Halo Sobat100, It's Science Time. Jumpa lagi dengan tim100. Dalam rangka memperingati Hari Sarjana Nasional pada tanggal 29 September, mari kita pahami agak mendalam mengenai sains dan teknologi. Bagaimanakah perkembangan sains dan teknologi serta peranannya dalam kehidupan kita?

Bicara sains sebenarnya sangat luas sekali ruang lingkupnya. Sains diambil dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti "pengetahuan". Sains dapat diartikan sebagai seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.[1]

Ruang lingkup Sains meliputi :

  1. Formal berkaitan dengan Logika, Matematika, Logika Matematika, Statistika Matematika, dan Komputasi Teoritis
  2. Fisik berupa Fisika, Kimia, Ilmu Bumi dan Ilmu Langit
  3. Biologi dengan cakupan yang sangat luas (antara lain Anatomi, Astrobiologi, Biokimia, Biogeografi, Teknik Biologi, Biofisik, Neurosains, Bioteknologi, Botani, Konservasi Biologi, Ekologi, Etnobiologi, Etologi, Genetika, Biologi Kelautan, Mikrobiologi, Biologi Molekuler, Paleontologi, Parasitologi, Fisiologi, Radiobiologi, Sosiobiologi, Toksikologi dan Zoologi)
  4. Sosial berupa Antropologi, Arkeologi, Kriminologi, Demografi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Hubungan Internasional, Yurisprudensi, Psikologi, Pendidikan dan Sosiologi
  5. Terapan berupa Teknik dan Kesehatan
  6. Interdisiplin berupa Fisika terapan, Artificial Intelligence (AI), Bioetik, Bioinformatika, Teknik Biomedik, Biostatistik, Bahasa Komputasi, Kajian Kultural, Sibernetik, Ilmu Lingkungan, Ilmu Sosial Lingkungan, Kajian Etnik, Psikologi Evolusioner, Forensik, Forestri (Kehutanan), Ilmu Kepustakaan, Biologi Teoritis, Fisika Matematik, Ilmu Militer, Ilmu Jaringan (Network), Teknik Syaraf, Pemodelan Sains, Semiotik, Statistik, dan Ilmu Web
  7. Filosofi berupa Dasar Riset, Sains Kemasyarakatan, Frinjisains, Protosains, Pseudosains, Kebijakan, Metode dan Teknosains

Mungkin di lain kesempatan akan kita bahas satu per satu ruang lingkup sains di atas.

File:The Scientific Universe.png
Pemetaan Skala Alam Semesta dalam Cabang Keilmuan dengan Formal Sains sebagai pondasi.[2]

A. Perkembangan Sains

1. Zaman Kuno (Perkembangan Awal, Sebelum Masehi hingga 600 M)

Jauh sebelum penemuan konsep "alam" oleh para filsuf sebelum masa Socrates, kata yang sama digunakan untuk menjelaskan "cara" alami yang mana tumbuhan bertumbuh dan "cara" dalam contoh suatu suku yang menyembah Tuhan. Untuk alasan ini, orang-orang ini disebut para filsuf pertama dan dianggap sebagai yang pertama membedakan alam dan konvensi.[3]

Kapitolinischer Pythagoras adjusted.jpg
Pahatan wajah Pythagoras (lahir sekitar tahun 570 SM dan wafat sekitar tahun 495 SM) dari Samos di Museum Capitoline, Roma.

Pada masa Yunani kuno telah ada para matematikawan terkenal seperti Pythagoras, Plato, Euclid dan Archimedes. Diyakini bahwa Pythagoras merupakan orang pertama yang menyebut diri sebagai filsuf. Teorema Pythagoras adalah karyanya yang sangat terkenal dan masih kita pelajari di bangku sekolah hingga kini. Gagasan Pythagoras menunjukkan pengaruh yang nyata pada Plato, dan melalui dia, berpengaruh pula terhadap semua filsafat Barat.

Sains dibedakan sebagai pengetahuan tentang alam dan hal-hal yang benar untuk setiap komunitas, dan nama pengejaran khusus pengetahuan semacam itu adalah filsafat. Sebagian besar mereka adalah spekulator (teoris) dan beberapa di antaranya yang lain tertarik di bidang astronomi. Sebaliknya, mencoba menggunakan pengetahuan alam untuk meniru alam (artifice atau teknologi, dalam bahasa Yunani adalah techn) kemudian dilihat oleh ilmuwan klasik sebagai minat yang lebih tepat untuk perajin kelas bawah.

A bust of Socrates
Patung Socrates di Louvre (Lahir pada tahun 470/469 SM dan meninggal di 399 SM)

Titik balik utama dalam sejarah ilmu filsafat awal adalah usaha kontroversial namun sukses dilakukan oleh Socrates. Socrates menerapkan filsafat pada studi tentang hal-hal manusia, termasuk sifat manusia, sifat komunitas politik, dan pengetahuan manusia itu sendiri.

Platon.jpg
Plato (lahir pada tahun 428/427 atau 424/423 SM wafat sekitar tahun 348/347 SM di Athena, Yunani) dalam alusi ke Dunia gagasan. Wajah dibuat dalam rupa

Bersama gurunya, Socrates, dan muridnya yang paling terkenal, Aristoteles, Plato meletakkan dasar filosofi dan sains Barat. Plato merupakan pendiri Akademia di Athena yang merupakan institusi pendidikan tinggi pertama di dunia barat.

Aristotle Altemps Inv8575.jpg
Salinan Romawi dalam marmer patung perunggu Yunani dari Aristoteles (lahir 384 SM wafat 322 SM) oleh Lysippus, pada 330 SM

Aristoteles kemudian menciptakan sebuah program sistematis yang tidak bertentangan dengan filsafat Socrates yang bersifat teleologis dan berpusat pada manusia. Dia menolak banyak kesimpulan ilmuwan sebelumnya. Misalnya, menurut pemahamannya, matahari mengelilingi bumi, dan banyak benda memilikinya sebagai bagian dari sifat mereka bahwa itu untuk manusia.

Setiap hal memiliki penyebab formal dan penyebab akhir dan peran dalam tatanan kosmis yang rasional. Gerak dan perubahan digambarkan sebagai aktualisasi potensi yang sudah ada dalam benda, sesuai dengan jenis benda apa adanya. Sementara Socrates menegaskan bahwa filsafat harus digunakan untuk mempertimbangkan pertanyaan praktis tentang cara terbaik untuk hidup bagi manusia (sebuah studi yang Aristoteles terbagi dalam etika dan filsafat politik), mereka tidak memperdebatkan jenis sains terapan lainnya.

Euklid-von-Alexandria 1.jpg
Euclid dari Alexandria lahir pada pertengahan abad ke-4 SM dan wafat pada pertengahan abad ke-3 SM

Euclid sering disebut sebagai "Bapak Geometri". Element adalah salah satu karyanya yang menjadi sangat berpengaruh di sejarah matematika bahkan berfungsi sebagai buku teks utama untuk pengajaran matematika (terutama geometri) hingga awal abad 20. Dalam Element, Euclid berdeduksi sebuah prinsip yang kita kenal sekarang sebgai geometri Euclidean dari sekumpulan kecil aksioma.

Aristarchos von Samos (Denkmal).jpeg
Patung Aristarchus (lahir sekitar tahun 310 SM dan wafat tahun 230 SM) dari Samos di Universitas Aristoteles, Thessaloniki

Berbicara alam semesta, pada zaman Yunani kuno ada seorang astronomer bernama Aristarchus. Aristarchus adalah orang pertama memodelkan matahari sebagai pusat tata surya (kita kenal dengan istilah heliosentris). Dia juga mendeduksikan rotasi bumi pada sumbunya. Namun kemudian, gagasan astronominya disanggah karena bertentangan dengan teori geosentris oleh Claudius Ptolomeus.

Archimedes Thoughtful by Fetti (1620)
Gambaran Archimedes oleh Fetti pada tahun 1620.

Selanjutnya ada Archimedes yang lahir sekitar tahun 287 SM dan wafat sekitar tahun 212 SM di Syracuse, Sicily Magna Graecia. Buah pemikiran Archimedes yang paling terkenal adalah Prinsip Archimedes. Archimedes menyimpulkan bahwa "setiap benda yang berada dalam suatu fluida akan mengalami Gaya Archimedes, besar gaya Archimedes sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut (baik saat tercelup seluruhnya atau hanya sebagian saja)".

Prinsip Archimedes masih kita pakai hingga sekarang, kita gunakan untuk menganalisa saat ada benda dalam benda (baik mengapung, melayang ataupun tenggelam). Bahkan Prinsip Archimedes menjadi dasar dalam pembuatan kapal laut (atau perahu), kapal selam dan dermaga hingga balon udara.

PSM V78 D326 Ptolemy.png
Claudius Ptolemeus lahir sekitar tahun 100 dan wafat sekitar tahun170[4]

Mengakhiri masa Yunani kuno, seorang astronomer terkenal Claudius Ptolemeus hadir dengan gagasannya yaitu bumi sebagai pusat tata surya (kita kenal dengan istilah geosentris). Dia memperkirakan jarak matahari rata-rata adalah 1210 kali jari-jari bumi, sementara jari-jari bola bintang tetap adalah 20.000 kali jari-jari Bumi.

2. Abad Pertengahan

Pada akhir zaman kuno dan awal Abad Pertengahan, pendekatan Aristotelian terhadap pertanyaan tentang fenomena alam digunakan. Beberapa pengetahuan kuno hilang, atau dalam beberapa kasus tersimpan dalam ketidakjelasan, pada saat jatuhnya Kekaisaran Romawi dan perjuangan politik berkala. Namun, bidang ilmu pengetahuan umum (atau "filsafat alam") dan sebagian besar pengetahuan umum dari dunia kuno tetap dipertahankan melalui karya ensiklopedi Latin awal seperti Isidore of Seville.

Khwarizmi Amirkabir University of Technology.png
Patung Khwarizmi di Universitas Amir Kabir, Teheran.

Setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rosul, peradaban di jazirah terus berkembang dan menjadi rujukan para cendikiawan dunia barat. Cendikiawan muslim yang terkenal adalah Muammad ibn MsÄ al-KhwÄrizm (lahir pada kisaran tahun 780 M dan wafat sekitar 850 M). Bukunya yang terkenal adalah Al-kitÄb al-mukhtaar f isÄb al-abr wa’l-muqÄbala dalam bahasa Latin Liber Algebræ et Almucabola dalam bahasa Inggris The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing. Ajaran dari Khwarizmi ini merupakan pondasi di bidang matematik (yang kita kenal dengan aljabar) dan masih diajarkan di bangku sekolah hingga sekarang.

Di kekaisaran Bizantium, banyak teks sains Yunani dipelihara dalam terjemahan Syriac yang dilakukan oleh kelompok-kelompok seperti Nestoria dan Monofisit. Banyak di antaranya kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab di bawah kekhalifahan, di mana banyak jenis pembelajaran klasik dipelihara dan dalam beberapa kasus meningkat.[5]


Ibn al-Haytham (Alhazen), lahir tahun 965 dan wafat pada 1039 Basra, Emir Buyid. Sarjana Muslim yang dianggap beberapa orang sebagai bapak metodologi ilmiah modern karena penekanannya pada data eksperimental dan reproduktifitas hasilnya.[6]

Rumah Kebijaksanaan didirikan di era Abbasiyah Baghdad, Irak. Hal ini dianggap sebagai pusat intelektual utama selama Zaman Keemasan Islam, di mana cendekiawan Muslim seperti al-Kindi dan Ibn Sahl di Baghdad dan Ibn al-Haytham di Kairo berkembang dari abad kesembilan sampai abad ketiga belas sampai penyerangan Mongol di Baghdad. Ibn al-Haytham, yang kemudian dikenal di Barat sebagai Alhazen, meneruskan sudut pandang Aristoteles dengan menekankan data eksperimen.[7]

Avicenna Portrait on Silver Vase - Museum at BuAli Sina (Avicenna) Mausoleum - Hamadan - Western Iran (7423560860).jpg
Potret dari Ibnu Sina modern konvensional (di vas perak, Mausoleum dan Museum Avicenna, Hamadan)

Sejaman dengan Alhazen ada pula cendikiawan Persia bernama Ibnu Sina (lahir 22 Agustus 980 dan wafat 21 Juni 1037) yang menguasai dunia kedokteran (medis). Ibnu Sina dikenal sebagai bapak Kedokteran Modern dan ilmuwan barat menyebut namanya dengan Avicenna. Karyanya berjumlah 450, yang mana 150 di antaranya berkaitan dengan filosofi dan 40 bertemakan kedokteran. Karya terpopulernya adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine.

Pada akhir periode abad pertengahan, karena permintaan untuk terjemahan meningkat (misalnya dari Sekolah Penerjemah Toledo), orang-orang Eropa barat mulai mengumpulkan teks yang ditulis tidak hanya dalam bahasa Latin, tapi juga terjemahan bahasa Latin dari bahasa Yunani, Arab, dan Ibrani. Secara khusus, teks Aristoteles, Ptolemeus, dan Euclid, yang tersimpan di Rumah Kebijaksanaan, dicari di antara para ilmuwan Katolik.

Di Eropa, terjemahan bahasa Latin dari buku Optik milik Alhazen secara langsung mempengaruhi Roger Bacon (abad ke-13) di Inggris, yang memperdebatkan lebih banyak ilmu eksperimental seperti yang ditunjukkan oleh Alhazen. Pada akhir Abad Pertengahan, sintesis Katolik dan Aristotelianisme yang dikenal sebagai Skolastisisme berkembang di Eropa barat, yang telah menjadi pusat sains geografis baru, namun semua aspek skolastik dikritik pada abad ke 15 dan 16.

3. AwalModern Sains

Ilmu pengetahuan Abad Pertengahan memuat pandangan tentang peradaban Hellenist dari Socrates, Plato, dan Aristoteles, seperti yang ditunjukkan oleh karya Alhazen yang hilang. "Buku di mana saya telah meringkas Ilmu Optik dari Dua Buku Euclid dan Ptolemy, yang telah saya tambahkan Gagasan tentang Wacana Pertama yang Hilang dari Buku Ptolemeus dari katalog Ibnu Abi Usaibia", seperti yang dikutip dalam buku Smith.[8]

File:Roger-bacon-statue.jpg
Roger Bacon (lahir pada tahun 1219/1220 wafat tahun 1292 di Inggris)[9]

Alhasil, Alhazen secara meyakinkan membantah teori penglihatan Ptolomeus, namun ia mempertahankan ontologi Aristoteles; Roger Bacon, Vitello, dan John Peckham masing-masing membangun sebuah ontologi skolastik berdasarkan Buku Optik Alhazen, sebuah rantai sebab-akibat yang diawali dengan sensasi, persepsi, dan akhirnya persepsi tentang bentuk individu dan universal Aristoteles.[9] Model penglihatan ini kemudian dikenal sebagai Perspektivisme, yang dieksploitasi dan dipelajari oleh para seniman Renaisans.

Meskipun Alhazen tahu bahwa sebuah gambar yang dicitrakan melalui celah (bukaan/aperture) adalah terbalik, dia berpendapat bahwa penglihatan adalah tentang persepsi. Ini dibalik oleh Kepler yang meniru mata sebagai bola kaca berisi air dengan aperture di depannya untuk memodelkan pupil mata.[10] Dia menemukan bahwa semua cahaya dari satu titik adegan dicitrakan pada satu titik di belakang bola kaca. Rantai optik berakhir pada retina di bagian belakang mata dan gambar terbalik.

Nikolaus Kopernikus.jpg

"Potret Torun" (adalah Potret Nicolaus Copernicus oleh anonim, sekitar tahun 1580), disimpan di Balai kota Torun.[11]

Pada 1543 Nicolaus Copernicus mempublikasikan teori heliosentris yang berjudul D revolutionibus orbium coelestium (Pada Revolusi Langit Surgawi). Dia menuliskan pandangan singkat dalam tatanan langit baru buatannya (yang dikenal dengan istilah Commentariolus atau Sketsa singkat). Beberapa asumsi di antaranya adalah :

1. Tidak ada satu pusat dari semua lingkaran surgawi atau bola.
2. Pusat bumi bukanlah pusat alam semesta, tapi hanya merupakan pusat gravitasi dan pusat gerakan bulan.
3. Semua bidang berputar di sekitar matahari sebagai titik tengahnya, dan karena itu matahari adalah pusat alam semesta.
4. Rasio jarak bumi dari matahari sampai puncak cakrawala (ruang angkasa paling luar yang berisi bintang-bintang) jauh lebih kecil dari pada rasio jari-jari bumi sampai jaraknya dari matahari sehingga jarak dari bumi ke matahari tak terlihat dibandingkan dengan tinggi cakrawala.
5. Apapun gerakan yang muncul di cakrawala tidak muncul dari gerak cakrawala apapun, tapi dari gerak bumi. Bumi bersama dengan unsur-unsurnya yang melingkar melakukan rotasi lengkap pada kutubnya yang tetap dalam gerakan sehari-hari, sementara cakrawala dan langit tertinggi tidak berubah.
6. Apa yang tampak bagi kita sebagai gerakan matahari muncul bukan dari gerakan cakrawala tapi dari gerak bumi dan lingkungan kita, yang dengannya kita berputar mengelilingi matahari seperti planet lainnya. Bumi, kemudian, memiliki lebih dari satu gerakan.
7. Gerakan retrograde dan langsung yang jelas dari planet-planet muncul bukan dari gerak mereka tapi dari bumi. Gerakan bumi sendiri, oleh karena itu, cukup untuk menjelaskan begitu banyak ketidaksetaraan di langit.[12]


Galileo Galilei, Bapak Modern Sains[13]

Galileo membuat percobaan eksperimental dan matematika inovatif. Namun, ia dianiaya setelah Paus Urban VIII memberkati Galileo untuk menulis tentang sistem Copernican. Galileo telah menggunakan argumen dari Paus dan memasukkan argumennya ke dalam karya "Dialog mengenai Dua Kepala Sistem Dunia," yang sangat menyinggung perasaannya.

Frans Hals - Portret van René Descartes.jpg
Potret Rene Descartes oleh Frans Hals pada 1648 (lahir 31 Maret 1596 wafat tanggal 11 Februari 1650)[14]

Di Eropa Utara, René Descartes dan Francis Bacon menerbitkan argumen filosofis yang mendukung jenis baru sains non-Aristoteles. Descartes berpendapat bahwa matematika dapat digunakan untuk mempelajari alam, seperti yang Galileo lakukan, dan Bacon menekankan pentingnya eksperimen selama kontemplasi.

4. Abad Pencerahan


Potret Sir Isaac Newton pada tahun 1689 oleh Godfrey Kneller. Newton memiliki kontribusi yang besar pada mekanika klasik, gravitasi dan optik.[15]

Pada abad ke-17 dan ke-18, proyek modernitas, seperti yang dipromosikan oleh Bacon dan Descartes, menyebabkan kemajuan ilmiah yang pesat dan keberhasilan pengembangan jenis baru ilmu pengetahuan alam, matematika, eksperimental metodologis, dan sengaja inovatif. Newton dan Leibniz berhasil mengembangkan fisika baru, yang sekarang disebut sebagai mekanika klasik, yang dapat dikonfirmasi dengan eksperimen dan dijelaskan dengan menggunakan matematika.

Gottfried Wilhelm Leibniz, Bernhard Christoph Francke.jpg
Potret Gottfried Wilhelm (von) Leibniz oleh Christoph Bernhard Francke (lahir pada 1 Juli 1646 wafat tanggal 14 November 1716 di Imperium Romawi Suci)[16]

Leibniz juga memasukkan istilah-istilah dari fisika Aristoteles, namun sekarang digunakan dengan cara non-teleologis baru, misalnya, "energi" dan "potensi" (versi modern Aristotelian "energeia and potentia"). Dengan gaya Bacon, dia berasumsi bahwa berbagai jenis benda semuanya bekerja sesuai dengan hukum alam yang sama, tanpa sebab formal atau final khusus untuk setiap jenis benda. Selama periode inilah kata "sains" secara bertahap menjadi lebih umum digunakan untuk merujuk pada jenis pengejaran jenis pengetahuan, terutama pengetahuan tentang alam - ang mendekati makna pada istilah lama "filsafat alamiah."

5. Abad 19


Charles Darwin pada tahun 1854 saat mempublikasikan The Origin of Species (lahir tanggal 12 Februari 1809 wafat pada 19 April 1882 di Inggris)

Ketika Charles Darwin menerbitkan The Origin of Species, dia menetapkan evolusi sebagai penjelasan kompleksitas biologis yang berlaku. Teorinya tentang seleksi alam memberikan penjelasan alami tentang bagaimana spesies berasal, namun ini hanya mendapat penerimaan luas satu abad kemudian.

John Dalton by Charles Turner.jpg
Potret John Dalton pada tahun 1834 oleh Charles Turner menggunakan metode mezzotint (Lahir tanggal 6 September 1766 wafat pada 27 Juli 1844 di Inggris)

John Dalton mengembangkan gagasan tentang atom. Hukum termodinamika dan teori elektromagnetik juga didirikan pada abad ke-19, yang menimbulkan pertanyaan baru yang tidak mudah dijawab dengan menggunakan kerangka Newton.

Carl Friedrich Gauss 1840 by Jensen.jpg
Lukisan Gauss oleh Christian Albrecht Jensen (lahir 30 April 1777 wafat 23 Februari 1855 dengan kebangsaan Jerman)

Penelitian dalam bidang kelistrikan dan kemagnetan sangat gencar-gencarnya di abad 19 ini. Salah satunya dipelopori oleh Johann Carl Friedrich Gauss. Kontribusinya dalam bidang listrik statis dan medan magnet yang selanjutnya kita kenal dengan Hukum Gauss (baca juga : permukaan Gauss). Hukum ini pertama kali diformulasikan oleh Josep-Louis Lagrange pada 1773 yang selanjutnya dikembangkan oleh Gauss pada 1813 dalam konteks tarikan elips. Namanya kemudian menjadi satuan dalam medan magnet. Yaitu 1 Gauss = 10-4 Tesla

Ampere Andre 1825.jpg
Ukiran André-Marie Ampère (lahir pada 20 Januari 1775 dan wafat tanggal 10 Juni 1836 di Perancis)

Bicara listrik tentunya tidak bisa lepas dari André-Marie Ampère. Ya, ilmuwan satu ini namanya diabadikan menjadi satuan arus listrik. Di mana 1 Ampere = 1 Coulomb/s. Fisikawan Perancis ini merupakan salah satu ilmuwan yang memiliki andilbesar di bidang elektromagnetik klasik (atau kita kenal dengan listrik dinamis). Penemuan pentingnya anatara lain solenoida dan telegraf listrik. Hukum Ampere yang kita pahami saat ini merupakan karya beliau baik dalam rangkaian listrik dan gaya yang terjadi apabila ada dua kawat penghantar berarus yang sejajar didekatkan.

M Faraday Th Phillips oil 1842.jpg
Potret Michael Faraday pada tahun 1842 oleh Thomas Philips (lahir tanggal 22 September 1791 dan wafat 25 Agustus 1867 di Inggris)

Pada pertengahan abad 19 Michael Faraday mempelajari elektromagnetisme dan elektrokimia. Reaksi pembakaran dan kimia dipelajari oleh Michael Faraday dan dilaporkan dalam kuliahnya di hadapan Royal Institution dengan judul The Chemical History of a Candle, pada tahun 1861. Penemuan utamanya berkaitan dengan prinsip induksi elektromagnetik (yang kemudian kita kenal dengan Hukum Faraday), diamagnetisme dan elektrolisis. Namanya kemudian menjadi satuan dalam kapasitas kapasitor. Di mana 1 Farad = 1 Coulomb/Volt

James Clerk Maxwell.png
James Clerk Maxwell lahir pada 13 Juni 1831 dan wafat di 5 November 1879

Studi tentang gelombang elektromagnetik (radiasi elektromagnetik) sampai pada puncaknya saat Maxwell menggabungkan kelistrikan, kemagnetan dan cahaya sebagai manifestasi pada fenomena yang sama. Publikasinya berjudul A Dynamical Theory of the Electromagnetic Field pada 1865 mendemonstrasikan medan listrik dan medan magnet bergerak bersamaan dalam ruang vakum sebagai gelombang dan merambat dengan kecepatan cahaya. Karyanya selanjutnya kita kenal dengan Persamaan Gelombang Maxwell merupakan gabungan dari 4 persamaan dasar yang telah dikembangkan sebelumnya (2 Persamaan dari Hukum Gauss pada medan listrik dan medan magnet, 2 Persamaan diambil dari Hukum Faraday dalam induksi elektromagnetik dan Hukum Ampere dalam rangkaian tertutup)

J.J Thomson.jpg
Joseph John Thomson peraih hadiah Nobel bidang Fisika pada tahun 1906 atas karyanya berkaitan dengan konduksi listrik dalam gas (dikenal dengan percobaan tabung sinar katoda/cathode ray tube yang kemudian menjadi cikal bakal televisi tabung dan osiloskop). Lahir pada 18 Desember 1856 dan wafat tanggal 30 Agustus 1940 dalam usia 83 tahun di Inggris.[17]

Fenomena yang memungkinkan dekonstruksi atom ditemukan pada dekade terakhir abad ke-19: penemuan sinar-X mengilhami penemuan radioaktivitas. Pada tahun berikutnya muncul penemuan partikel subatomik pertama, elektron oleh J. J. Thomson pada tahun 1897.

6. Abad 20

Max Planck 1933.jpg
Max Karl Ernst Ludwig Planck lahir pada 23 April 1858 dan wafat tanggal 4 Oktober 1947 di Jerman

Modernisasi sains khususnya dalam bidang Fisika dimulai dari konsep teori foton yang dikembangkan oleh Max Planck. Teori Foton yang dikemukakan oleh Planck menjadi dasar pijakan pengembangan bidang baru yaitu Fisika Kuantum. Planck mendefinisikan foton sebagai kuantisasi paket-paket cahaya. Ia mengenalkan konstanta Planck, h = 6,626 x 10-34 J/s dalam perhitungan energi sebuah foton dalam rumus E = h . f. Dari rumusannya ini, Planck meraih hadiah Nobel di bidang Fisika pada tahun 1918.

Dalam dunia fisika partikel, foton ini kemudian dikenal sebagai partikel elementer yang berperan sebagai partikel pembawa dalam interaksi antara dua muatan (Gaya Coulomb/Gaya Elektromagnetik). Teori foton ini bisa dibuktikan dari percobaan transisi elektron dalam atom Hidrogen.

Perhitungan transisi elektron dalam atom Hidorgen mengikuti formula Rydberg (yang mana digunakan konstanta Rydberg dengan R = 1,097 x 107 /m). Percobaan transisi elektron dalam atom Hidorgen dilakukan oleh beberapa ilmuwan. Dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan tersebut dikenal beberapa deret transisi elektron dalam atom Hidrogen antara lain :

  1. Deret Lyman
    Lyman,Theodore 1934 London.jpg
    Theodore Lyman (lahir 23 November 1874 dan wafat 11 Oktober 1954 di Massachusetts) melakukan pengamatan transisi elektron yang menuju kulit ke - 1 dalam orbit elektron dalam atom Hidrogen pada rentang tahun antara 1906 hingga 1914. Semua panjang gelombang dalam deret Lyman berada dalam spektrum pita warna ungu.
    .
  2. Deret Balmer
    Balmer.jpeg
    Johann Jakob Balmer (lahir 1 Mei 1825 dan wafat 12 Maret 1898) melakukan pengamatan transisi elektron dalam atom Hidrogen yang menuju kulit ke - 2 pada tahun 1885. Dalam catatannya Balmer menggunakan konstanta Balmer, h = 3,6456 × 107 m. Empat garis dalam deret Balmer dapat dilihat karena berada dalam spektrum cahaya tampak (yaitu dalam rentang antara 400 nm hingga 700 nm) .
    .
  3. Deret Paschen
    Friedrich Paschen Physiker.jpg
    Louis Carl Heinrich Friedrich Paschen (lahir 22 Januari 1865 dan wafat 25 Februari 1947) melakukan pengamatan transisi elektron dalam atom Hidrogen yang menuju kulit ke - 3 pada 1908. Garis yang diamati Paschen berada dalam spektrum pita inframerah dekat (near infrared, NIR) dan pendek (short-wavelength infrared, SWIR).
    .
  4. Deret Brackett

    Frederick Sumner Brackett (lahir 1 Agustus 1896 wafat 28 January 1988) melakukan pengamatan transisi elektron dalam atom Hidrogen yang menuju kulit ke - 4 pada 1922. Garis yang diamati Brackett berada dalam spektrum pita inframerah pendek (short-wavelength infrared, SWIR) hingga inframerah intermediet (IIR).
    .
  5. Deret Pfund

    August Herman Pfund (lahir pada 28 Desember 1879 wafat tanggal 4 Januari 1949) melakukan pengamatan transisi elektron dalam atom Hidrogen yang menuju kulit ke - 5 pada 1924. Garis yang diamati Pfund berada dalam spektrum pita inframerah intermediet (IIR).
    .
  6. Deret Humphfreys

    Curtis Judson Humphreys (lahir 17 Februari 1898 – wafat bulan November 1986) melakukan pengamatan transisi elektron dalam atom Hidrogen yang menuju kulit ke - 6 pada 1953. Garis yang diamati Humphreys berada dalam spektrum pita inframerah intermediet (IIR) hingga inframerah panjang (long-wavelength infrared, LWIR).

Fisika Kuantum terus berkembang apalagi setelah Albert Einstein mempublikasikan makalahnya pada tahun 1905. Makalah Annus Mirabilis adalah empat artikel yang berkaitan dengan efek fotolistrik (yang memunculkan teori kuantum), gerak Brown, teori relativitas khusus, dan E = m c2 yang Einstein terbitkan dalam jurnal ilmiah Annalen der Physik pada tahun 1905. Keempat karya ini berkontribusi besar terhadap dasar fisika modern dan mengubah pandangan tentang ruang, waktu, dan materi. Empat makalah itu antara lain

Judul

Fokus

Diterima

Dipublikasi

Signifikansi

On a Heuristic Viewpoint Concerning the Production and Transformation of Light

Efek fotolistrik

18 Maret

9 Juni

Menyelesaikan teka-teki yang belum terpecahkan dengan menyarankan bahwa energi dipertukarkan hanya dalam jumlah diskrit (kuanta).[18] Ide ini adalah penting untuk pengembangan awal teori kuantum.[19]

On the Motion of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid, as Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat

Gerak Brown

11 Mei

18 Juli

Menjelaskan bukti empiris untuk teori atom, mendukung penerapan fisika statistik.

On the Electrodynamics of Moving Bodies

Relativitas khusus

30 Juni

26 September

Menghubungkan persamaan Maxwell untuk listrik dan magnet dengan hukum mekanika dengan memperkenalkan perubahan besar untuk gerak mekanik mendekati kecepatan cahaya, yang dihasilkan dari analisis berdasarkan bukti empiris bahwa kecepatan cahaya adalah independen dari gerakan pengamat.[20] Mendiskreditkan konsep "eter luminiferous."[21]

Does the Inertia of a Body Depend Upon Its Energy Content?

Kesetaraan materi dan energi

27 September

21 November

Kesetaraan materi dan energi,
E = m c2 (dan implikasinya, kemampuan gravitasi untuk membelokkan cahaya), keberadaan "energi diam", dan dasar energi nuklir.

Atas karyanya ini Einstein mendapat hadiah Nobel Fisika pada tahun 1921 atas penemuannya dalam Hukum pada Efek Fotolistrik. (selengkapnya baca di sini : Albert Einstein : Sang Jenius Pencetus Teori Relativitas).

Fisika Kuantum terus dikembangkan oleh beberapa fisikawan lain seperti :

  1. Ernest Rutherford (lahir 30 Agustus 1871 dan wafat19 Oktober 1937)[22]
    Ernest Rutherford LOC.jpg
    Rutherford berperan dalam pemodelan atom (merevisi model atom Thomson) yang lebih dikenal dengan model planet setelah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswanya pada tahun 1909. Akan tetapi, Rutherford meraih hadiah Nobel di bidang Kimia pada tahun 1908 atas penyelidikannya terhadap disintegrasi unsur, dan kimia zat radioaktif.
    .
  2. Niels Henrik David Bohr (lahir pada 7 Oktober 1885 dan wafat tanggal 18 November 1962)
    Photograph showing the head and shoulders of a man in a suit and tie
    Bohr berperan serta dalam pemodelan atom (kita mengenalnya dengan sebutan model atom Bohr, merevisi model atom yang dikembangkan oleh Rutherford sebelumnya).[23] Atas jasanya ini Bohr menerima hadiah Nobel bidang Fisika pada tahun 1922.
    .
  3. Louis-Victor-Pierre-Raymond, 7e duc de Broglie (lahir 15 Agustus 1892 dan wafat 19 Maret 1987)[24]
    Broglie Big.jpg
    Louis de Broglie adalah fisikawan yang merubah cara pandang terhadap Fisika Kuantum. Pada 1924 dalam tesis PHD nya de Broglie mempostulatkan sifat gelombang pada elektron dan semua materi memiliki sifat gelombang. Hipotesanya ini kemudian dikenal dengan dualisme partikel-gelombang. Atas jasanya dalam penemuan sifat gelombang pada elektron ini, de Broglie meraih hadiah Nobel di bidang Fisika pada tahun 1929.
    .
  4. Werner Karl Heisenberg (lahir 5 Desember 1901 dan wafat pada 1 Februari 1976)[25]
    Bundesarchiv Bild183-R57262, Werner Heisenberg.jpg
    Pada 1925, Heisenberg mempublikasikan makalahnya berkaitan formula matriks dalam mekanika kuantum. Pada 1927, Heisenberg juga mempublikasikan karyanya yang kemudian dikenal dengan Prinsp Ketidakpastian Heisenberg. Atas jasanya dalam penciptaan mekanika kuantum dan dari penerapannya telah berhasil menyebabkan penemuan bentuk allotropik Hidrogen maka Heisenberg meraih Hadiah Nobel dibidang Fisika pada tahun 1932.
    .
  5. Max Born (lahir 1 Desember 1882 dan wafat pada 5 Januari 1970)
    Max Born.jpg
    Karena Prinsip Ketidakpastian, Einstein menjadi sering berdebat, bukan dengan Heisenberg melainkan dengan Niels Bohr. Akibatnya Einstein menjadi kurang semangat dengan Kuantum. Hingga keluar pernyataan dari Einstein yang mengatakan "Tuhan tidak sedang bermain mata dadu". Pernyataan ini dituliskan Einstein dalam suratnya kepada Max Born pada 1926, setelah Max Born mengajukan bahwa mekanika mestinya dipahami sebagai probabilitas (kemungkinan) tanpa penjelasan apa pun.
    Dalam Konferensi Ilmuwan yang kelima di Solvay pada Oktober 1927 Einstein pun tetap menolak gagasan probabilitas dan Prinsip Ketidakpastian. Kemudian ia lebih mendalami Teori Relativitas untuk bisa menyatukan 4 gaya fundamental (gaya gravitasi, gaya elektromagnetik, gaya inti kuat dan gaya inti lemah) dalam satu persamaan akhir yang lebih dikenal dengan Theory of Everything, TOE (teori segalanya). Max Born sendiri meraih hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1954 atas risetnya dalam Mekanika Kuantum, khususnya pada interpretasi statistik dalam fungsi gelombang.[26]
    .
  6. Erwin Rudolf Josef Alexander Schrödinger (lahir 2 Agustus 1887 dan wafat 4 Januari 1961)
    Erwin Schrödinger (1933).jpg
    Bagi kalian para mahasiswa jurusan Fisika dan Kimia pasti tidak asing dengan Persamaan Schrödinger. Ya dengan Persamaan Schrödinger ini kita bisa menghitung energi dan penggambarkan kemungkinan lintasan elektron pada tiap-tiap orbitalnya.[27] Atas jasanya dalam pengembangan teori atom ini, bersama Paul Dirac, meraih hadiah Nobel bidang Fisika pada tahun 1933.
    .
  7. Paul Dirac (lahir 8 Agustus 1902 dan wafat pada 20 Oktober 1984)
    Dirac 4.jpg
    Pada 1928, Dirac mengajukan Persamaan Dirac sebagai persamaan gerak relativistik untuk fungsi gelombang dan elektron.[28] Dalam persamaannya lebih menggunakan konstanta Dirac disimbolkan \(\hbar\) yang mana nilainya adalah \(\hbar\). = \(\frac{h}{2\ \pi}\).
    Dari karyanya ini, Dirac memprediksi keberadaan positron, yang merupakan anti partikel dari elektron. Dan kemudian positron dapat teramati oleh Carl Anderson pada 1932.
    Bersama Erwin Schrödinger, Paul Dirac meraih hadiah Nobel di bidang Fisika pada tahun 1933 atas kontribusinya pada pengembangan awal baik mekanika kuantum dan dinamika listrik kuantum (Quantum Electrodynamics, QED).
    .
  8. Wolfgang Ernst Pauli (lahir 25 April 1900 dan wafat pada 15 Desember 1958)
    Pauli.jpg
    Setelah dinominasikan oleh Einstein, Pauli meraih hadiah Nobel di bidang Fisika pada tahun 1945 atas kontribusinya melalui penemuan hukum baru pada alam yaitu prinsip larangan (atau lebih dikenal dengan Prinsip Larangan Pauli). Penemuannya melibatkan teori spin (kita kenal dengan matriks Pauli) yang mana merupakan basis teori struktur materi.

Pejelasan singkat Fisika Kuantum ini bisa dilihat di video berikut ini

Setelah berkembangnya Fisika Kuantum, diikuti dengan perkembangan Fisika Atom dan Fisika Partikel, para ilmuwan langsung maupun tak langsung, sadar ataupun tak sadar menjadi terlibat dalam perang. Contohnya :

  1. Fritz Haber (lahir 9 Desember 1868 dan wafat pada 29 Januari 1934)
    Bundesarchiv Bild 183-S13651, Fritz Haber.jpg
    Haber memainkan peran utama dalam pengembangan perang kimia dalam PD I. Bagian kerjanya termasuk pengembangan topeng gas dengan penyaring absorban. Perang gas dalam PD I ialah, dalam beberapa hal, perang para kimiawan, dengan Haber yang beradu dengan pemenang Nobel Kimia asal Perancis Victor Grignard.
    .
  2. J. Robert Oppenheimer (lahir 22 April 1904 dan wafat 18 Februari 1967)
    Head and shoulders portrait
    Oppenheimer adalah fisikawan teoritis asal Amerika yang dikenal sebagai bapak bom atom. Setelah kesuksesannya dalam percobaan di proyek Manhattan, bom atom buatan Oppenheimer ini selanjutnya digunakan dalam Perang Dunia II. Ya seperti yang kita ketahui bersama pada tahun 1945 Amerika menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki untuk membalas serangan Jepang terhadap pangkalan laut Amerika di Pasifik (Pearl Harbour) pada tahun 1939.

B. Metode Sains

Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian[29]. Metodologi juga merupakan analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakikat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu.[30] Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Di bangku sekolah (baik sekolah menengah maupun sekolah tinggi/perguruan tinggi) telah diajarkan bagaimana caranya melakukan peneletian yang benar.

  1. Pertama sebagai peneliti kita bisa awali dengan studi literatur dengan melihat perkembangan zaman. Mempelajari penelitian-penelitian terkini yang telah dikerjakan atau adakah penemuan terbaru yang berhubungan dengan tema/topik yang akan kita teliti
  2. Selanjutnya kita melakukan pengamatan awal berkaitan dengan tema/topik yang telah kita tetapkan untuk diteliti
  3. Kita olah data-data yang sudah ada baik dari referensi/literatur atau dari penelitian sejenis yang telah dilakukan.
  4. Dari kegiatan awal tersebut, kita membuat kesimpulan sementara (Hipotesa)
  5. Kemudian kita uji Hipotesa yang kita buat sebelumnya dengan cara merancang eksperimen/percobaan
  6. Dari percobaan yang kita lakukan lalu kita analisa. Berikutnya bisa saja kita menyusun teori baru atau memperbaiki terori yang sudah ada.
  7. Terakhir kita bisa menguji kembali teori yang sudah ada dengan langkah yang sama.

Dalam penelitian ada 2 jenis paradigma yaitu paradigma kuantitatif dan paradigma kualitatif

Paradigma kuantitatif

a. Paradigma tradisional, positivis, eksperimental, empiris.
b. Menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
c. Realitas bersifat objektif dan berdimensi tunggal.
d. Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti.
e. Bebas nilai dan tidak bias.
f. Pendekatan deduktif.
g. Pengujian teori dan analisis kuantitatif.

Paradigma kualitatif

a. Pendekatan konstruktifis, naturalistis (interpretatif), atau perspektif postmodern.
b. Menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas.
c. Realitas bersifat subjektif dan berdimensi banyak.
d. Peneliti berinteraksi dengan fakta yang diteliti.
e. Tidak bebas nilai dan bias.
f. Pendekatan induktif.
g. Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.

Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan:

(1) Tujuan;
(2) Pendekatan;
(3) Tempat;
(4) Pemakaian atau hasil / alasan yang diperoleh;
(5) Bidang ilmu yang diteliti;|
(6) Taraf Penelitian;
(7) Teknik yang digunakan;
(8) Keilmiahan;
(9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan.

Sementara itu Kriteria Penelitian Ilmiah antara lain :

1. Dapat menyatakan tujuan dengan sejelas-jelasnya,
2. Menggunakan landasan teoretis dan metode pengujian data yang relevan,
3. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan pengungkapan data,
4. Telah mempunyai kemampuan untuk diuji ulang,
5. Memilih data dengan tepat sehingga hasilnya dapat dipercaya,
6. Menarik kesimpulan secara objektif,
7. Melaporkan hasil secara parsimony,
8. Hasil penelitian dapat digeneralisasi.

Berdasarkan tujuan penelitian dibedakan atas 2 jenis yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan

1. Penelitian dasar (pengembangan & evaluasi konsep-konsep dasar)

a. deduktif : menguji hipotesis melalui validasi teori, tipe: hopotesis a priori
b. induktif : mengembangkan teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta

2. Penelitian terapan (pemecahan masalah-masalah praktis)

a. penelitian evaluasi
b. penelitian dan pengembangan
c. penelitian aksi

Berdasarkan karakteristik masalah

1. Penelitian historis
2. Penelitian desktriptif
3. Studi kasus lapangan
4. Penelitian korelasional
5. Kausal-komparatif
6. Eksperimen

Berdasarkan jenis data

1. Penelitian opini (opinion research)
2. Penelitian empiris (empirical research)
3. Penelitian arsip (archieval research)

C. Matematika dan Formal Sains

Matematika sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Salah satu fungsi penting matematika dalam sains adalah peran yang dimainkannya dalam ekspresi model ilmiah. Mengamati dan mengumpulkan pengukuran, serta menghipotesiskan dan memprediksi, seringkali membutuhkan banyak penggunaan matematika. Misalnya, aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, dan kalkulus semuanya penting untuk fisika. Hampir setiap cabang matematika memiliki aplikasi dalam sains, termasuk bidang "murni" seperti teori bilangan dan topologi.

Metode statistik, yaitu teknik matematis untuk merangkum dan menganalisa data, memungkinkan ilmuwan untuk menilai tingkat keandalan dan variasi-variasi dalam hasil eksperimen. Analisis statistik memainkan peran mendasar di banyak bidang ilmu alam dan ilmu sosial.

Ilmu komputasi menerapkan kekuatan komputasi untuk mensimulasikan situasi dunia nyata, memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah ilmiah daripada matematika formal saja yang dapat dicapai. Menurut Society for Industrial and Applied Mathematics, perhitungan secara komputasi sekarang sama pentingnya dengan teori dan eksperimen dalam memajukan pengetahuan ilmiah.[31]

Hilbert.jpg
David Hilbert lahir 23 Januari 1862 dan wafat pada 14 February 1943

Sejumlah besar minat diambil dalam studi logika formal di awal abad ke-20 di antara para ahli matematika dan filsuf dengan munculnya teori himpunan dan penggunaannya untuk dasar matematika. Ahli matematika terkemuka dan filsuf yang berkontribusi dalam bidang ini meliputi: Gottlob Frege, Giuseppe Peano, George Boole, Ernst Zermelo, Abraham Fraenkel, David Hilbert, Bertrand Russell, dan Alfred Whitehead di antara banyak lainnya.

Kurt gödel.jpg
Kurt Friedrich Gödel lahir 28 April 1906 dan wafat pada 14 Januari 1978

Berbagai sistem aksiomatis seperti aritmatika Peano, sistem teori hunian Zermelo-Fraenkel, serta sistem di Principia Mathematica, dianggap oleh banyak orang untuk membuktikan dasar matematika. Namun, pada tahun 1931, dengan penerbitan teorema ketidaklengkapan Kurt Gödel, sebagian besar usaha mereka dirusak.[32] Logika formal masih dipelajari hari ini di universitas oleh mahasiswa matematika, filsafat, dan ilmu komputer. Sebagai contoh, aljabar Boolean digunakan oleh semua komputer modern untuk berfungsi, dan dengan demikian merupakan cabang pengetahuan yang sangat berguna bagi pemrogram.

Apakah matematika itu sendiri benar diklasifikasikan sebagai sains telah menjadi masalah perdebatan. Beberapa pemikir melihat ahli matematika sebagai ilmuwan, mengenai eksperimen fisik sebagai bukti yang tidak penting atau matematis yang setara dengan eksperimen. Yang lainnya tidak melihat matematika sebagai sains karena tidak memerlukan uji coba teori dan hipotesisnya. Teorema matematika dan formula diperoleh dengan derivasi logis yang menganggap sistem aksiomatomatis, bukan kombinasi pengamatan empiris dan penalaran logis yang kemudian dikenal sebagai metode ilmiah. Secara umum, matematika tergolong ilmu formal, sedangkan ilmu alam dan sosial tergolong ilmu empiris.

D. Filosofi Sains

Para ilmuwan yang bekerja biasanya menganggap beberapa asumsi dasar yang diperlukan untuk membenarkan metode ilmiah:
(1) bahwa ada realitas obyektif yang dimiliki oleh semua pengamat rasional;
(2) bahwa realitas obyektif ini diatur oleh hukum alam;
(3) bahwa hukum-hukum ini dapat ditemukan dengan pengamatan dan eksperimen sistematis.[34] Filsafat sains mencari pemahaman yang mendalam tentang asumsi yang mendasari ini dan apakah itu benar.

Keyakinan bahwa teori ilmiah seharusnya dan memang mewakili realitas metafisik dikenal sebagai realisme. Hal ini dapat dikontraskan dengan anti-realisme, pandangan bahwa keberhasilan sains tidak bergantung padanya karena akurat tentang entitas yang tidak dapat diamati seperti elektron. Salah satu bentuk anti-realisme adalah idealisme, keyakinan bahwa pikiran atau kesadaran adalah esensi yang paling mendasar, dan bahwa setiap pikiran menghasilkan realitasnya sendiri.[35] Dalam pandangan dunia yang idealis, apa yang benar bagi satu pikiran tidak perlu menjadi kenyataan untuk pikiran lain.

Ada berbagai aliran pemikiran dalam filsafat sains. Posisi yang paling populer adalah empirisme,[36] yang berpendapat bahwa pengetahuan diciptakan oleh sebuah proses yang melibatkan pengamatan dan bahwa teori ilmiah adalah hasil generalisasi dari pengamatan semacam itu.[37]

Empirisme umumnya mencakup induktivisme, posisi yang mencoba menjelaskan bagaimana teori umum dapat dibenarkan oleh jumlah pengamatan yang terbatas yang dapat dibuat manusia dan karenanya jumlah bukti empiris terbatas tersedia untuk mengkonfirmasi teori ilmiah. Hal ini diperlukan karena jumlah prediksi yang dibuat oleh teori tersebut tidak terbatas, yang berarti bahwa mereka tidak dapat diketahui dari jumlah bukti yang terbatas dengan hanya menggunakan logika deduktif saja. Banyak versi empirisme ada, dengan yang dominan adalah Bayesianisme  dan metode hipotetis-deduktif.[38]

Karl Popper.jpg
Sir Karl Raimund Popper lahir 28 Juli 1902 dan wafat pada 17 September 1994

Empirisme telah berdiri berlawanan dengan rasionalisme, posisi yang awalnya dikaitkan dengan Descartes, yang berpendapat bahwa pengetahuan diciptakan oleh intelek manusia, bukan oleh pengamatan.[38] Rasionalisme kritis adalah pendekatan abad ke-20 yang kontras dengan sains, yang pertama kali didefinisikan oleh Filsuf Austria-Inggris Karl Popper. Popper menolak cara empirisme menggambarkan hubungan antara teori dan observasi. Dia mengklaim bahwa teori tidak dihasilkan oleh pengamatan, namun pengamatan tersebut dilakukan berdasarkan teori dan bahwa satu-satunya cara teori dapat dipengaruhi oleh pengamatan adalah ketika konflik terjadi dengannya. Popper mengusulkan menggantikan verifiability dengan falsifiability sebagai tengara teori ilmiah dan menggantikan induksi dengan pemalsuan sebagai metode empiris.[39] Popper lebih jauh mengklaim bahwa sebenarnya hanya ada satu metode universal, tidak spesifik untuk sains: metode kritik, percobaan dan kesalahan[40] Ini mencakup semua produk pikiran manusia, termasuk sains, matematika, filsafat, dan seni.[41]

Pendekatan lain, instrumentalisme, bahasa sehari-hari disebut "diam dan berkembang biak," menekankan kegunaan teori sebagai instrumen untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena.[42] Instrumentalisme memandang teori ilmiah sebagai kotak hitam hanya dengan masukan mereka (kondisi awal) dan keluaran (prediksi) yang relevan. Konsekuensi, entitas teoretis, dan struktur logis diklaim sebagai sesuatu yang seharusnya diabaikan begitu saja dan ilmuwan tidak boleh ribut (lihat interpretasi mekanika kuantum). Dekat dengan instrumentalisme adalah empirisme konstruktif, yang menurutnya kriteria utama keberhasilan teori ilmiah adalah apakah yang dikatakan tentang entitas yang dapat diamati itu benar adanya.

Paul Feyerabend Berkeley.jpg
Paul Karl Feyerabend lahir 13 Januari 1924 dan wafat pada 11 Februari 1994

Paul Feyerabend mengemukakan gagasan anarkisme epistemologis, yang berpendapat bahwa tidak ada peraturan metodologis yang berguna dan bebas pengecualian yang mengatur kemajuan sains atau pertumbuhan pengetahuan. Feyerabend berpendapat gagasan bahwa sains dapat atau harus beroperasi sesuai dengan peraturan universal dan tetap adalah tidak realistis, merusak dan merugikan sains itu sendiri.[43] Feyerabend mendukung memperlakukan sains sebagai ideologi bersama agama lain seperti agama, sihir, dan mitologi, dan menganggap dominasi sains di masyarakat yang otoriter dan tidak dapat dibenarkan.

Dia juga berpendapat (mendiskusikan bersama dengan Imre Lakatos) bahwa masalah demarkasi untuk membedakan sains dari pseudosains dengan alasan yang obyektif tidak mungkin dan dengan demikian fatal terhadap gagasan sains yang berjalan sesuai dengan peraturan universal dan tetap.[43] Feyerabend juga menyatakan bahwa sains tidak memiliki bukti untuk ajaran filosofisnya, terutama pengertian tentang keseragaman hukum dan proses di sepanjang waktu dan tempat.[44]

Akhirnya, pendekatan lain yang sering dikutip dalam perdebatan skeptisisme ilmiah terhadap gerakan kontroversial seperti "ilmu ciptaan" adalah naturalisme metodologis. Poin utamanya adalah bahwa perbedaan antara penjelasan alami dan supranatural harus dibuat dan bahwa sains harus dibatasi secara metodologis terhadap penjelasan alami. [45] Bahwa pembatasan itu semata-mata metodologis (bukan ontologis) berarti bahwa sains seharusnya tidak mempertimbangkan penjelasan supranatural itu sendiri, tapi seharusnya tidak mengklaim mereka salah juga.

Sebagai gantinya, penjelasan supernatural harus ditinggalkan soal kepercayaan pribadi di luar lingkup sains. Naturalisme metodologis berpendapat bahwa sains yang tepat memerlukan ketaatan yang ketat terhadap studi empiris dan verifikasi independen sebagai proses untuk mengembangkan dan mengevaluasi penjelasan dengan baik untuk fenomena yang dapat diamati.[46] Tidak adanya standar ini, argumen dari otoritas, studi observasional bias dan kesalahan umum lainnya sering dikutip oleh pendukung naturalisme metodologis sebagai karakteristik non-sains yang mereka kritik.

E. Perkembangan Teknologi Abad 21

1. Perkembangan Dunia Internet

Bisa dibilang Abad 21 merupakan suatu revolusi dalam dunia sains dan teknologi. Pesatnya perkembangan dunia internet berperan juga dalam merevolusi kajian dalam sains dan teknologi. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi ikut serta dalam perkembangan di dunia internet.

Android robot 2014.svg
Logo Android, pertama kali rilis 23 September 2008 dan kini sudah ke generasi 8.0.0 yaitu Oreo (21 Agustus 2017)

Ambil contoh Google dengan sistem operasi Android. Yang mana dengan Android, merubah fungsi utama ponsel yang awalnya untuk bertelepon, saat ini bahkan bisa menggantikan peran dari komputer. (selengkapnya silakan lihat di Android - Perkembangan dan Update fitur). Fitur GPS yang ditanamkan dalam telepon pintar berbasis Android sedikit banyak telah membantu dalam penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan.

Selain itu dikembangkan pula teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Teknologi VR dan AR ini juga membantu dalam suatu penelitian. Misal, seorang peneliti dengan pengambilan gambar menggunakan kamera 360 dapat mempresentasikan hasil penelitiannya terhadap audiens. Seolah-olah audiens bisa bersama peneliti tadi melakukan suatu pengamatan meski pun tidak berada di dalam waktu dan tempat yang sama.

Perkembangan dunia internet selain itu membantu dalam pendataan jurnal-jurnal ilmiah dan akses artikel bagi para peneliti. Di samping itu, juga merevolusi dunia permainan pula. Pemain game (gamer) yang apabila bermain sendirian di depan layar kini bisa bermain bersama dengan orang lain di tempat yang berbeda bahkan lintas negara. Hal ini yang membuat Komite Olimpiade Internasional mewacanakan dipertandingkannya e-sport pada gelaran olimpiade pada tahun 2024 di Paris. Yang mana akan diujicobakan terlebih dahulu pada perhelatan Asian Games tahun 2018 di Jakarta dan Palembang nanti.


Buku Thomas Ady berjudul A candle in the dark ... (1656) mengandung salah satu yang paling awal menyebutkan hocus pocus, asal kata HOAX.[47]

Akan tetapi, selain hal positif perkembangan dunia internet bagi sains dan teknologi, ada pula sisi negatifnya. Dengan kemudahan akses, masyarakat lebih menerima informasi-informasi yang menurutnya sesuai dengan dirinya/pemikirannya tanpa memverifikasi atau mengklarifikasi kebenaran/keontetikan informasi tersebut. Itu mengapa di Abad 21 ini kita sering mendengar kata-kata HOAX. 

HOAX (berita bohong) sangat berbahaya bagi perkembangan sains dan teknologi. Karena apabila suatu penelitian yang didasari suatu kebohongan bisa jadi yang diteliti menjadi tidak valid. Telah banyak penelitian dilakukan berdasarkan maraknya HOAX (berita bohong) ini. Bukan dalam hal menerima isi dari kebohongonnya akan tetapi mempelajari respon masyarakat dalam menanggapi HOAX.

Perusahaan besar yang bergerak di konten sosial media, seperti Facebook, tengah mengadakan riset untuk menangkal konten-konten berisikan HOAX. Selain HOAX ada pula istilah filter bubble. Filter bubble adalah hasil dari pencarian pribadi tiap-tiap user di suatu aplikasi saat algoritma secara selektif memperkirakan informasi apa yang akan dilihat/dicari oleh user tadi berdasarkan informasi pribadi user (semisal lokasi, kebiasaan mengakses konten seperti apa dan riwayat pencarian).


Media sosial, yang ingin menyenangkan pengguna, dapat mengalihkan informasi yang mereka duga akan didengar oleh pengguna mereka, namun secara tidak sengaja mengisolasi apa yang mereka ketahui ke dalam filter bubble mereka sendiri, menurut Pariser.

Beberapa perusahaan seperti Google dan Facebook telah menerapkan algoritma berbasis filter bubble ini. Sehingga setiap user akan mengalami hal yang berbeda saat mengakses aplikasi di telepon pintarnya, sesuai dengan kebiasaan/kesukaan masing-masing user terhadap suatu konten/informasi.

EliPariser.jpg
Eli Pariser (lahir 17 Desember 1980) pada konferensi PopTech 2010 di Camden, Maine

Dalam bukunya The Filter Bubble: What the Internet Is Hiding from You (New York : Penguin Press, May 2011), Eli Pariser berpenfapat bahwa pengguna (user) mendapatkan lebih sedikit keterpaparan pada sudut pandang yang bertentangan dan diisolasi secara intelektual dalam gelembung informasi mereka sendiri.

Pariser kemudian menjadi prihatin dengan pengembangan personalisasi web. Dia melihat pola tanggapan yang berbeda terhadap kueri mesin pencari berdasarkan riwayat pencarian Internet pengguna sebelumnya, sehingga orang dengan orientasi liberal bisa mendapatkan tanggapan yang sama sekali berbeda daripada konservatif jika dia menggunakan Google, Facebook, atau Yahoo. untuk mencari frase atau istilah di Internet.[48]

2. Kontroversi Bumi Datar Melawan Bumi Bulat

Seperti yang kita ketahui bersama Paham Bumi Datar menjadi "booming" di Abad 21 ini. Seolah kita kembali berjalan mundur ke paham geosentris yang digagas Claudius Ptolomeus pada Abad ke-2. Awal mulanya berasal dari didirikannya Flat Earth Society yaitu sebuah organisasi yang memiliki keyakinan bahwa bumi berbentuk datar, bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah yang menunjukkan bahwa bumi itu bulat.


Logo Flat Earth Society

Organisasi modernnya didirikan oleh seorang pria asal Inggris, Samuel Shenton pada 1956,[49] dan kemudian dipimpin oleh Charles K. Johnson, yang menjadikan rumahnya di Lancaster, California, sebagai basis organisasi. Organisasi ini tidak lagi aktif semenjak kematian Johnson pada 2001, namun baru-baru ini organisasi Flat Earth Society dimunculkan kembali oleh presiden barunya, Daniel Shenton.

Kepercayaan bahwa Bumi berbentuk datar merupakan ciri khas kosmologi kuno sampai sekitar abad keempat SM, ketika para filsuf Yunani kuno mulai berpendapat bahwa Bumi berbentuk bulat.[50] Aristoteles adalah salah satu pemikir pertama yang mengajukan pendapat tentang Bumi bulat pada 330 SM. Menjelang awal Abad Pertengahan, pengetahuan bahwa Bumi itu bulat menyebar luas di seluruh Eropa.[51]

Hipotesis modern yang mendukung teori Bumi datar dicetuskan oleh seorang penemu asal inggris, Samuel Rowbotham (1816–1884). Berdasarkan penafsirannya mengenai ayat-ayat tertentu di Alkitab, Rowbotham mempublikasikan sebuah pamflet 16 halaman, yang kemudian ia kembangkan menjadi sebuah buku setebal 430 halaman berjudul Earth Not a Globe, yang menguraikan pandangannya. Berdasarkan sistem Rowbotham, yang dia sebut "Astronomi Zetetis", bumi adalah sebuah cakram datar yang berpusat di Kutub utara dan dikelilingi oleh dinding es Antartika, sementara matahari dan bulan berjarak sekitar 4800 km (3000 mil) dan kosmos berjarak 5000 km (3100 mil) di atas bumi.[52]

Rowbotham dan pengikutnya, seperti William Carpenter yang meneruskan hasil kerjanya, memperoleh perhatian publik dengan melakukan debat publik melawan para ilmuwan ternama. Salah satu debatnya, melibatkan naturalis terkemuka Alfred Russel Wallace, berkenaan dengan Percobaan Level Bedford (dan kemudian menyebabkan beberapa tuntutan hukum atas penipuan dan pencemaran nama baik).[53] Rowbotham mendirikan Zetetic Society di Inggris dan New York, serta mengedarkan lebih dari seribu eksemplar Zetetic Astronomy.

Setelah Rowbotham meninggal, Lady Elizabeth Blount, istri Sir Walter de Sodington Blount, mendirikan Universal Zetetic Society, menerbitkan majalah The Earth Not a Globe Review, dan terlibat aktif sampai awal abad 20.[54] Sebuah jurnal Bumi Datar, Earth: a Monthly Magazine of Sense and Science, diterbitkan antara 1901–1904, dan disunting oleh Lady Blount sendiri.[55] Pada 1901, dia mengulangi Percobaan Level Bedford yang dimulai oleh Rowbotham dan memotret efeknya. Hal ini memicu korespondensi di majalah English Mechanic dengan beberapa klaim yang menentang. Di kemudian hari, itu menjadi terkenal karena terlibat penipuan yang melibatkan praktik dental.[55] Setelah Perang Dunia II, organisasi ini secara pelan-pelan mengalami kemunduran.

Tidak lama setelah pendirian Flat Earth Society, satelit buatan pertama berhasil diluncurkan. Foto-foto yang diambil oleh satelit di luar angkasa kemudian memperlihatkan bahwa bumi adalah bulat. Akan tetapi Flat Earth Society tetap meyakini bahwa bumi itu datar. Shenton mengatakan, "Mudah sekali melihat bahwa foto seperti itu dapat memperdayai mata yang tak terlatih."[56]

Samuel Shenton berhasil menarik perhatian publik. Dia masuk New York Times pada Januari dan Juni 1964, ketika julukan "flat-earther" juga tergantung di lantai Dewan Rakyat Britania Raya di kedua arah.

Organisasi ini juga berpendapat bahwa pendaratan Apollo di bulan adalah palsu, dilakukan oleh Hollywood dan didasarkan pada naskah buatan Arthur C. Clarke. Mendengar hal ini, Clarke mengirim surat lelucon pada kepala administrator NASA yang berisi pernyataan bahwa dia belum dibayar atas karyanya yang digunakan oleh NASA.[57]

Pada 1969, Shenton berhasil membujuk Ellis Hillman, seorang dosen Politeknik, untu menjadi presiden Flat Earth Society berikutnya. Namun tidak ada banyak bukti mengenai keterlibatannya dalam Flat Earth Society. Setelah Shenton wafat, Ellis Hillman menambahkan koleksi perpustakaan Shenton ke arsip Science Fiction Foundation, yang ikut ia dirikan.[55]

Shenton meninggal pada 1971 dan Charles K. Johnson mewarisi sebagian koleksi perpustakaan Shenton dari istri Shenton. Johnson lalu mendirikan dan menjadi presiden International Flat Earth Research Society of America and Covenant People's Church di California. Di bawah kepemimpinannya, selama lebih dari tiga dekade berikutnya, Flat Earth Society berkembang sampai mencapai sekitar 3000 anggota.

Pada November 2010, muncul forum diskusi Flath Earh Society di internet.[58] Sementara forum lainnya yang juga berkaitan, yakni International Alliance of Flat Earth Groups, saat ini tidak lagi aktif.[59] Flat Earth Society juga muncul di Twitter[60] dan Facebook.[61] Pada 2009, Flat Earth Society didirikan ulang dan anggotanya berjumlah 60 orang pada Maret 2010.[62]

Pendukung Flat Earth Society pada masa kini tidak memiliki satu teori yang disetuju bersama. Tiap anggota memiliki gagasan yang berbeda mengenai bagaimana Bumi diciptakan. Beberapa mendukung gagasan bahwa bumi datar sepenuhnya, sementara yang lain mendukung bentuk cakram.

Di Indonesia sendiri juga ada Grup Facebook bernama Flat Earth Indonesia. Grup ini setidaknya diikuti 5640 member. Pada 23 September yang lalu, saat Matahari seolah-olah berada di atas kota Pontianak, beberapa anggotanya melakukan pengukuran bayangan tongkat serentak di 55 kota 32 Provinsi untuk mengukur jarak Matahari dan Bumi.

Foto Indonesian Flat Earth.Ilustrasi pengukuran bayangan tongkat untuk menentukan jarak matahari dan bumi.

Berikut adalah hasil plot dari data pengamatan panjang bayangan tongkat

Foto Soegianto Soelistiono.

Hal ini tentunya menjadi perdebatan sengit antara penganut Bumi Datar dan Bumi Bulat. Seperti yang diyakini selama ini jarak antara bumi dan matahari bervariasi (berubah-ubah karena ada titik dekat, perihelion dan titik jauh aphelion) di kisaran 1,5 x 1011 m (150 juta km). Bagaiman mungkin jarak matahari dan bumi hanya ribuan km saja?

Berikut jawaban nya

Image result for sudut pengamatan bumi matahari

Yang perlu diperhatikan di sini adalah sinar dari matahari yang kita terima hingga sampai di bumi tidaklah sepenuhnya berada pada lintasan lurus. Silakan baca lagi laporan pengamatan Gerhana Matahari yang dilakukan oleh Sir Arthur Ediington (lahir 28 Desember 1882 dan wafat pada 22 November 1944 di Inggris) pada tanggal 29 Mei 1919. Hasil foto dari Eddington menunjukkan adanya sedikit pergeseran bintang yang sinarnya berada dekat matahari, hal ini dikarenakan sinar/cahaya akan dibengkokkan lintasannya oleh medan gravitasi. Sehingga melengkungnya koordinat ruang dan waktu dalam teori relativitas umum Einstein menjadi dasar pertimbangan apakah menjadi valid apabila mengukur jarak matahari dan bumi hanya menggunakan prinsip trigonometri pada bayangan tongkat saja.

Yang perlu diperhatikan pula dalam pengukuran jarak matahari dan bumi adalah adanya paralaks. Oleh sebab itu, para ahli astronomi biasanya mengukur sudut inklinasi pada saat bumi berada di dua kedudukan yang berlawanan terhadap matahari dalam orbitnya.

Cara termudah dalam pengukuran jarak matahari dan bumi adalah dengan menembakkan gelombang elektromagnetik kemudian mengukur waktu tempuhnya. Selama kita yakini kecepatan gelombang elektromagnetik pada kisaran 3 x 108 m/s (300 ribu km/s) berdasarkan persamaan gelombang Maxwell, maka akan diperoleh waktu pengukuran lebih dari 8 menit (jarak matahari dan bumi sudah pasti lebih dari 144 juta km).

Pertanyaan lanjutan dari pegiat bumi datar adalah besarnya gaya gravitasi yang dialami bulan. Apabila kita gunakan data yang ada MM = 1,98 x 1030 kg ; mbln = 7,342 × 1022 kg ; rM-bln = 1,49 x 1011 m dan menggunakan formulasi Hukum Gravitasi Newton didapatkan

\(F_{\text{M-bln}}=\frac{G\ M_{\text{M}}\ m_{\text{bln}}}{{r_{\text{M-bln}}}^2}\)

\(F_{\text{M-bln}}=\frac{6,67\times 10^{-11}\times 1,98\times 10^{30}\times 7,342\times 10^{22}}{(1,49\times 10^{11})^2}\)

\(F_{\text{M-bln}}=4,3675\times 10^{20} \ \text{N}\)

Kemudian gunakan data Mbm = 5,97 x 1024 kg, mbln = 7,342 × 1022 kg ; rbm-bln = 3,84 x 108 m diperoleh

 

\(F_{\text{bm-bln}}=\frac{G\ M_{\text{bm}}\ m_{\text{bln}}}{{r_{\text{bm-bln}}}^2}\)

\(F_{\text{bm-bln}}=\frac{6,67\times 10^{-11}\times 5,97\times 10^{24}\times 7,342\times 10^{22}}{(3,84\times 10^{8})^2}\)

\(F_{\text{bm-bln}}=1,98\times 10^{20} \ \text{N}\)

Terlihat bahwa gaya gravitasi yang dirasakan bulan karena pengaruh matahari lebih besar dari pada gaya gravitasi karena bumi. Lantas pertanyaan logis muncul mengapa bulan mengorbit ke bumi bukan ke matahari. Jawabannya adalah bulan bersama bumi mengorbit terhadap matahari. Maksudnya? Konsekuensi logis dari adanya gaya gravitasi adalah jatuhnya suatu objek menuju pusat gravitasi. Begitu halnya bumi dan bulan, karena adanya gaya gravitasi yang dirasakannya menyebabkan keduanya menjadi bergerak melingkar.

Perhatikan gambar berikut ini

Jika kita lihat A sebagai titik acuan awal, semisal kita anggap bumi mula-mula bergerak secara linier ke kanan, dengan adanya gaya gravitasi akibat tarikan matahari maka lintasan orbit bergeser tidak lagi lurus melainkan membentuk lintasan yang melingkar hingga akhirnya berada di titik B. Berikut seterusnya saat di titik B arah gerakan bumi secara linier ke bawah karena tarikan matahari maka akan bergerak melingkar hingga ke titik C. Demikian seterusnya sampai membentuk 1 putaran penuh.

Begitu pula jika kita gunakan ilustrasi di atas dengan objek yang ditinjau adalah bulan. Anda dapat menggambarkan bahwa bulan akan dipengaruhi 2 gaya gravitasi baik karena bumi maupun matahari. Oleh sebab itu, ada kalanya gaya gravitasi tersebut saling menguatkan atau saling mengurangi, sehingga jarak bulan ke bumi ada saatnya sangat dekat bisa juga sangat jauh.

Ketiadaan gravitasi (menurut para pegiat bumi datar) menyebabkan ketiadaan gerak melingkar pada benda langit. Karena sejatinya setiap benda yang ada di langit berputar terhadap pusat lintasan orbitnya masing-masing. Satelit memutari planet. Planet memutari bintang (sebagai pusat tata surya). Lalu tata surya berputar terhadap pusat galaksi. Kemudian galaksi berputar terhadap pusat alam semesta.

http://2.bp.blogspot.com/-ZeHTcASaSN4/U478J3oIyoI/AAAAAAAAAmA/JFhtJmazqMk/s1600/kain_kosmos.jpg
Gambaran gerakan planet-planet dalam mengitari matahari dalam model melengkungnya koordinat ruang dan waktu

Penjelasan lain dalam pergerakan benda langit adalah melengkungnya koordinat ruang dan waktu sesuai dengan teori relativitas umum Einstein. Jika Anda bayangkan koordinat ruang waktu seperti lembaran kain tipis, kemudian Anda letakkan bola yang besar di tengah-tengah kain tersebut. Secara otomatis, kain akan melengkung akibat adanya massa yang besar menempati lembaran kain tipis tadi. Selanjutnya, apabila kita gerakkan kelereng kecil di lembaran kain tipis yang sudah ada bolanya tadi, Apa yang terjadi? Kelereng akan terus bergerak mengitari bola besar sebagai pusat lintasan orbitnya.

Penjelasan melengkungnya koordinat ruang dan waktu ini bisa dilihat di video berikut ini

Kesimpulannya adalah sains merupakan usaha yang kita lakukan secara sadar dalam menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman kita terhadap alam semesta. Kegiatan pengamatan atau percobaan yang dilakukan dalam rangka menguji teori yang ada haruslah mengikuti metodologi penelitian ilmiah yang ada. Metode penelitian yang digunakan pun perlu divalidasi terlebih dahulu apakah bisa dijadikan dasar dalam pengambilan data. Kesimpulan dari pengambilan dan pengolahan data selanjutnya dibandingkan dengan data-data yang sudah dilakukan dengan kaidah (metode penilitan yang sudah disepakati sebelumnya).

Terakhir, mengutip nasihat dari seorang teman, "Skeptis dalam diri seorang saintis itu penting, akan tetapi jangan sampai ke-skeptis-an tersebut lantas membuat Anda menjadi Bodoh, sebaliknya ke-skeptis-an tersebut Anda gunakan untuk menemukan terobosan-terobosan baru yang logis dan masuk akal sehingga bermanfaat bagi masyarakat"

DAFTAR PUSTAKA

[1] Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B. Arief Sidharta. 2008. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?, Pustaka Sutra, Bandung. Hal 7-11.

[2] Feynman, Richard. 1964. The Feynman Lectures on Physics. Volume 1 (Bab 1, 2 dan 3)

[3] "Progress or Return" in An Introduction to Political Philosophy: Ten Essays by Leo Strauss (Expanded version of Political Philosophy: Six Essays by Leo Strauss, 1975.) Ed. Hilail Gilden. Detroit: Wayne State UP, 1989.

[4] Jones, Alexander Raymond. Ptolemy : Egyptian astronomer, mathematician, and geographer. britannica.com

[5] Grant, Edward. 2007. A History of Natural Philosophy: From the Ancient World to the Nineteenth Century. Cambridge University Press. halaman 62–67.

[6] Jim Al-Khalili (January 4, 2009). "The 'first true scientist'". BBC News.

[7] "Science in Islam". Oxford Dictionary of the Middle Ages. 2009.

[8] Opus tertium, Brewer ed., halaman 16 dan 65.

[9] Smith, A. Mark. 2001. Alhacen's Theory of Visual Perception: A Critical Edition, with English Translation and Commentary, of the First Three Books of Alhacen's De Aspectibus, the Medieval Latin Version of Ibn al-Haytham's KitÄb al-ManÄir, 2 vols. Philadelphia : Transactions of the American Philosophical Society. 91.

[10] Cohen, H. Floris. 2010. How modern science came into the world. Four civilizations, one 17th-century breakthrough. (Second ed.). Amsterdam: Amsterdam University Prss.

[11] André Goddu. 2010. Copernicus and the Arstotelian Tradition. halaman 436 (note 125), dikutip dari Goddu. 2007. review of: Jerzy Gassowski,Poszukiwanie grobu Mikolaja Kopernika in: Journal for the History of Astronomy 38.2 halaman 255.

[12] Rosen, Edward. 1939. Three Copernican Treatises:The Commentariolus of Copernicus; The Letter against Werner; The Narratio Prima of Rheticus (Second Edition, revised ed.). New York, NY: Dover Publications. (versi terjemahan tahun 2004)

[13] "Galileo and the Birth of Modern Science". American Heritage of Invention and Technology. 24.

[14] Shorto, Russell. 2008. Descartes' Bones. Doubleday. halaman 218.

[15] Thony. 2015. Calendrical confusion or just when did Newton die? thonyc.wordpress.com

[16] Russell, Bertrand. 2013. History of Western Philosophy: Collectors Edition (revised ed.). Routledge. halaman 469.

[17] Joseph John "J. J." Thomson". Chemical Heritage Foundation.

[18] Das, Ashok. 2003. Lectures on quantum mechanics. Hindustan Book Agency, halaman 59.

[19] Spielberg, Nathan; Anderson, Bryon D. 1995. Seven ideas that shook the universe (2nd ed.). John Wiley & Sons, halaman 263.

[20] Major, Fouad G. 2007. The quantum beat: principles and applications of atomic clocks (2nd ed.). Springer, halaman 142.

[21] Lindsay, Robert Bruce; Margenau, Henry. 1981. Foundations of physics. Ox Bow Press, halaman 330.

[22] Eve, A. S.; Chadwick, J. 1938. Lord Rutherford 1871–1937. Obituary Notices of Fellows of the Royal Society. 2 (6): 394.

[23] Kragh, Helge. 2012. Niels Bohr and the quantum atom: the Bohr model of atomic structure, 1913–1925. Oxford: Oxford University Press.

[24] Leroy, Francis. 2003. A Century of Nobel Prize Recipients: Chemistry, Physics, and Medicine (illustrated ed.). CRC Press. p. 141.

[25] Mott, Nevill; Peierls, Rudolf. 1977. "Werner Heisenberg 5 December 1901 – 1 February 1976". Biographical Memoirs of Fellows of the Royal Society. Royal Society. 23: 212.

[26] O'Connor, John J.; Robertson, Edmund F. 2003. "Max Born", MacTutor History of Mathematics archive. University of St Andrews.

[27] Moore, Walter J. 1992. Schrödinger: Life and Thought. Cambridge University Press.

[28] Dirac, P. A. M. 1928. "The Quantum Theory of the Electron". Proceedings of the Royal Society of London. Series A, Containing Papers of a Mathematical and Physical Character. 117 (778): 610–24.

[29] Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

[30] Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen (Edisi 1). Yogyakarta : BPFE.

[31] "SIAM: Graduate Education for Computational Science and Engineering". Society for Industrial and Applied Mathematics.

[32] Hosch, L. William. 2009. Incompleteness theorem : Logic. britannica.com.

[33] Bunge, Mario Augusto. 1998. Philosophy of Science: From Problem to Theory. Transaction Publishers. halaman 24.

[34] Heilbron, J. L. (editor-in-chief). 2003. The Oxford Companion to the History of Modern Science. New York: Oxford University Press.

[35] Max Born. 1949. Natural Philosophy of Cause and Chance. London : Oxford University Press.

[36] Galileo Galilei. 1638. Discorsi e Dimostrazioni Matematiche Intorno a Due Nuove Scienze. Leiden.

[37] Godfrey-Smith, Peter. 2003. Theory and Reality. Chicago 60637: University of Chicago. halaman 41.

[38] Godfrey-Smith, Peter. 2003. Theory and Reality. Chicago 60637: University of Chicago. halaman 203 dan 236.

[39] Godfrey-Smith, Peter. 2003. Theory and Reality. Chicago 60637: University of Chicago. halaman 63-68.

[40] Godfrey-Smith, Peter. 2003. Theory and Reality. Chicago 60637: University of Chicago. halaman 117-118.

[41] Popper, Karl. 1972. Objective Knowledge.

[42] Newton-Smith, W. H. 1994. The Rationality of Science. London: Routledge. halaman 30.

[43] Feyerabend, Paul. 1993. Against Method (3rd ed.). London: Verso.

[44] Feyerabend, Paul. 1987. Farewell To Reason. London : Verso. halaman 100.

[45] Godfrey-Smith, Peter. 2003. Theory and Reality. Chicago 60637: University of Chicago. halaman 151.

[46] Brugger, E. Christian. 2004. Casebeer, William D. Natural Ethical Facts: Evolution, Connectionism, and Moral Cognition. The Review of Metaphysics. 58 (2).

[47] Editors of the American Heritage Dictionaries. 2006. More Word Histories and Mysteries: From Aardvark to Zombie. Houghton Mifflin Harcourt. halaman 110.

[48] Bianca Bosker. 2007. Facebook, Google Giving Us Information Junk Food, Eli Pariser Warns. Huffpost Tech.

[49] Strickland, Jonathan. 2009. Flat Earth Society. Science.howstuffworks.com.

[50] Plato. 360 SM. Timaeus. (penerjemah : Benjamin Jowett dapat diakses di classic.mit.edu)

[51] O'Neill, Brendan. 2008. Do they really think the earth is flat? news.bbc.co.uk

[52] Schick, Theodore, Lewis Vaughn. 1995. How to think about weird things: critical thinking for a new age. Mayfield : Houghton Mifflin halaman 197.

[53] Hampden, John. 1870. The Bedford Canal swindle detected & exposed. A. Bull, London.

[54] Sir Patrick Moore. 1972. Can You Speak Venusian? Bab 2 BETTER AND FLATTER EARTHS.

[55] Christine Garwood. 2007. Flat Earth. Macmillan.

[56] Robert J. Schadewald. 1982. Six "Flood" Arguments Creationists can't answer. Evolution Journal Volume 3 Nomor 3 halaman 12-17.

[57] Hill, Graham (2001-01-08). Arthur C Clarke Looks To The Future. BBC World Service.

[58] https://forum.tfes.org/

[59] https://web.archive.org/web/20131227020115/http://theflatearthsociety.net/talk/

[60] http://twitter.com/FlatEarthToday.

[61] https://www.facebook.com/FlatSoc.

[62] Adam, David. 2010. The Earth is flat? What planet is he on? theguardian.com.