Halo Sobat Seratus.
Negara kita adalah negara yang memiliki keanekaragamaan hayati yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan kondisi iklim dan geografis di negara kita sangat bersahabat dengan berbagai spesies flora dan fauna. Indonesia yang luasnya sekitar 1.922.570 km² (daratan) dan 3.257.483 km² (lautan) dan kisaran tinggi permukaan tanah sampai kurang lebih 5000 m menyebabkan kondisi cuaca yang beraneka ragam. Tentu ini turut juga memengaruhi berbagai jenis spesies yang dapat hidup di negara tercinta ini. Belum lagi jangkauan kedalaman laut di negara kita yang cukup besar tentu juga memengaruhi keanekaragaman penghuni laut yang cukup bermacam-macam.
Akan tetapi keanekaragamaan fauna di negara kita kemungkinan besar akan berkurang. Hal ini karena banyak hewan-hewan khas di Indonesia yang masuk dalam list merah IUCN (International Union for Conversation of Nature). Beberapa hewan masuk dalam kategori hampir punah (hanya ada pada daerah penangkaran), maupun terancam punah, beberapan juga berstatus hampir terancam.
Beberapa hewan tersebut antara lain:
1. Merak Hijau (Pavo muticus)
Merak Hijau adalah species Merak yang terdapat di Indonesia di pulau Jawa saja. Merak Hijau adalah binatang langka yang cukup indah dipandang. Pada merak jantan terdapat ekor yang panjang yang dapat mengembang seperti kipas. Besar merak dewasa berkisar sampai 300 cm dengan ekor yang lebih panjang lagi.
Merak hijau masuk dalam daftar merah IUCN dengan kategori spesies langka (Endangered). Merak ini juga termasuk hewan yang di lindungi berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No 66/1973 dan Keputusan Menteri Kehutanan No 301/1991 juga Peraturan Pemerinta No 7/1999.
Dewasa ini populasi Merak Hijau hanya 800 ekor di pulau Jawa.
2. Cendrawasih Merah (Paradisaea Rubra)
Burung Cendrawasih Merah adalah spesies cendrawasih yang kian hari semakin berkurang. Burung ini menjadi primadona pasar karena keindahan bulunya. Karena itu spesies selalu diburu oleh pemburu-pemburu liar yang ingin mengambil keuntungan darinya. Selain itu juga berkurangnya habitat hutan di daerah Papua.
Burung yang banyak terdapat di daerah Raja Ampat ini umumnya berwarna kuning, merah atau coklat. Burung ini berukuran sedang dengan panjang sekitar 30 cm sampai 70 cm.
Dewasa ini populasinya mulai berkurang dengan status hampir terancam (Near Threatened).
3. Surili (Presbyts Comatta)
Surili adalah Primata sejenis lutung yang merupakan hewan khas Jawa Barat. Surili merupakan hewan diurnal (aktif di siang hari) yang suka hidup berkelompok. Primata yang tinggi sekitar setengah meter ini adalah hewan pemakan daun dan buah. Walaupun terkadang juga Surili turun untuk memakan bunga-bungaan dan serangga.
Hewan dengan warna bulu umumnya abu-abu, hitam atau coklat ini merupakan hewan yang masuk daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) mulai tahun 2004. Hal ini dikarenakan populasi Surili hanya tinggal sekitar 4000-6000 ekor saja. Dalam jumlah yang seperti itu keberadaannya terancam punah (endangered). Keberadaan Surili hanya bisa ditemukan pada Taman Nasional Gunung Pangrango.
4. Anoa (Bubalus Quarlesi dan Bubalus Depressicornis)
Anoa adalah binatang khas Sulawesi. Anoa adalah binatang yang mirip seperti kerbau akan tetapi tinggal di hutan. Anoa termasuk hewan herbivora yang sukar untuk dijinakkan. Hewan dengan berat 150-300 kg dan tinggi 75 cm ini adalah penghuni hutan tropika dan pandang rumput yang sering berpindah-pindah.
Setiap tahun, induk anoa hanya melahirkan rata-rata satu bayi anoa. Anoa bertahan hidup sekitar 25 tahun. Dalam kondisi seperti ini tentu populasi Anoa kian hari kian berkurang karena diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya. Dalam daftar merah IUCN status anoa adalah masuk kategori langka (Endangered). Diperkirakan populasi anoa lima tahun terakhir tinggal sekitar 5000 ekor saja.
5. Komodo (Varanus Komodoensis)
Komodo adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di Nusa Tenggara. Besar tubuh komodo antara 2-3 meter. Hal ini dikarenakan tidak adanya mamalia karnivora pada pulau-pulau dimana komodo hidup.
Komodo biasa hidup pada padang savana maupunpadang rumput kering terbuka. Komodo senang hidup dalam kondisi alam yang panas dan kering. Binatang karnivora ini mampu berlari hingga 20 km/jam, memanjat pohon maupun menyelam.
Komodo adalah hewan yang rentan terhadap kepunahan sebagaimana dikategorikan oleh IUCN Red List sebagai vulnerable (rawan punah). Diperkirakan sekitar 4000-5000 ekor komodo yang masih hidup berkeliaran di pulau-pulau Nusa Tenggara. Dan populasi ini setiap tahun senantiasa berkurang.
Karena itu pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia mendirikan Taman Nasional Komodo dan menjadikan komodo sebagai hewan yang dilindungi.
Masih banyak hewan-hewan lain yang senasib dengan kelima hewan ini. Karenanya diharapkan kita mau untuk turut serta menjaga kelestarian alam Indonesia tercinta.
Rujukan
- IUCN(2008), The IUCN Red List : A Key Consenvation Tool, IUCN Switzerland
- faunadanflora.com
- http://annida-online.com/5-laut-terdalam-di-indonesia.html
Komentar berhasil disembunyikan.