Hallo sobat100,

Sobat100, Kesehatan merupakan salah satu faktor penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh sebab itu kita tidak boleh meremehkan kesehatan badan kita ya sobat100.  Banyak orang memiliki berbagai keluhan kesehatan akibat tidak memperdulikan kesehatan tubuhnya baik itu keluhan yang ringan hingga keluhan yang berat seperti  kanker.

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon yang mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal atau sering dikenal sebagai tumor ganas. Jumlah penderita kanker di Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat dari berbagai data kanker yang dipublikasikan baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga kanker.

Bahkan menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga kian memprihatinkan. Kanker perlu diwaspadai sejak dini pada anak-anak, leukemia dan limfoma merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang. Leukemia dan limfoma menduduki peringkat tertinggi kasus kanker pada anak karena masih lemahnya penanganan kanker pada anak. Tidak heran untuk kasus penderita kanker darah pada anak yang ditemukan, umumnya sudah memasuki stadium lanjut. Terlambatnya penanganan terhadap penderita kanker darah bisa berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Umumnya penderita kanker darah ditemukan pada anak berusia di bawah 15 tahun.

Limfoma dan Leukimia

Mungkin sobat100 pernah mengetahui penyakit limfoma dan leukimia yang sama-sama disebut dengan kanker darah. Bahkan terkadang ada beberapa gejala dari keduanya yang mirip, seperti membengkaknya kelenjar getah bening. Namun sebenarnya kedua penyakit ini sangat berbeda dan menyerang bagian tubuh yang tidak sama. Baik limfoma dan leukimia lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Berikut penjelasan lebih lanjutnya sobat100. . .

Perbedaan Limfoma dan Leukimia Berdasarkan Jenis

Limfoma dan leukimia merupakan sama-sama kanker darah, penyebab keduanya tentu saja berbeda sobat100. Leukimia terjadi saat sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel darah putih yang tidak normal. Kanker ini biasanya tumbuh dengan lambat, tapi pada beberapa kasus penyakit ini juga bisa berkembang cepat.
Jika seseorang menderita leukimia, sel darah putih mereka yang tidak normal menumpuk dan berkembang dengan cepat. Ini akhirnya membuat ruang yang sangat sedikit untuk sel-sel darah merah yang dibutuhkan tubuh untuk membawa oksigen. Jumlah sel darah merah pun lama kelamaan akan berkurang.

Ada 4 jenis utama leukimia, dikelompokan berdasarkan tingkat pertumbuhannya dan dimana kanker berasal dari tubuh. Jenis leukimia termasuk:

  1. Leukemia Mieloblastik Akut

Leukemia mieloblastik akut (LMA) adalah suatu penyakit berlangsung cepat, dengan sel mieloid mengganggu produksi sel-sel normal darah putih, sel darah merah, dan platelet. Gejala berupa kelelahan, infeksi berulang, dan mudah memar. Penanganan berupa kemoterapi, terapi obat lainnya, dan transplantasi sel induk.

  1. Leukemia mielositik kronik

Leukemia Mielositik (LMK) adalah suatu penyakit dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih)yang abnormal. gejalanya termasuk perdarahan dengan mudah, merasa letih atau lelah, penurunan berat badan, kulit pucat, dan berkeringat di malam hari. Penanganan termasuk obat yang ditargetkan, transplantasi sel induk, kemoterapi, dan terapi biologi.

  1. Leukemia limfoblastik akut

Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah kanker anak yang paling umum terjadi. Ini terjadi ketika sel sumsum tulang memiliki masalah dalam DNA-nya. Gejala dapat berupa kelenjar limfa membesar, memar, demam, nyeri tulang, perdarahan dari gusi, dan sering infeksi. Perawatan mungkin termasuk kemoterapi atau obat khusus yang ditargetkan untuk membunuh sel kanker.

  1. Leukemia limfositik kronik

Leukemia limfositik kronik  sel B (LLK) berkembang dari jenis sel darah putih yang disebut sel B. Ini berlangsung perlahan-lahan, biasanya mempengaruhi orang dewasa yang lebih tua. LLK mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun selama bertahun-tahun. Ketika terjadi, gejala mungkin termasuk pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, dan mudah memar. Penanganan awal tidak selalu diperlukan, namun dapat berupa kemoterapi. Pada skenario langka, transplantasi sel induk digunakan untuk kasus-kasus yang agresif.

Berbeda dengan limfoma yang memengaruhi dan bermula dari kelenjar getah bening serta limfosit. Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih. Ada dua jenis limfosit, sel B dan sel T.

Terdapat dua tipe utama limfoma, yakni:

  1. Limfoma hodgkin, yang melibatkan tipe limfosit sel B yang tidak normal disebut sel Red-Sternberg. Saat kanker berlangsung, kemampuan tubuh dibatasi untuk melawan infeksi.Kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan dapat membengkak. Kelelahan, demam, dan menggigil adalah beberapa gejalanya. Perawatan termasuk kemoterapi, radiasi, dan dalam kasus yang jarang terjadi, transplantasi sel induk.
  2. Limfoma non-Hodgkin, yang bisa terjadi pada sel B atau sel T. Kondisi ini terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak limfosit normal, sejenis sel darah putih. Gejala berupa pembengkakan kelenjar limfa, demam, sakit perut, atau nyeri dada. Penanganan dapat berupa kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sel induk, atau obat-obatan.

Perbedaan Limfoma dan Leukimia Berdasarkan Gejala

Walaupun sama-sama kanker darah, namun gejala keduanya juga tampak berbeda sobat100.

Gejala Limfoma

Sebagai perbandingan, gejala limfoma bervariasi tergantung pada jenisnya.

Gejala limfoma hodgkin meliputi:

  1. Adanya tonjolan di bawah kulit, biasanya di selangkangan, leher, atau ketiak
  2. Demam
  3. Kelelahan
  4. Keringat malam
  5. Batuk dan sulit bernapas
  6. Gatal parah

Gejala limfoma non-Hodgkin meliputi:

  1. Pembesaran kelenjar getah bening
  2. Perut bengkak
  3. Merasa kenyang dengan sedikit makan
  4. Demam
  5. Sesak napas
  6. Batuk
  7. Dada tertekan dan nyeri penurunan berat badan
  8. Berkeringat dan kedinginan

Gejala leukimia

  1. Mudah mengalami perdarahan dan kebiruan (memar)
  2. Perdarahan dari hidung atau gusi
  3. Pembesaran kelenjar getah bening
  4. Sesak napas
  5. Merasa lelah
  6. Demam
  7. Kehilangan selera makan
  8. Bengkak di perut
  9. Penurunan berat badan
  10. Bintik-bintik di kulit
  11. Nyeri tulang
  12. Keringat berlebih terutama di malam hari

Memiliki Faktor Risiko yang Berbeda

Limfoma

Limfoma bisa terjadi juga pada semua usia,

  • limfoma non-hodgkin bisa terjadi pada hampir semua usia, 
  • sedangkan limfoma hodgkin biasanya terjadi antara usia 15-40 tahun.

Faktor risiko limfoma hodgkin yang meliputi adalah:

  1. Riwayat keluarga
  2. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  3. Infeksi sebelumnya dengan virus Epstein-Barr (EBV)
  4. Infeksi HIV

Faktor risiko limfoma non-Hodgkin meliputi:

  1. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  2. Paparan beberapa bahan kimia
  3. Infeksi Helicobacter pylori kronis
  4. Radiasi atau kemoterapi sebelumnya
  5. Penyakit autoimun
     

Leukimia

Leukimia akut adalah jenis kanker yang paling umum terjadi pada anak-anak, sedangkan leukimia kronis yang sering terjadi pada orang dewasa. Siapapun memiliki peluang mengembangkan kondisi leukimia, beberapa faktor risiko nya meliputi:

  1. Kelainan genetik
  2. Riwayat keluarga
  3. Paparan jenis bahan kimia tertentu
  4. Radiasi atau kemoterapi sebelumnya
  5. Merokok

Cara Diagnosis yang Berbeda

Leukimia dan limfoma didiagnosis dengan cara berbeda, tetapi keduanya tetap memerlukan pencatatan riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Untuk mendiagnosis leukimia, dokter akan melakukan tes darah untuk mencari jumlah darah yang tidak normal. Selain itu, dokter juga akan melakukan biopsi (pengambilan jaringan tubuh) sumsum tulang. Pada beberapa kasus, dokter juga bisa meminta untuk melakukan tes kromosom atau melakukan rontgen atau CT scan. Sedangkan untuk mendiagnosis limfoma, dokter akan melakukan biopsi pada pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher, ketiak atau selangkangan. Jika dari hasil biopsi tersebut dicurigai menderita limfoma, maka dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti biopsi sumsum tulang atau CT scan untuk mengetahui stadium kanker.

Cara Mencegah Kanker Sejak Awal

Untuk memiliki tubuh yang sehat dan bebas kanker, pola hidup sehat dan seimbang adalah 2 hal wajib yang harus tetap dijaga dengan baik. Pola hidup yang sehat dan teratur dapat membantu sistem pertahanan tubuh menjadi lebih kuat, sehingga risiko terhadap kanker bisa ditekan dengan baik.

Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari kanker, lakukan beberapa langkah berikut ini dengan baik:

  1. Konsumsi Makanan Sehat

 Asupan gizi yang sehat dan seimbang akan membantu tubuh tetap prima dan mengurangi risiko kanker. Hal ini bisa dilakukan dengan mengkonsumsi sayuran, buah-buahan dan juga sumber vitamin lainnya yang baik bagi kesehatan tubuh. Kandungan serat yang tinggi dan sehat pada makanan akan sangat berguna untuk membantu proses pencernaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Selain itu, tubuh akan mendapatkan gizi yang cukup dan bisa menangkal radikal bebas yang menjadi pemicu kanker.

  1. Hindari Rokok dan Alkohol

Merokok menjadi salah satu pemicu kanker yang paling besar, terutama kanker paru. Bukan hanya bagi yang aktif sebagai perokok saja, hal ini juga bisa memberikan risiko yang besar bagi para perokok pasif yang tinggal dan berada di sekitar perokok aktif. Hindari risiko kanker yang timbul akibat rokok, baik itu sebagai perokok aktif maupun pasif, agar tubuh tetap sehat dan bebas kanker. Selain rokok, berbagai minuman beralkohol juga sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini bisa merusak berbagai organ tubuh dan memicu timbulnya kanker di dalam tubuh. risiko kanker ini bahkan akan sangat besar, jika perokok sekaligus mengkonsumsi alkohol juga. Kondisi kesehatan tubuh akan memburuk, termasuk munculnya berbagai macam komplikasi, seperti: risiko penyakit jantung, kanker, stroke, atau bahkan kematian.

  1. Menjaga Berat Badan Tetap Seimbang

Orang yang memiliki berat badan berlebih akan berisiko lebih besar untuk terkena berbagai macam penyakit, termasuk kanker. Timbunan lemak yang berlebih pada tubuh bahkan bisa memicu beberapa jenis kanker sekaligus, seperti: kanker payudara, kanker pankreas, kanker ginjal, kanker esofogus, dan bahkan kanker prostat.

  1. Pola Tidur yang Baik dan Istirahat yang Seimbang

Waktu tidur juga menjadi hal penting lainnya yang tak bisa diabaikan. Tubuh dan otak membutuhkan istirahat (tidur) yang cukup, minimal 7 jam dalam semalam. Pastikan untuk selalu memenuhi jam tidur ini dengan teratur dan berkualitas, sehingga tubuh memiliki waktu yang cukup untuk istirahat dan kembali bugar keesokan harinya. Pola tidur dan istirahat yang seimbang ini, akan sangat membantu kita untuk hidup lebih sehat dan mencegah risiko kanker.

  1. Olahraga Teratur

Melakukan olahraga secara teratur adalah langkah yang tepat, sebab hal ini bisa menjaga metabolisme tubuh berjalan dengan baik dan mencegah terjadinya penimbunan lemak di dalam tubuh. Bukan hanya itu saja, olahraga juga akan menambah kualitas kesehatan secara maksimal, termasuk menghindarkan kita dari beragam risiko penyakit seperti kanker dan lainnya.

Sobat 100, kanker menjadi penyakit yang paling banyak ditakuti, sebab menjadi penyebab kematian yang paling tinggi. Untuk menghindari risiko penyakit ini, mulailah menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Berbagai kebiasaan hidup sehat yang sobat100 jalankan dengan disiplin, akan sangat membantu sobat100 mencegah penyakit kanker dan juga berbagai penyakit lainnya sejak dini.

 

DAFTAR PUSTAKA:

Upahita, Damar. 2017. Sama-Sama Kanker Darah, Apa Bedanya Limfoma dan Leukimia. hellosehat.com
Putri, Arena. 2017. Pentingnya Kesehatan Bagi Tubuh kita. id.linkedin.com
Anggraeni, Caroline Dewi Ratna. 2017. Jumlah penderita kanker di Indonesia. artikel.allianz.co.id
Hadijah, Siti. 2018. Cara Jaga Kesehatan Agar Terhindar dari Kanker. cermati.com