Halo Sobat Seratus.
Pada tanggal 10 Agustus 1995 pesawat N-250 Gatotkaca, mengudara untuk pertama kaliinya. Moment inilah yang kemudian dijadikan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional berdasarkan UU No 18 tahun 2002.
Dengan diperingatinya Hari Kebangkitan Teknologi Nasional akan diharapkan
- Berkembangnya kesadaran masyarakat tentang perlunya budaya Iptek dalam keseharian
- Terdorongnya kreatifitas dan inovasi Ilmu Pengetahuan dalam diri masyarakat sehingga meningkatkan daya saing yang dapat memajukan Bangsa
- Dikenalnya hasil-hasil Iptek dan inovasi oleh masyarakat luas, termasuk pelajar, mahasiswa dan dunia usaha
- Tersosialisasinya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan iptek dan implementasinya
- Serta terbangunnya kerjasama antara pemangku kepentingan Iptek.
Tahun ini, Hari Kebangkitan Teknologi Nasional telah memasuki tahun yang ke-22. Yang istimewa pada peringatan tahun ini. Untuk pertama kalinya, peringatan Harteknas tidak dilaksanakan di Pulau Jawa melainkan diselenggarakan di Makassar.
Dipilihnya kota Makassar sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan Harteknas tahun ini sesuai dengan tema yang dipilih yaitu “Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan.â€
Dimana Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan garis pantai terpanjang di Indonesia. Selain itu, provinsi asal Sultan Hasanuddin ini merupakan provinsi dengan dinamika pembangunan pesisir paling tinggi di Indonesia.
Hal ini wajar karena kita mengetahui bahwa semenjak dahulu kala, suku Bugis dan Makassar adalah suku pelaut. Hanya dengan perahu cadik, nenek moyang kita berani mengarungi Samudra sampai Australia dan Madagaskar. Apalagi setelah dibuatnya Kapal Pinisi, maka petualangan nenek moyang kita mengarungi ke tujuh samudra.
Tidak ada data yang valid sejak kapan Kapal Pinisi mulai digunakan oleh orang-orang Bugis dan Makassar. Satu-satunya sumber literatur yang didapat adalah dari Lontara Sureq I La Galigo yang ditulis abad 13 M, bahwa kapal Pinisi pertama kali terbuat dari pecahan kapal Raja Sawerigading. Dari informasi ini jelas bahwa kapal Pinisi telah digunakan jauh sebelum abad tersebut.
Pembangunan Maritim yang Berbasis Pengetahuan memang perlu dikembangkan. Karena seperti perkataan AB Lapian seorang sejarahwan maritim senior bahwa Indonesia bukan negara yang terdiri dari pulau-pulau belaka, melainkan adalah negara laut yang bertabur pulau.
Laut kita belum banyak tereksplorasi, kecuali diambil ikan, garam dan sebagai tempat wisata. Tentu para ilmuwan perlu mengeksplorasi laut sebagai sumber energi terbarukan seperti Ocean Thermal Energy Conversion.
Hal lain dalam peringatan Harteknas 2017 kali ini, pemerintah melalui Menristekdikti akan meluncurkan Kapal Pelat Datar untuk para nelayan kita.
Kapal Pelat Datar merupakan inovasi karya anak banggsa. Anak-anak muda alumni Universitas Indonesia yang tergabung dalam Juragan Kapal.
Keistimewaan kapal dari baja ini dibandingkan dengan bahan lainnya semisal besi atau fiber selain awet juga dapat didaur ulang. Selain itu keistimewaan bahan dasar baja dibandingkan fiber atau kayu, juga dari ketersediaannya. Kapal dengan bahan dasar kayu sangat tergantung dengan ketersediaan kayu dari hutan kita, sedangkan kapal dengan bahan dasar fiber, harus import.
Dari bentuk penampangnya, Kapal Pelat Datar ini juga memanfaatkan energi gelombang kiri–kanan yang terbuang. Tentu dengan memanfaatkan energi gelombang kiri-kanan yang terbuang ini, nelayan dapat menghemat bahan bakar.
Energi Gelombang yang terbuang
Selain Kapal Pelat Datar, ada beberapa hasil inovasi lain yang akan diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional termasuk teknologi produksi garam yang akan diperkenalkan kepada petani garam. Beberapa teknologi baru yang diperkenalkan antara lain :
- Tank Amphibi Anoa yang diproduksi PT Pindad (Persero), sudah digunakan TNI dan militer negara Malaysia, Brunei dan Oman
- Motor Listrik hasil karya ITS dan GARANSINDO, mampu menempuh jarak 80 - 100 km untuk sekali pengisian baterai (waktu untuk mengisi baterai 1,5 - 3 jam), dan memiliki kecepatan hingga 100 km (setara motor BBM 125 cc).
- Model Cockpit N-219 hasil rancangan PTDI
- Drone Alap-alap yang dapat terbang selama 7 jam nonstop dengan total jarak jelajah 623 km, hasil karya BPPT
- Tak ketinggalan diperkenalkan pula alat pemindai aktifitas otak 4 dimensi pertama di dunia. Alat ini merupakan reka cipta dari anak bangsa yang bernama Dr Warsito P Taruno.
Kedepannya kita berharap bahwa inovasi teknologi anak bangsa akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim di Dunia.
Selamat Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Maju terus teknologi Indonesia!
Lebih Lanjut
- UU no 18 tahun 2002
- http://www.dikti.go.id/
- https://www.youtube.com/watch?v=fJcQiOalj4Y
- http://www.ui.ac.id/berita/menristekdikti-uji-coba-kapal-pelat-datar-produksi-alumni-ui.html
- http://www.seratusinstitute.com/news/detail/sejarah/134/perkembangan-dirgantara-indonesia.html
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/08/10/mengintip-6-produk-teknologi-unggulan-anak-bangsa-yang-diboyong-ke-makassar-mulai-hari-ini?utm_source=Facebook&utm_medium=cpc&utm_campaign=aug-2017-ads&utm_content=tekno-bppt
Komentar berhasil disembunyikan.