat

Diagnosis yang salah tentu tidak akan membuat kesehatan mental anak Anda makin baik. Bisa jadi makin buruk. Oleh karena itu cari tahu secara pasti apa gangguan mental yang diderita anak. Bila perlu Anda berkonsultasi pada dua atau tiga dokter.

Mendidik anak dengan baik

Orang tua yang bisa mendidik anak dengan gangguan mental, secara otomatis dapat belajar bagaimana cara mengatasi penyakit anak lebih baik.

Dapatkan dukungan

Berbagi pengalaman dengan orang tua lain yang mengalami hal sama akan membantu Anda mengatasinya. Anda bisa mendapatkan pengetahuan baru bagaimana cara menangani anak dengan gangguan mental.[4]

 

 

Bunda dan Ayah, gangguan mental pada anak bisa saja terjadi karena faktor yang mungkin jarang orang tu ketahui, anak terkadang mengalami trauma, kejadian yang tidak mengenakan, hal yang bertentangan dengan pengertian mereka ataupun genetik. Hal yang harus dilakukan orang tua adalah memberikan perhatian penuh hingga menjadikan mereka anak-anak yang benar-benar mendapat pendidikan dan juga kasih sayang. Dengan begitu kemungkinan anak mengalami gangguan mental akan berkurang jauh.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA :

1. Tiffany. 2017. 15 Gangguan Mental Pada Anak yang Wajib Diketahui. dosenpsikologi.com

2. Samiadi, Lika Aprilia. 2018. 6 Tanda Kelainan Mental Pada Anak-anak yang Tak Boleh Diabaikan. hellosehat.com

3. Jessica. 2018. Yuk, Bunda. Mulai Perhatikan Kesehatan Mental Anak Sejak Dini. educenter.id

4. Audinovic, Vizcardine. 2013. Cara menangani anak dengan gangguan mental. merdeka.com