Hallo sobat100,
Tanggal 22 Oktober 2018 diperingati sebagai Hari Santri Nasional.

Kenapa tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional ? Mungkin sobat100 ada yang bertanya-tanya seperti itu. Setiap peristiwa pasti mempunyai sebuah sejarah tersendiri. Dan setiap sejarah pasti mempunyai makna dan filosofi yang harus kita ketahui. Kali ini tim100 akan memberikan jawabannya kepada sobat100 semua...

Hari Santri Nasional diperingati setiap tahunnya di Indonesia pada tanggal 22 Oktober. Tak terkecuali pada 22 Oktober tahun 2018 ini, Hari Santri Nasional kembali diperingati dengan mengambil tema “Bersama Santri Damailah Negeriâ€. Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional ini disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2015 lalu melalui Keppres Nomor 22 tahun 2015.[1]

Sejarah Hari Santri Nasional

Hari Santri merupakan sebuah hari untuk memperingati peran besar kaum kiai dan kaum santri dalam perjuangannya melawan penjajah yang bertepatan dengan resolusi jihad dari Hadratusy Syekh Mbah KH. Hasyim pada tanggal 22 Oktober.

 

Itulah alasan yang mendasari kenapa Hari Santri Nasional ditetapkan pada tanggal 22 Oktober, yang sebelumnya Presiden Jokowi berpendapat pada tanggal 1 Muharram.[1]

Sejarah membuktikan, para santri bersama dengan pejuang lainnya mempunyai peran yang sangat penting dalam merebut kembali kedaulatan negara Republik Indonesia dari penjajahan bangsa asing. Hal tersebut sangat berkaitan erat dengan peristiwa bersejarah bangsa Indonesia yang membawa bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaan dari para penjajah berkat perjuangan para santri dan campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.[2]

Resolusi jihad yang diceruskan oleh pendiri NU yaitu KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober pada tahun 1945 di Surabaya untuk mencegah dan mengahalangi kembalinya tentara kolonial Belanda yang mengatas namakan NICA.[2]

KH. Hasyim Asy’ari sebagai tokoh besar pendiri Nahdatul Ulama menyerukan jihad dengan mengatakan bahwa “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardhu’ain atau wajib bagi setiap orangâ€.  Seruan jihad itulah yang dikobarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk membakar semangat para santri Surabaya untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.[3]

Jenderal Mallaby tewas dalam pertempuran yang berlangsung tiga hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 27, 28, 29 Oktober 1945. Ia tewas bersama dengan pasukannya yang kurang lebih sebanyak 2.000 pasukan. Hal tersebut yang membuat marah angkatan perang Inggris, hingga berujung pada , peristiwa 10 November 1945 yang merupakan Hari Pahlawan.[3]

Kemerdekaan Indonesia memang tidak lepas dari perjuangan kaum santri dan kaum ulama. Itulah kenapa tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional.[3]

Transfer ilmu oleh para ulama kepada para santri tidak bisa lepas dari lembaga pendidikan yang disebut dengan Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar Di Indonesia

Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.[4]

Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu, kata pondok mungkin berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren, sedang di Aceh dikenal dengan Istilah dayah atau rangkang atau menuasa, sedangkan di Minangkabau disebut surau.[5] Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut. [6]

Pondok pesantren merupakan wadah pendidikan yang mempunyai kurikulum dan sistem terbaik. Tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu ukhrawi, pesantren juga mengajarkan ilmu-ilmu duniawi.[7]

Berikut beberapa daftar Pondok Pesantren terbaik di Indonesia :

1. Pondok Pesantren Modern GONTOR

Podok Pesantren Gontor berdiri pada 10 April 1926 di Ponorogo, Jawa Timur. Podok ini didirikan oleh tiga bersaudara putra Kiai Santoso Anom Besari, yaitu KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie dan KH Imam Imam Zarkasy yang kemudian dikenal dengan istilah Trimurti.

Pondok Pesantren Gontor merupakan pelopor dan inovator pesantren modern, yang dulunya bernama Ponpes Darussalam Gontor. Pesantren modern ini yang terinspirasi dari Sir Syed Ahmad Khan founder Aligarh Muslim University, India yang melakukan modernisasi pendidikan Islam.

Sistem yang dipakai di Pondok Modern Gontor berjalan dengan baik dan sangat sukses. Karena hal itu, saat ini banyak pesantren-pesantren di Indonesia menerapkan sistem yang sama dengan yang di pakai Pondok Gontor.

Pondok ini memiliki ciri khas yaitu menerapkan kedisiplinan yang tinggi dan pembiasaan dalam mengucap bahasa Arab dan Inggris untuk digunakan dalam bahasa sehari-hari. Selain itu kerapihan mengenakan pakaian dan selalu memakai dasi saat bersekolah juga merupakan ciri khasnya. Pondok Pesantren ini memiliki Santri berjumlah ± 25.000.[7]

Pada awalnya Pondok Pesantren ini hanya memiliki satu wadah pendidikan yaitu Tarbiyatul Athfal (setingkat dengan taman kanak-kanak). Beberapa tahun kemudian Pondok ini mendirikan Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiah (KMI) yang setara dengan Sekolah Menengah, dissul dengan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).[7]

Pondok Cabang

Mengingat tingginya minat masyarakat untuk memasukkan anaknya di Gontor dan keterbatasan fasilitas yang tersedia di Kampus Pondok Modern Darussalam Gontor serta untuk memberikan bekal yang lebih baik kepada para calon santri yang ingin masuk di Pondok Modern Darussalam Gontor, akhirnya dibuka cabang-cabang Gontor di beberapa tempat:[8]

Pondok Modern Gontor 2 Desa Madusari, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur

Pondok Modern Gontor 3 "Darul Ma’rifat" Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Pondok Modern Gontor 4 (Putri) terdiri dari:

• Pondok Modern Gontor Putri 1 Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Pesantren Putri Pondok Modern Darussalam Gontor, terletak lebih kurang 100 km dari Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo atau 32 km sebelah barat kota Ngawi, tepatnya di desa Sambirejo Kec. Mantingan Kab. Ngawi. Aktifitas santriwati Gontor Putri yang mempunyai luas 6 ha. ini diorientasikan pada pembentukan sosok wanita muslimah, sholihah dan wanita serba teladan.

• Pondok Modern Gontor Putri 2 Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

• Pondok Modern Gontor Putri 3 Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

• Pondok Modern Gontor Putri 4 Desa Lamomea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara

• Pondok Modern Gontor Putri 5 Dusun Bobosan, Desa Kemiri, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

• Pondok Modern Gontor Putri 6 "Ittahadul Ummah" Kelurahan Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah

• Pondok Modern Gontor Putri 7 Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau


Pondok Modern Gontor 5 "Darul Muttaqien" Desa Kaligung, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur

Pondok Modern Gontor 6 "Darul Qiyam" Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Timur

Pondok Modern Gontor 7 "Riyadhatul Mujahidin" Desa Pudahoa, Kecamatan Landono, Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara

Pondok Modern Gontor 8 Desa Labuhan Ratu VI, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Lampung

Pondok Modern Gontor 9 Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung

Pondok Modern Darussalam Gontor 9 adalah merupakan cabang Pondok Modern Darussalam Gontor yang berlokasi di Dusun Kubupanglima Desa Tajimalela Kecamatan Kalianda Lampung Selatan. Luas area 11.5 ha yang dipergunakan merupakan wakaf dari Bapak Daud Yusuf dan Bapak Ibrahim Sulaiman. Dengan fasilitas Masjid, Asrama, Kamar mandi, Dapur umum, Kantin pelajar, Koperasi Pelajar, dan lapangan olahraga. Kapasitas sekarang ini mampu menampung 100 – 150 santri.

Pondok Modern Gontor 10 "Darul Amien" Desa Meunasah Baro, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Aceh

Pondok Modern Gontor 11 Talago Loweh, Desa Bubuh Limau, Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat

Pondok Modern Gontor 12 Desa Parit Culum 1, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi

Pondok Modern Gontor 13 "Ittihadul Ummah" Kelurahan Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah

Pondok Modern Gontor 14 Desa Lubuk Jering, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Riau

2. Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan

Salah satu pesantren terbaik di Indonesia adalah pondok pesantren Sidogori di Pasuruan. Pondok pesantren ini didirikan oleh Sayyid Sulaiman yang berasal dari Cirebon, beliau mendirikan pesantren ini bersama dengan Kyai Aminullah.

Ada beberapa versi mengenai tahun pendiriannya, ada pendapat yang mengatakan pada tahun 1745. Dan versi inilah yang dijadikan patokan untuk merayakan hari jadi mereka. Pesantren ini merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesa yang masih eksis dan terus berkembang.

Di zaman modern ini, pesantren ini tetap mempertahankan sistem pendidikan salaf murni yang mengkaji ilmu agama. Pesantren ini juga terkenal sebagai pesantren yang berhasil mandiri secara finansial berkat berbagai bisnis yang dibangun oleh yayasan pesantren seperti waralaba minimarket (Mart) yang bernama Koperasi Sidogiri, lembaga keuangan yang bernama BMT (baitul Mal Wat Tamwil), serta masih banyak usaha lainnya.

Para pengurus pesantren ini berkomitmen mempertahankan sistem pendidikan Madrasah Diniyah (MD) sampai tingkat Ma’had Ali (Universitas) yang bernama Tarbiyatul Mu’alimin.

Pesantren ini berdiri atas lahan seluas 6 hektar yang berada 12 kilometer dari pusat kota Pasuruan. yaitu, berada pada garis lintang -7.644601 dan garis bujur 112.90231.

3. Pondok Pesantren Langitan, Tuban

Pesantren ini termasuk salah satu lembaga islam tertua di Indonesia, yang berdiri pada tahun 1852. Pesantren  ini terletak di Dusun Mandungan, Desa Widang, Kecamatan Widang, Tuban, Jawa Timur. Luas komplek wilayah Pesantren ini sekitar 7 hektare.

Kyai Abdullah Faqih yang sempat memimpin pesantren ini adalah seorang ulama kharismatik, bahkan hingga pejabat-pejabat tinggi di negeri ini pun segan kepada beliau.

4. Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri

Pesantren Lirboyo berdiri pada tahun 1910, tepatnya di Kec. Mojoroto, Kota Kediri, Jawa timur. Kata “Lirboyo†diambil dari nama sebuah desa, di desa inilah berdiri pondok pesantren yang banyak dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren Lirboyo.

Kyai Sholeh yang berasal dari desa Banjarmlati, memprakarsai berdirinya pesantren ini, yangkemudian di lanjutkan oleh salah satu menantunya KH. Abdul karim yang berasal dari Magelang, jawa tengah.

Pondok Pesantren Lirboyo berkembang menjadi pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan dalam peristiwa-peristiwa kemerdekaan, Pondok Pesantren Lirboyo ikut berperan dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang seperti peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Sebagai Pusat pendidikan Islam, Pondok Pesantren Lirboyo memadukan antara tradisi yang mampu mengisi kemodernitasan dan terbukti telah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang saleh dalam bidang agama, maupun saleh sosial.[8]

5. Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang

Pesantren Tebuireng merupakan salah satu pesantren terbesar di Kab. Jombang. Pesantren ini didirikan pada tahun 1899 oleh salah satu ulama besar yaitu KH. Hasyim Asy’arie. Kyai Hasyim Asy’ari dikenal sebagai sosok ulama kharismatik sekaligus pendiri organisasi Ulama (NU).

Disamping pelajaran ilmu syari’at, bahasa Arab dan Agama islam, pondok pesantren ini juga memasukan pelajaran umum kedalam struktur pembelajarannya. Pesantren Tebuireng sudah sangat banyak memberikan kontribusi terhadap masyarakat indonesia. Terutama di dalam dunia pendidikan indonesia.

KH Abdurrahman alias Gusdur menjadi Presiden RI ke-4 dan yang pertama berasal dari kalangan santri. Beliau adalah cucu dari Kyai Hasyim Asy’ari.

6. Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang

Pesantren Al-Anwar didirikan pada tahun 1967 oleh KH. Maimun Zubair. Pesantren ini terletak di desa Karangmangu, Sarang, Rembang Jawa Tengah. Pondok ini pada mulanya adalah sebuah kelompok pengajian yang dirintis oleh KH. Ahmad Syuaib dan KH. Zubair Dahlan.

Kelompok pengajian tersebut pada awalnya dilaksanakan di mushalla. Pada perkembangan selanjutnya kedua perintis tersebut mendirikan tiga komplek bangunan, yaitu komplek A, B dan C.

Komplek A dikembangkan menjadi PP Al-Anwar oleh KH. Maimun Zubair, putra KH. Zubair Dahlan. Sedangkan komplek B dikembangkan oleh KH. Abdul Rochim Ahmad menjadi PP Ma’hadul Ulumis Syar’iyah.

Latar belakang pendirian pondok tersebut adalah untuk melanjutkan kegiatan pengajian dan juga keinginan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar yang umumnya berpenghasilan rendah sebagai nelayan.

Perkembangan jumlah santri Pondok Pesantren Al-Anwar yang cukup pesat. Sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem salafiyah di mana para santri diwajibkan mengikuti pengajian Masyayeh atau ustadz, baik dengan pendekatan sistem bandongan (bersama-sama) maupun sorogan (individual).

Santri juga harus mengikuti pendidikan Muhadloroh atau Madrasah Ghozaliyyah, sampai tingkat aliyah, dan melanjutkan pada PPTM (Ma’had ‘Aly) yang mana jenjang pendidikannya adalah dua tahun.

7. Pondok Pesantren Nur El Falah Banten

Pondok pesantren Nur El Falah didirikan pada tahun 1943 oleh Almarhum KH.Abdul Kabier (tokoh pendidikan Banten) murid dari Hadrotusyaikh KH.Hasyim Asyari (Pendiri Nahdlatul Ulama) yang beralamat di kp. Kubang Ds.Kubang Jaya Kec.Petir Kab. Serang Banten.

Pondok Pesantren Nur El Falah saat ini konsisten mencetak kader ulama yang intelek sesuai visi misi dari didirikannya pesantren ini dan tahun ini pesantren serius membangun pesantren berbasis teknologi sehingga orang tua santri dapat melakukan pemantauan kegiatan santri dengan cara online baik kehadiran, kesehatan, kegiatan, nilai, prestasi, tabungan dan pelanggaran.

Kegiatan pendidikan di Pondok pesantren ini terbagi menjadi empat tahapan, yaitu:

1. Al-Mubtadi yaitu santri dibimbing menguasai 140 masalah agama dasar baik dari segi aqidah, fiqih ibadah, muamalah dan amaliyah harian sehingga para santri dapat beribadah dengan baik dan juga mampu memimpin Doa, tahlil dan fase ini di tempuh dalam waktu paling lama 5 bulan.

2. Tsanawi yaitu para santri di bina untuk mampu berkomunikasi menggunakan 2 bahasa Internasional Bahasa Arab dan Inggris dan fase ini di selesaikan santri dalam waktu 6 bulan.

3. Aliyah yaitu fase dimana santri mempelajari kaidah Ilmu Nahwu dan Sharaf serta dibimbing untuk dapat menerapkan kaidah yang di kuasai untuk membaca Kitab Kuning dengan baik dan fase ini diselesaikan dengan waktu 6 bulan.

4. Ulya merupakan fase dimana para santri mendapatkan bimbingan ilmu ilmu keagamaan baik dalam Aqidah, Al-Quran, Hadits, Akhlaq, Fiqh, Usul Fiqih Tajwid, Tafsir, Balaghah, Mantiq dan lain-lain.

Program Unggulan Pesantren Nur El Falah antara lain:

1. Para santri dites potensi menggunakan sidik jari dan akan diketahui dari hasil tes berupa potensi, cara belajar, keahlian bakat dan lain lain.

2. Para santri juga dibina untuk dapat menguasai komputer dan Teknologi

3. Pesantren memiliki kegiatan Tahunan mendatangkan Syekh dari Al-Azhar Mesir untuk membimbing para santri agar dapat membaca Al-Quran dengan Baik dan pelatihan Hafal alQuran tanpa menghafal.

Pesantren memiliki jenjang pendidikan formal yang lengkap sehingga santri dapat memilih sesui dengan keinginannya. Pesantren memiliki jenjang pendidikan formal seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (Mts), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Atas ( SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan tinggi STAIKHA (Sekolah Tinggi Agama Islam KH.Abdul Kabier).

8. Pondok Pesantren La Tansa, Banten

Pesantren La Tansa terletak di daerah Parakansantri, Cipanas, Lebak, Banten. Pendiri Pesantren ini adalah Drs. K.H. Ahmad Rifa’i Arief (Almarhum) yang bertindak sebagai pemimpin pesantren Daar el-Qolam (Pasir Gintung, Jayanti, Tangerang).

Setelah Drs. K.H. Ahmad Rifa’i Arief wafat, kepemimpinan Pesantren La Tansa  diambil alih oleh K.H. Sholeh, S.Ag, MM dan K.H. Adrian Mafatihullah Karim, MA. Pesantren ini berada dibawah naungan lembaga Yayasan La Tansa Mashiro.

9. Pondok Pesantren Daar El-Qolam, Banten

Pesantren Daar El-Qolam didirikan pada 20 Januari tahun 1968 oleh H. Qasad Mansyur dan Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief. Pesantren ini terletak di Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang Banten.

Pada tanggal  15 Juni tahun 1997 Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief sebagai pendiri sekaligus figur pesantren ini meninggal dunia. Kemudian pesantren ini diamanatkan kepada  K.H. Adrian Mafatihullah Karim, Hj. Enah Huwaenah dan K.H. Drs. Ahmad Syahiduddin.

10. Pondok Pesantren Al Ihya Ulumuddin, Cilacap

Pesantren Al Ihya Ulumuddin didirikan pada tanggal 24 Nopember 1925 oleh KH. Badawi Hanafi. Pesantren ini terletak di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap. Pesantren ini juga sering disebut dengan Pesantren kesugihan.

Setelah KH. Badawi Hanafi, Pesantren ini diamanatkan kepada putranya yaitu KH Chasbulloh Badawi dan KH Ahmad Mustholih.

11. Pondok Pesantren Al Mukmin, Sukoharjo

Pesantren Al Mukmin ini didirikan pada tahun 1974 oleh “enam serangkaiâ€, yaitu Abdullah Sungkar, Abu Bakar Ba’asyir, Yoyok Rosywadi, Abdullah Baradja, Abdul Qohar H. Daeng Matase dan Hasan Basri.

Pesantren ini terletak di Ngruki, Solo, di selatan terminal angkutan dalam kota Surakarta, Terminal Tipes, namun berada di wilayah administrasi Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo. Unit dakwah dari pesantren ini awalnya adalah sebuah siaran radio non-komersial.

12. Pondok Pesantren Al-Fatah, Temboro

Pesantren Al Fatah merupakan salah satu pesantren yang sedang tumbuh pesat. Pesantren ini terletak di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Secara fisik akan banyak dijumpai beberapa bangunan permanen yang cukup sederhana, terutama rumah-rumah para Ustadz.

Salah satu kelebihan pesantren ini adalah, kebersihan lingkungan dan paling utama kebersihan kamar mandi dan ketersediaan air bersih. Luar biasa. Walhasil tidak ada tradisi “jarbanâ€/ korengan/penyakit gatal yang biasanya menjadi syarat bagi santri.

13. Pondok Pesantren Al-Khoirot, Malang

Pesantren Al-Khoirot didirikan pada tahun 1963 oleh KH. Syuhud Zayyadi. Dari segi usia pesantren ini terbilang masih muda di bandingkan dengan pesantren lain. Pesantren ini terletak di Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Sistem pendidikan yang diberlakukan di pesantren ini adalah sistem pendidikan salaf murni, yaitu pengajian kitab kuning klasik dengan metode sorogan, wetonan, dan bandongan.

Saat ini sistem pendidikannya mulai berkembang dengan diperkenalkannya pendidikan formal madrasah diniyah, madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA) yang statusnya diakui pemerintah dan lulusannya dapat melanjutkan studi ke sekolah manapun baik negeri atau swasta, dalam negeri atau luar negeri.

14. Pondok Pesantren Buntet, Cirebon

Pesantren Buntet berdiri sejak tahun 1785, sehingga menjadikannya salah satu pesantren tertua di Indonesia. Pesantren ini merupakan salah satu pesantren yang sangat terkenal di Jawa Barat dan menjadi pelopor pesantren lain di provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Banyak pengasuh pesantren di ketiga provinsi tersebut yang merupakan alumni dari Pesantren Butet.

15. Pondok Pesantren Al Khairaat, Palu

Pesantren Al Khairaat didirikan pada tahun 1963 oleh Habib Idrus bin Salim Al Jufri. Di wilayah Sulawesi, Pesantren al-Khairaat merupakan lembaga pendidikan Islam paling populer. Yayasan Al Khairaat kini terdiri dari TK, SD, SMP,SMA, SMK,MI, MTS, MA hingga Universitas.

Lembaga-lembaga pendidikan Islam Al-Khairaat berpusat di Kota Palu dan menyebar ke daerah sekitar, menjadikannya sebagai pintu gerbang dakwah Islam di Kawasan Timur Nusantara.

16. Pondok Pesantren Musthafawiyah, Sumatera Utara

Pesantren Musthafawiyah didirikan pada 12 November 1912, oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily. Pesantren ini biasa disebut dengan Pesantren Purba baru. Pesantren ini terletak di Desa Tanobato, Kabupaten Mandailing Natal.

Pesantren ini merupakan salah satu pesantren yang lengkap sarana pendidikan formalnya Pesantren ini mempunyai lembaga pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi dengan berbagai jurusan baik di bidang sains seperti kesehatan (STIKES) dan teknologi informasi (STT Nurul Jadid). Di pesantren ini juga terdapat ma’had aly dan tahfidz Al-Quran.

17. Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo

Pesantren Nurul Jadid didirikan pada tahun 1950 oleh KH. Zaini Munim. Pesantren ini terletak di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa timur.

Zaini Munim datang ke desa Karanganyar sebenarnya bukan untuk mendirikan pesantren, tapi untuk mengisolir diri dari kekejaman kolonial Belanda. Namun, isyarat dari KH. Hasan Sepuh Genggong membuat beliau membuka mata dan akhirnya mendirikan pondok di wilayah ini.

18. Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta

Pesantren Darunnajah adalah lembaga pendidikan Islam swasta yang dirintis sejak tahun 1942. Pesantren ini didirikan pada 1 April 1974 oleh (Alm) KH. Abdul Manaf Mukhayyar dan dua rekannya (Alm) KH. Qomaruzzaman dan KH. Mahrus Amin.

Pesantren Darunnajah terletak di Jalan Ulujami Raya, nomor 86, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Pesantren ini menerapkan sistem kurikulum yang terpadu, pendidikan berasrama serta pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara intensif.

19. Pondok Pesantren Rasyidiah Khalidiah, Kalimantan Selatan

Pesantren Rasyidiah Khalidiyah yang biasa disingkat RAKHA ini didirikan pada 13 Oktober  1922. Pesantren ini didirikan oleh Tuan Guru K.H Abdurrasyid, alumnus Universitas Al Azhar Cairo dari tahun 1912-1922.

Pesantren awalnya bernama Arabische School dan berawal dari sebuah rumah sederhana yang terletak di Desa Pakapuran Amuntai, Kalimantan Selatan. Pesantren ini sangatlah terkenal di Kalimantan.

20. Pondok Pesantren Asy Syafi’iah Nahdatul Wathan, Lombok

Pesantren ini didirikan oleh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atas perintah dari gurunya, Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath (Mekkah).

Pada tahun 1934 ia tiba di pulau Lombok, lalu mendirikan Pondok Pesantren Al- Mujahidin. Kemudian pada 22 agustus 1937, beliau kembali mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathon Diniyah Islamiyah (NWDI) yang peserta didiknya khusus untuk laki-laki. Pada 15-21 April 1943, beliau kembali mendirikan  madrasah yang bernama Nahdlatul Banat Diniah Islamiyah (NBDI) untuk kaum perempuan.

Dua Madrasah ini merupakan lembaga pendidikan islam pertama yang berdiri di Pulau Lombok, dan dari dua madrasah itulah Pesantren Asy Syafi’iah Nahdatul Wathon lahir.

21. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang

Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang merupakan salah satu pondok pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur. Hingga sekarang pondok ini masih survive di tengah kecenderungan kuat sistem pendidikan formal.

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) didirikan oleh KH. Abdus Salam seorang keturunan raja Majapahit, pada tahun 1838 M di desa Tambakberas, 5 km arah utara kota Jombang Jawa Timur.

KH. Abdus Salam meninggalkan kampung halamannya menuju Tambakberas untuk bersembunyi menghindari kejaran tentara Belanda. Bersama pengikutnya ia kemudian membangun perkampungan santri dengan mendirikan sebuah langgar (mushalla) dan tempat pondokan sementara buat 25 orang pengikutnya. Karena itu, pondok pesantren itu juga dikenal pondok selawe (dua puluh lima).

Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang terus melakukan pengembangan dan perubahan seiring dengan dinamika perkembangan dan tuntutan global, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur kepesantrenan, berpegang pada prinsip al-muhafadhah ‘al al-qadim al-shalih wa al-akhdhu bi al-jadid al-ashlah dengan di bawah sinaran prinsip Aqidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah ala NU.

Salah satu upaya yang telah dilakukan di tengah kecenderungan kuat sistem pendidikan formal, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang hingga saat ini telah mendirikan 18 unit pendidikan formal mulai dari tingkat pra sekolah sampai dengan perguruan tinggi.

22. Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang

Pondok Pesantren Darul ‘Ulum didirikan oleh Kyai Haji Tamim Irsyad dibantu Kyai Haji Cholil sebagai mitra kerja dan sekaligus menantunya pada tahun 1885 M.

Pondok Pesantren ini didirikan bermula dari kedatangan Kyai Haji Tamim Irsyad dari Bangkalan, Madura ke Desa Rejoso. Dia adalah murid Kyai Haji Cholil Bangkalan.

Pondok Pesantren Darul ‘Ulum merupakan suatu badan pendidikan islam dengan deretan gedung yang berdiri kokoh dihamparan tanah seluas kurang lebih 42,5 hektare dan berlokasi di desa Rejoso, kecamatan Peterongan, Jombang.

Seiring dengan perjalanan waktu, santri yang berdatangan menimba ilmu semakin banyak dan beragam. Kenyataan tersebut telah mendorong Pondok Pesantren Darul ‘Ulum (Rejoso) beberapa kali telah melakukan perubahan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan.

Sebagaimana pesantren-pesantren pada zaman pendiriannya, sistem pengajaran awal yang digunakan adalah metode sorogan (santri membaca sendiri materi pelajaran kitab kuning di hadapan guru), serta metode weton atau bandongan atau halqah (kyai membaca kitab dan santri memberi makna).

23. Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan

Pondok Pesantren Sunan Drajat didirikan pada tanggal 7 September 1977 di desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan oleh KH Abdul Ghofur Menilik dari namanya pondok pesantren ini memang mempunyai ikatan historis, psikologis, dan filosofis yang sangat lekat dengan nama Kanjeng Sunan Drajat.

Bahkan secara geografis bangunan pondok tepat berada di atas reruntuhan pondok pesantren peninggalan Sunan Drajat yang sempat menghilang dari percaturan dunia Islam di Jawa selama beberapa ratus tahun.

Setelah mengalami proses kemunduran, bahkan sempat menghilang dari percaturan dunia Islam di Pulau Jawa, pada akhirnya Pondok Pesantren Sunan Drajat kembali menata diri dan menatap masa depannya dengan rasa optimis dan tekad yang kuat.

Hal ini bermula dari upaya yang dilakukan oleh anak cucu Sunan Drajat yang bercita-cita untuk melanjutkan perjuangan Sunan Drajat di Banjaranyar.

Keadaan itu pun berangsur-angsur pulih kembali saat di tempat yang sama didirikan Pondok Pesantren Sunan Drajat oleh KH. Abdul Ghofur yang masih termasuk salah seorang keturunan Sunan Drajat pada tahun 1977 yang bertujuan untuk melanjutkan perjuangan wali songo dalam mengagungkan syiar agama Allah di muka bumi.

Munculnya kembali Pondok Pesantren Sunan Drajat saat ini tentu tidak terlepas dari perjalanan panjang dan perjuangan anak cucu Sunan Drajat itu sendiri.

Sebagai institusi resmi dan legal, Pondok Pesantren Sunan Drajat tentu memiliki persamaan dan perbedaan dengan cikal bakal berdirinya pondok pesantren itu sendiri.

Di sisi lain di dalam Pondok Pesantren Sunan Drajat terdapat pendidikan yang terdiri dari pendidikan formal, non formal dan in formal.

Sebagaimana kita ketahui bahwa tidak semua pondok pesantren memiliki pendidikan yang mengajarkan tentang pengetahuan dan keahlian/skill secara intensif terhadap santrinya. Dengan demikian sangat penting bagi seorang akademisi untuk mempelajari kembali ide-ide dasar yang muncul dan menyertai perkembangan Pondok Pesantren Sunan Drajat.

24. Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Asembagus, Situbondo

PP Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo berlokasi di desa Sukorejo Kecamatan Banyuputih didirikan tahun 1914 oleh Kiai Syamsul Arifin. Pondok pesantren ini menempati areal seluas 11,9 ha.

Ciri khas pondok ini adalah perpaduan antara sistem salaf dan modern. Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah sudah sangat berkembang dengan jumlah santri mencapai kurang lebih 15000.

Para santri berasal dari seluruh Indonesia dan juga terdapat santri dari Singapura, Malasyia, dan Brunei Darussalam. Lembaga pendidikan yang dikembangkan di pesantren ini mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Saat ini pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah di asuh oleh KHR. ACHMAD FAWAID AS’AD.

Di pondok ini selain dikembangkan pendidikan gaya pesantren, juga ditumbuhkan pendidikan umum, SMP, SMA, Ma’had Aly dan Institut Agama Islam Ibrahimy.

25. Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri

Berawal dari keinginan mengamalkan ilmu pengetahuan agama yang didapatkannya dari kota Makkah al-Mukarromah, KH. Ahmad Djazuli Usman merintis berdirinya sebuah pondok pesantren.

Bersama dengan Muhammad Qomar, salah seorang santrinya, ia merintis berdirinya pesantren dengan cara yang sangat sederhana. Ia memulainya dengan sebuah pengajian, yang ia rintis sejak masih berada di desa Karangkates.

Ketika pengajian baru dimulai hanya ada 12 orang santri yang mengikutinya. Namun tak lama kemudian, jumlah santri yang ingin mengaji semakin bertambah.

Sehingga setengah tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 1925, KH. A. Djazuli Usman mendirikan sebuah madrasah dan pondok pesantren. Ia memanfaatkan serambi Masjid untuk kegiatan belajar mengajar para santri.

Ponpes Alfalah Ploso menganut sistem manajemen tradisional, dalam arti, kepemimpinan tunggal yang tersentral pada figur seorang kiai memegang otoritas yang tinggi dalam pengelolaan pesantren.

Pondok pesantren Al-Falah Ploso Kediri sebagaimana kebanyakan pesantren di kota Kediri merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran model salafaiyah.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA :

1. Puput. 2018. Sejarah Hari Santri Nasional yang Diperingati Setiap 22 Oktober, Ternyata Berkaitan dengan Kemerdekaan Indonesia. grid.id

2. Arya. 2016. Alasan Kenapa 22 Oktober Sebagai Hari Santri Nasional, yang Pernah Nyantri Pasti Bangga. sahabatnesia.com

3. Islam Cendekia. 2016. HARI SANTRI NASIONAL: Arti, Makna, Sejarah dan Latar Belakang. islamcendekia.com

4. Dhofier, Zamakhsyari. 1983. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta, hlm.18

5. Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina, hal. 5

6. Prasodjo, Sudjono. 1982. Profil Pesantren. Jakarta: LP3S, hlm. 6

7. Apriana, Dwi. 2017. Inilah 31 Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar Di Indonesia. pasberita.com

8. Masqon, Dihyatun. 2015. Buku Profil Pondok Modern Gontor. Ponorogo: Gontor Press