Hallo Sobat Seratus!
Tanggal 8 September ditetapkan oleh UNESCO sebagai Hari Keaksaraan Internasional. Tahun ini, peringatannya akan dirayakan di seluruh dunia dengan tema 'Literacy in a digital world'. Sedangkan tema ini telah diterjemahkan oleh Kementerian Pendidikan dengan “Membangun Budaya Literasi di Era Digital.â€
Secara tradisional, kemampuan baca tulis telah dianggap sebagai perangkat pembacaan, penulisan dan penghitungan yang diterapkan dalam pengertian tertentu. Namun menurut Dirjen PAUD dan Dikmas Kemdikbud, Harris Iskandar bahwa literasi dasar bukan hanya calistung (baca tulis dan hitung) saja. Ada enam kemampuan literasi dasar menurut World Economic Forum yaitu: literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi teknologi informasi dan komunikasi atau literasi digital, literasi finansial, literasi sains, serta literasi budaya dan kewarganegaraan.
Tentu pemilihan tema tahun ini dapat dipahami bahwa pada dasawarsa terakhir, dunia digital telah berkembang dengan pesat. Seperti dituturkan oleh Direktur Unesco Ms Irina Bokova, yang menyebutkan bahwa teknologi digital dapat menembus semua bidang kehidupan kita. Dunia digital dewasa ini pada dasarnya membentuk bagaimana kita hidup, bekerja, belajar dan bersosialisasi.
Lebih lanjut wanita lulusan Harvard University dan ini mengungkapkan bahwa dunia digital ini membuka peluang baru yang luas untuk memperbaiki kehidupan kita dan terhubung secara global -namun ia (dunia digital itu) juga dapat meminggirkan mereka yang kekurangan keterampilan penting, seperti kemampuan membaca, yang dibutuhkan untuk menuntun mereka.
Data Unesco menyebutkan seperti yang disampaikan oleh wanita kelahiran Bulgaria 1952 bahwa ada sekitar 750 juta orang dewasa di dunia yang belum memiliki kemampuan membaca walaupun secara mendasar. Sementara itu sebanyak 264 juta anak dan remaja tidak mendapat manfaat dari pendidikan di sekolah.
Selanjutnya, masih kata Ms Irina, bahwa survei internasional menunjukkan bahwa sebagian besar populasi orang dewasa dan remaja di seluruh dunia, termasuk negara maju, tidak cukup dilengkapi dengan keterampilan digital dasar yang dibutuhkan untuk berfungsi sepenuhnya di masyarakat dan tempat kerja saat ini. Atau dengan kata lain gagap teknologi.
Tentu, mempersempit kesenjangan keterampilan ini merupakan keharusan pendidikan dan pengembangan. Teknologi informasi dan komunikasi dapat menciptakan peluang untuk mengatasi tantangan. Alat-alat digital dapat membantu memperluas akses terhadap pembelajaran dan meningkatkan kualitasnya. Alat-alat tersebut memiliki kekuatan untuk mencapai yang belum terjangkau, memperbaiki pemantauan kemajuan keaksaraan, memfasilitasi penilaian keterampilan, dan membuat manajemen dan membuat tata kelola sistem menjadi lebih efisien.
Sejalan dengan itulah, maka Sinotif meluncurkan laman seratusinstitute.com sebagai laman pembelajaran on-line. Hal ini dimaksudkan agar makin banyak lapisan masyarakat pendidikan, seperti siswa dan guru di seluruh pelosok tanah air khususnya yang dapat memperoleh manfaat dalam pembelajaran eksakta.
Selain itu, seratusinstitute.com juga bermaksud untuk mempermudah dan mendukung proses belajar secara mandiri atau jarak jauh, sehingga dapat membuat siswa belajar tanpa dibatasi waktu maupun tempat. Disamping dapat diakses oleh siswa dan guru dimanapun mereka berada, terutama mata pelajaran Matematika, Fisika dan Kimia tingkat SD, SMP dan SMA
Rujukan
Komentar berhasil disembunyikan.