Hallo Sobat100,
Tanggal 20 Oktober 2018 diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia.
Tahukah sobat100 jika kepadatan tulang memuncak ketika seseorang berusia akhir 20-an? Apakah osteoporosis bisa mulai dari masa anak-anak? Apa benar wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibandingkan pria? Pasti semua pertanyaan itu ada di pikiran semua sobat100. Oleh karena itu kami akan memberikan jawabannya pada artikel tim100 hari ini, sebagai memperingati Hari Osteoporosis Sedunia yang jatuh pada tanggal 20 Oktober 2018.
Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang secara keseluruhan. Hal ini terjadi akibat ketidakmampuan tubuh mengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai rusaknya bagian dalam tulang. Tulang pun menjadi keropos dan rentan mengalami patah tulang.
Dibutuhkan waktu yang cukup lama sampai tulang menjadi keropos. Umumnya, osteoporosis baru diketahui setelah pasien mengalami jatuh atau berada dalam situasi yang membuat tulangnya retak.
Cedera yang umum terjadi pada penderita osteoporosis adalah:
Retak tulang pergelangan tangan
Retak tulang pinggul
Retak tulang belakang
Namun, keretakan dapat terjadi pada tulang lainnya seperti lengan dan panggul. Terkadang batuk atau bersin ringan pun bisa menyebabkan retak tulang rusuk atau retak pada bagian tulang belakang. Osteoporosis sendiri tidak menimbulkan rasa nyeri kecuali jika kondisi tersebut telah mengakibatkan tulang menjadi retak.
Kepadatan tulang memuncak ketika seseorang berusia akhir 20-an. Setelah usia sekitar 35 tahun, tulang mulai menjadi lebih lemah. Seiring bertambahnya usia, tulang akan rusak lebih cepat daripada yang terbentuk. Jika ini terjadi secara berlebihan, dampaknya adalah muncul penyakit osteoporosis.
Perkembangan Penyakit Osteoporosis di ASIA
Osteoporosis di masa-masa mendatang akan menjadi salah satu penyakit serius di kalangan penduduk Asia. Pada tahun 2050, diperkirakan 50% dari kasus osteoporosis di dunia akan terjadi di Asia yang menjadi beban ekonomi dan sosial cukup tinggi bagi masyarakat dan pemerintah.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 14 negara di Asia terlihat bahwa kejadian patah tulang pinggul meningkat dua hingga tiga kali lipat dalam 30 tahun ini. Peningkatan itu terutama terjadi karena asupan vitamin D dan kalsium yang masih rendah dikonsumsi tiap orang di masing-masing negara.
Ancaman besar osteoporosis secara umum semakin tinggi di Asia, penyakit itu belum diakui dan diperlakukan sebagai penyakit yang mengakibatkan beban ekonomi sosial yang terus meningkat. Dengan peningkatan penduduk usia lanjut yang besar di Asia, sebanyak 50% kasus patah tulang yang mengakibatkan kecacatan hingga kematian akan terjadi di Asia pada tahun 2050.
Bukti-bukti peningkatan osteoporosis itu, misalnya terlihat di Hongkong. Dalam empat dekade terakhir, penderita patah tulang pinggul naik hingga 300%. Di Singapura peningkatan terjadi hingga 500%. Di Jepang, jumlah penderita patah tulang di kalangan penduduk berusia 75 tahun meningkat secara drastis dalam 12 tahun ini. Di daratan China, sebanyak 70 juta penduduk berusia 50 tahun ke atas menderita osteoporosis, yang berarti ada 687 ribu penderita setiap tahun.
Indonesia yang memiliki sekitar 237 juta penduduk akan memiliki 71 juta penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun 2050. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan mesin DXA, diperkirahkan sekitar sebanyak 28,8% laki-laki dan 32,3% sudah osteoporosis. Dari laporan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia, sebanyak 41,8 persen laki-laki dan 90 persen perempuan sudah memiliki gejala osteoporosis, sedangkan 28,8 persen laki-laki dan 32,3 persen perempuan sudah menderita osteoporosis.
Penyebab Osteoporosis
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko berkembangnya osteoporosis dan keretakan tulang:
1. Penurunan kepadatan tulang yang disebabkan karena usia dan faktor, seperti menopause
2. Genetik ( Keturunan)
3. Makan makanan rendah kalsium
4. Kurang olahraga
5. Merokok
Apakah osteoporosis bisa mulai dari masa anak-anak?
Di masa kecil dan masa remaja, tubuh terus-menerus merusak tulang lama dan membangun kembali tulang baru, ini dilakukan melalui proses yang disebut "renovas". Selama ini, tubuh lebih sering membangun tulang daripada menghilangkan, dan ketika tulang tumbuh, kekuatan tulang akan semakin kokoh. Bagi kebanyakan wanita, jumlah total kepadatan tulang puncak adalah antara usia 25–30 tahun. Mungkin untuk beberapa wanita mencapai puncak lebih cepat tergantung pada faktor-faktor risiko untuk penyakit osteoporosis. Ketika jumlah total puncak tulang di beberapa titik, biasanya sekitar usia 35 tahun, wanita mulai kehilangan kepadatan isi tulang.
Kepadatan tulang yang hilang setiap tahun akan meningkat seiring kehlangan tulang secara dramatis dalam 5-10 tahun setelah menopause. Kemudian, selama beberapa tahun, kerusakan tulang terjadi pada kecepatan yang jauh lebih besar daripada pembangunan tulang baru. Ini adalah proses yang akhirnya menyebabkan osteoporosis. Selama ini, meskipun tulang kamu mungkin masih cukup kuat untuk mencegah patah tulang yang tidak biasa dan Anda tidak memiliki tanda-tanda penyakit osteoporosis, kehilangan tulang dapat menjadi terdeteksi dengan tes kepadatan tulang.
Kenapa Perempuan Menopause Berisiko Osteoporosis?
Hormon estrogen penting untuk menjaga kepadatan tulang pada wanita. Ketika tingkat estrogen turun setelah menopause, maka kepadatan tulang akan menurun dengan cepat. Hal ini dapat terjadi karena menopause alami maupun menopause karena pembedahan awal jika Anda mengalami operasi pengangkatan ovarium.
Selama lima sampai 10 tahun pertama setelah menopause, wanita bisa kehilangan sekitar 2,5% dari kepadatan tulang setiap tahun. Itu berarti mereka bisa kehilangan sebanyak 25% dari kepadatan tulang mereka selama itu.
Pengeroposan tulang setelah menopause merupakan penyebab utama osteoporosis pada wanita. Bagi wanita, memiliki tulang sekuat mungkin sebelum memasuki masa menopause adalah perlindungan terbaik terhadap penyakit osteoporosis dan untuk mencegah patah tulang.[1]
Tanda Gejala Osteoporosis
1. Tulang rapuh
2. Tinggi berkurang
Walaupun banyak orang cenderung semakin pendek ketika usianya bertambah, namun kehilangan massa di tulang belakang akibat osteoporosis dapat menyebabkan berkurangnya tinggi secara signifikan.
3. Postur yang jelek
Postur yang jelek merupakan tanda terbesar dari osteoporosis. Postur ini bisa saja merupakan vetebra yang sangat dipengaruhi oleh hilangnya massa tulang dan dapat berpotensi menyebabkan cacat jika tidak berhenti melakukannya.
4. Kuku rapuh
Meskipun bukan merupakan indikator yang signifikan dari osteoporosis, namun kuku rapuh juga dapat dikaitkan dengan tulang yang keropos.
5. Malas
Olahraga rutin dapat memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan seluruh tubuh dan pikiran, termasuk tulang Anda. Di sisi lain, mereka yang menjalani gaya hidup bermalas-malasan dan tidak berolahraga rutin, memiliki risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis karena memiliki tulang yang lebih lemah.
6. Nyeri pada otot dan sendi
Hal ini bisa menjadi gejala dalam berbagai hal, salah satunya osteoporosis. Jika Anda merasakan nyeri di otot dan sendi, disarankan untuk mencatat kapan nyeri tersebut muncul. Jika hal ini menjadi masalah dan mengganggu aktivitas, Anda harus menghubungi dokter untuk mendapatkan evaluasi kepadatan tulang.
7. Sakit punggung
Tulang yang lemah akibat osteoporosis, dapat menyebabkan tulang belakang patah atau retak, sehingga membuat nyeri punggung. Jika Anda merasakan sakit punggung yang tidak jelas akibatnya, segera temui dokter Anda agar tulang diperiksa.[2]
Faktor Risiko Osteoporosis
Faktor risiko osteoporosis dibagi menjadi dua, yaitu yang bisa diubah dan yang tidak. Berikut penjelasannya:
Faktor risiko yang tidak bisa diubah:
1. Jenis kelamin. Wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibandingkan pria.
2. Usia. Semakin tua, risiko osteoporosis akan semakin meningkat.
3. Keturunan (riwayat keluarga). Jika terdapat anggota keluarga dengan osteoporosis, Anda pun berisiko mengalami hal yang sama.
4. Postur tubuh. Wanita atau pria yang memiliki postur tubuh yang cenderung kurus atau kecil berisiko mengalami osteoporosis.
Faktor risiko yang bisa diubah:
1. Level Hormon dalam Tubuh. Osteoporosis lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki kadar hormon terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon yang dimaksud adalah:
• Hormon Seks. Level estrogen yang menurun pada wanita yang telah menopause menjadi salah satu faktor risiko terjadinya osteoporosis. Ini juga terjadi pada wanita yang sedang menjalani pengobatan kanker payudara. Sedangkan pada pria, penurunan level hormon testosteron seiring dengan usia, ataupun pria yang sedang dalam pengobatan kanker prostat berhubungan dengan risiko osteoporosis yang meningkat.
• Hormon Tiroid. Tingginya level hormon tiroid dapat menyebabkan hilangnya massa tulang.
• Kelenjar lainnya. Osteoporosis juga berkaitan dengan hiperaktivitas paratiroid dan kelenjar adrenal.
2. Faktor makanan
• Rendahnya asupan kalsium. Kalsium memegang peranan penting dalam proses pembentukan tulang, sehingga kekurangan zat ini menyebabkan tulang menadi rapuh.
• Diet Ketat. Baik pria maupun wanita yang menjalani diet ketat atau mereka yang berat badannya di bawah normal berhubungan erat dengan meningkatnya risiko osteoporosis.
• Operasi gastrointestinal. Operasi yang mengurangi panjang usus di dalam perut atau membuang sebagian usus akan menghambat penyerapan kalsium. Ini turut berkontribusi pada terjadinya osteoporosis.
3. Kondisi Medis
• Obat-obatan rutin. Penggunaan jangka panjang obat-obatan kortikosteroid –seperti predsnisone dan cortisone– akan menghambat pembentukan tulang baru. Osteoporosis juga berkaitan dengan obat-obatan untuk kejang, refluks lambung, serta kanker.
• Gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan yang turut memengaruhi antara lain Irritable Bowel Disease, penyakit ginjal atau liver, kanker, lupus, multiple myeloma, rheumatoid arthritis.
4. Gaya Hidup
• Kurang beraktivitas (sedentary lifestyle)
• Konsumsi alkohol
• Konsumsi rokok
Diagnosis Osteoporosis
Penyakit osteoporosis kerap baru terdiagnosis setelah terjadi keretakan tulang. Pemeriksaan dengan rontgen atau sinar-X berguna untuk mengidentifikasi keretakan tulang, tapi bukanlah metode yang tepat untuk mengukur kepadatan tulang. Jika Anda berisiko tinggi terkena osteoporosis, Anda disarankan untuk memeriksa kepadatan tulang dengan pemindaian DEXA (absorpsiometri sinar X dengan energi ganda).
Pemindaian DEXA: Mengukur Kepadatan Tulang
DEXA mengukur kepadatan mineral tulang (bone mineral density/BMD). Hasil DEXA Anda akan dibandingkan dengan hasil kepadatan tulang orang yang umumnya sehat, sesuai dengan usia dan jenis kelamin yang sama dengan Anda. Prosedur ini berdurasi sekitar 15 menit dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Hasil pemindaian DEXA dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
• Di atas Standar Deviasi (SD) (-1) berarti normal
Antara SD (-1) dan (-2,5) diklasifikasikan sebagai osteopenia. Osteopenia adalah kondisi saat kepadatan tulang lebih rendah dari rata-rata, tapi belum serendah tulang osteoporosis
• Di bawah SD (-2,5) dikategorikan sebagai osteoporosis.
Pemindaian DEXA dapat mendiagnosis osteoporosis, tapi hasil BMD bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan risiko keretakan tulang Anda. Dokter juga akan memperhitungkan usia, jenis kelamin, dan berbagai cedera yang Anda alami sebelumnya untuk menentukan apakah Anda membutuhkan perawatan untuk osteoporosis.
International Osteoporosis Foundation (IOF) mendeteksi bahwa akses terhadap fasilitas pindai DEXA scan menjadi persoalan utama di Indonesia. Setengah dari jumlah total mesin DEXA yang ada hanya berada di Jakarta. Harga pemeriksaan tes DEXA yang berkisar Rp 700.000 juga relatif sulit terjangkau oleh kebanyakan orang Indonesia. Hal ini juga membuat angka pasti jumlah penderita osteoporosis di Indonesia sulit diketahui. Pemeriksaan yang lebih umum dilakukan adalah dengan ultrasound, tapi standarisasinya masih dipertanyakan.
FRAX: Memprediksi Keretakan Tulang
FRAX adalah program yang dapat memprediksi risiko keretakan tulang. Alat kalkulasi ini diperuntukkan bagi pasien berusia antara 40-90 tahun. FRAX dapat menghitung risiko keretakan tulang Anda untuk 10 tahun ke depan. World Health Organization (WHO) telah mengembangkan alat tersebut berdasarkan kriteria tiap negara termasuk Indonesia.
Pencegahan Osteoporosis
1. Banyak Mengkonsumsi Kalsium
Salah satu cara yang bisa mencegah terjadinya osteoporosis adalah banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium. Dalam sehari, wanita sebaiknya mengkonsumsi susu untuk tulang atau susu tinggi kalsium. Susu biasa tidak akan bisa menjaga kepadatan tulang, terutama wanita dengan usia paruh baya ( 40 tahun ke atas ). Tidak hanya wanita saja, pria pun diwajibkan untuk mengkonsumsi susu tinggi kalsium terutama pria yang memiliki pekerjaan angkat beban berat seperti kuli panggul, kuli bangunan dan masih banyak lagi lainnya. Asupan buah yang mengandung kalsium juga bisa dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan kalsium.
2. Vitamin D
Vitamin D adalah salah satu vitamin yang diperlukan tubuh untuk kepadatan dan kekokohan tulang. Tidak hanya itu saja, mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D dalam jumlah cukup dapat membantu kinerja tulang dalam menyerap kalsium di dalam tubuh. Banyak orang yang sudah mengkonsumsi susu tinggi kalsium setiap hari, namun kalsium tersebut tidak bisa terserap maksimal karena tidak diimbangi dengan konsumsi vitamin D cukup setiap harinya.
3. Olahraga
Penderita osteoporosis yang telah mengalami pengeroposan tulang dan pengapuran tulang sangat dilarang untuk melakukan olahraga yang berat. Hal itu bisa menyebabkan kondisi tulang akan semakin buruk. Anggapan penderita osteoporosis banyak yang salah dikarenakan mereka mengira olahraga yang baik untuk penderita osteoporosis adalah olahraga angkat beban berat sehingga tulang akan terlatih dengan kinerja yang berat. Bisa kita bayangkan, bagaimana payahnya tulang yang sudah keropos harus disuruh olahraga yang berat, bisa-bisa mengalami patah tulang mendadak.
Olahraga yang disarankan bagi penderita osteoporosis adalah jalan sehat dan jogging. Kedua olahraga tersebut baik bagi penderita osteoporosis dan cara untuk mencegah osteoporosis. Dengan melakukan olahraga tersebut secara rutin, tulang akan menjadi padat dan kuat sehingga terhindar dari bungkuk.[3]
4. Makanan Sehat
Ada berbagai macam makanan sehat yang bisa digunakan untuk membuat kepadatan tulang terjaga. Makanan tersebut adalah sebagai berikut ini :
• Ikan – Ikan merupakan makanan yang mengandung protein dan bermanfaat untuk membangun sel-sel tulang yang rusak. Ikan dengan duri lunak seperti bandeng presto sangat baik untuk menjaga kepadatan tulang. Bandeng presto duri lunak baik jika dikonsumsi bersama dengan durinya yang telah lunak.
• Daging unggas – Daging unggas juga kaya akan protein. Konsumsilah daging unggas tanpa kulit yang bisa menjaga kepadatan tulang.
• Telur – Telur juga kaya akan protein. Telur bisa menjaga kepadatan dan kekuatan tulang.
• Kacang-kacangan – Kacang adalah sumber protein nabati yang penting untuk menjaga kesehatan dan kepadatan tulang di dalam tubuh. Kacang-kacangan juga kaya akan kalsium, mangan, magnesium dan juga fosfor. Kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang almond, kacang pistachio dan kacang kedelai sangat bermanfaat untuk menjaga kepadatan tulang. Berbagai macam olahan kedelai seperti tahu dan tempe juga bagus untuk tulang.
• Sayur – Sayur yang bermanfaat untuk mencegah pengeroposan tulang adalah brokoli.
• Buah-buahan – Buah dari arab bernama kurma sangat bermanfaat untuk menjaga kepadatan dan kesehatan tulang. Hal itu dikarenakan di dalam kurma ditemukan kandungan kalsium dan makanan yang mengandung magnesium yang tinggi. Kandungan itu bermanfaat untuk kesehatan dan lepadatan tulang.
• Ragi – Kita sering menganggap remeh ragi. Namun siapa sangka jika ragi memiliki kandungan kalsium yang tinggi. Setidaknya dalam 100 gram ragi kering ditemukan sebanyak 350 miligram kalsium.
• Makanan omega 3 – Omega 3 juga bermanfaat untuk memberikan nutrisi pada tulang sehingga kepadatan dan kekuatannya bisa terjaga. Makanan yang kaya akan omega-3 adalah biji labu, biji rami dan juga minyak ikan.[4]
5. Pola Hidup Sehat
Gaya hidup sehat dengan menjauhi rokok dan menjauhi konsumsi alkohol.
6. Hindari Makanan Berlemak
Makanan yang mengandung banyak lemak patut dihindari agar osteoporosis bisa dicegah. Alasannya adalah lemak bisa membuat penyerapan kalsium menjadi terhambat dikarenakan lemak sifatnya akan mengikat kalsium. Sehingga seberapa banyak kalsium dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh, namun jika mengkonsumsi makanan berlemak juga tidak berguna.
7. Hindari Diet Esktrem
Siapa yang tidak mau tubuh yang langsing dan ideal, tentu semua orang mau memiliki tubuh seperti itu. Sayangnya banyak cara salah yang dilakukan wanita untuk menggapai apa yang diimpikannya. Salah satu cara salah yang sering dilakukan wanita adalah melakukan diet sktrem. Diet esktrem bisa membuat peluang wanita terkena osteoporosis semakin besar. Alasannya adalah sebagai berikut ini :
• Saat diet ekstrem, kebutuhan nutrisi yang masuk di dalam tubuh sedikit.
• Nutrisi tersebut diperlukan untuk kepadatan dan kekuatan tulang.
• Jika nutrisi tidak terpenuhi setiap harinya tulang akan rentan terkena pengeroposan dan juga pengapuran tulang.
8. Konsumsi Suplemen Kalsium
Mungkin ada wanita yang alergi terhadap susu. Wanita yang mengalami alergi terhadap susu tentu tidak bisa memenuhi asupan kalsium di dalam tubuhnya hal itu dikarenakan saat mengkonsumsi susu tubuhnya akan menolak dan bereaksi. Cara mencegah osteoporosis ada baiknya pada wanita yang telah menopause mengkonsumsi suplemen kalsium untuk menjaga kepadatan dan kekuatan tulangnya.
9. Sinar Matahari
Sinar matahari di pagi hari sampai dengan pukul delapan pagi banyak mengandung vitamin D. Oleh sebab itulah, wanita diharapkan untuk bisa menyerap vitamin D yang diberikan oleh sinar matahri tersebut. Caranya adalah setiap pagi sampai dengan jam 8 melakukan olahraga jogging atau hanya sekedar jalan santai menikmati udara dan sinar di pagi hari.
10. Vitamin C
Buah yang memiliki rasa asam merupakan buah yang mengandung vitamin C . Selain menguatkan sistem imun, vitamin C juga bisa digunakan untuk menguatkan tulang. Buah yang kaya akan vitamin C adalah sebagai berikut ini :
• Jambu biji
• Stroberi
• Nanas
• Pisang dan apel. Meski kandungan vitamin C nya sedikit namun pisang dan apel bermanfaat untuk menjaga kepadatan tulang.
11. Hindari Minum Soft Drink
Soft drink banyak kandungan soda dan kimia di dalamnya. Soft drink tidak boleh dikonsumsi, jika ingin mengkonsumsinya pun sebaiknya hanya dalam jumlah sedikit. Bahaya minuman bersoda bisa membuat lapisan gigi menjadi rusak, begitu pula dengan lapisan tulang dan kalsium yang ada di dalam tulang. Bisa terkikis sedikit demi sedikit saat meminum soft drink atau soda.
12. Vitamin K
Vitamin K (K dari "Koagulations-Vitamin" dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Denmark)[5] merujuk pada sekelompok vitamin lipofilik dan hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi pascatranslasi dari berbagai macam protein, seperti dalam proses pembekuan darah. Secara kimia vitamin ini adalah turunan 2-metil-1,4-naftokuinona. Vitamin K bersifat tahan panas, tetapi akan segera rusak apabila terpapar senyawa asam, basa, dan cahaya matahari.[6]
Pada manusia, vitamin K didapat dari nutrisi asupan makanan dan mikroflora pada saluran pencernaan. Di dalam hati, vitamin K dibutuhkan untuk mengaktivasi protrombin dengan reaksi karboksilasi gugus Glu pada residu protein prekursornya. Asam glutamat yang mengalami reaksi karboksilasi akan berubah menjadi asam karboksiglutamat gamma.[6]
Vitamin K2 (menakuinona, menatetrenona) secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan manusia, dan defisiensi gizi akibat diet yang sangat jarang terjadi kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak dapat menyerap molekul. Vitamin ini ditemukan dalam sayuran hijau, seperti bayam, katuk, kol, selada, dan brokoli.[6]
13. Teh Hijau
Selain untuk kecantikan dan juga diet, teh hijau memiliki manfaat untuk mencegah osteoporosis. Hal itu dikarenakan kandungan di dalam teh hijau bisa membuat tulang menjadi padat terutama tulang yang ada di bagian pinggul. Penelitian yang dilakukan di Amerika menemukan fakta bahwa perempuan yang setiap paginya mengkonsumsi teh hijau secara rutin memiliki tulang panggul atau pinggul yang kuat dibandingkan dengan perempuan yang tidak rutin mengkonsumsi teh hijau.
Namun ketahui juga bahaya minum teh jika terlalu berlebihan, sehingga konsumsilah secara tepat.
14. Berat Badan Ideal
Berat badan yang ideal adalah salah satu cara untuk bisa membuat terhindar dari osteoporosis. Hal itu dikarenakan orang yang memiliki berat badan kurang bisa mengalami berbagai macam penyakit, yang paling fatal adalah anoreksia. Sedangkan orang dengan obesitas bisa mengalami osteoporosis dikarenakan tulang tidak mampu menahan tumpukan lemak berlebihan di dalam tubuh. Semakin lama menanggung beban lemak dan beban tubuh, kepadatan tulang dan kekuatan tulang bisa hilang sedikit demi sedikit.
15. Waspadai Nyeri Tulang
Salah satu hal yang dirasakan oleh penderita osteoporosis adalah nyeri tulang. Jangan abaikan keluhan nyeri tulang yang anda rasakan. Terutama nyeri tulang di bagian tengkuk, punggung, tangan dan di berbagai sendi kaki. Nyeri itu bisa jadi adalah salah satu indikasi atau gejala dari penyakit osteoporosis yang sering terjadi. Segera cek kondisi tulang saat merasakan nyeri yang tidak kunjung hilang selama satu minggu.
16. Mengecek Kepadatan Tulang
Salah satu cara mencegah osteoporosis yang efektif adalah dengan rutin memeriksakan kondisi tulang anda. Banyak orang yang mendapati dirinya terkena osteoporosis dengan cara ini. Cara ini juga satu-satunya cara yang bisa digunakan untuk mengetahui penyakit osteoporosis di dalam tubuh seseorang. Mengecek kondisi tulang bisa dilakukan di dokter tulang.
Sekarang sobat100, sudah mengetahui apa saja faktor risiko osteoporosis, bukan? Jadi, ubahlah faktor risiko yang bisa diubah agar osteoporosis tidak begitu saja terjadi pada diri semua sobat100!
DAFTAR PUSTAKA :
1. Pratiwi, Rizki. 2018. Kenapa Perempuan Menopause Berisiko Osteoporosis?. hellosehat.com
2. Fitradayanti, Tassa Marita. 2017. Tanda Gejala Osteoporosis. health-liputan6.com
3. Wisnubrata. 2017. Olahraga untuk Mencegah Osteoporosis. lifestyle.kompas.com
4. Adnamazida, Rizqi . 2012. Makanan pelawan osteoporosis. merdeka.com
5. Dam, Henrik (1935), "The Antihaemorrhagic Vitamin Of The Chick". Biochemical Journal, XXIX (82): 1273–1285
6. Wilson AC, Fasco MJ. 1986. Vitamin-K-dependent proteins in microsomes of primary lewis lung tumors. Int J Cancer 8(6):877-82
Komentar berhasil disembunyikan.