Halo Sobat Seratus.
Setiap tanggal 25 April diperingati sebagai Hari Malaria Sedunia. Tanggal 25 April dipilih sebagai Hari Malaria Sedunia karena bertepatan dengan penandatanganan Deklarasi Abuja 25 April 2001 oleh 44 Negara Endemik Malaria. Hari Malaria Sedunia ini akhirnya disepakati pada World Health Assembly (WHA) tanggal 23 Mei 2007 di Genewa yang diselenggarakan oleh WHO.
Penyakit Malaria diperingati setiap tahunnya karena penyakit ini merupakan penyakit yang cukup banyak penderitannya. Menurut perkiraan WHO terbaru, yang dirilis pada bulan Desember 2016, ada 212 juta kasus malaria pada tahun 2015 dan 429.000 kematian. Sementara diperkirakan 6,8 juta kematian akibat malaria telah dihindari secara global sejak tahun 2001. Sedangkan Afrika Sub-Sahara merupakan daerah yang mencatat kasus malaria terbesar di dunia. Pada tahun 2015, wilayah ini merupakan tempat bagi 90% kasus malaria dan 92% kematian akibat malaria. Sekitar 13 negara - terutama di sub-Sahara Afrika - menyumbang 76% kasus malaria dan 75% kematian di seluruh dunia.
Yang cukup memprihatinkan adalah penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak balita. Lebih dari dua pertiga (70%) dari semua kematian akibat malaria terjadi pada kelompok usia ini. Antara tahun 2010 dan 2015, tingkat kematian malaria di bawah 5 tahun turun 29% secara global. Namun, malaria tetap merupakan pembunuh utama anak-anak di bawah lima tahun, mengambil kehidupan anak setiap dua menit.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit ini menyebar ke orang-orang lain melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Nyamuk ini disebut vektor malaria.
Orang yang terkena malaria menunjukan gejala-gejala seperti demam akut, sakit kepala, nyeri otot, menggigil atau muntah-muntah. Biasanya kelihatan ringan. Akan tetapi apabila tidak tertangani dalam waktu 24 jam, penyakit ini akan berkembang menjadi parah. Tidak jarang akan menyebabkan kematian. Biasanya masa inkubasi penyakit ini, yaitu antara gigitan nyamuk sampai timbulnya gejala adalah sekitar 10-15 hari.
Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penyakit ini bisa menular.
Nyamuk Anopheles bertelur di dalam air, yang menetas menjadi larva, akhirnya muncul sebagai nyamuk dewasa. Nyamuk betina ini mencari makanan darah untuk memelihara telurnya. Setiap spesies nyamuk Anopheles memiliki habitat perairan pilihannya sendiri; Sebagai contoh, beberapa jenis nyamuk memilih daerah air tawar dangkal yang kecil, seperti genangan air yang melimpah selama musim hujan di negara-negara tropis.
Penularan juga tergantung pada kondisi iklim yang dapat mempengaruhi jumlah dan kelangsungan hidup nyamuk, seperti pola curah hujan, suhu dan kelembaban.
Penularan ini juga dapat terjadi ketika orang dengan kekebalan tubuh rendah beralih ke daerah dengan penularan malaria yang cukup tingg. Karenanya kekebalan tubuh merupakan faktor penting yang berpengaruh dalam resiko penularan malaria.
Dari paparan di atas, maka kita bisa mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah penularan malaria.
Cara terbaik mencegah penularan malaria adalah menghidari diri agar tidak tergigit oleh nyamuk. Beberapa cara dapat dilakukan seperti :
-
Penggunaan kelambu berinsektisida untuk menutupi ranjang.
-
Menggunakan pakaian atau selimut yang bisa menutupi seluruh tubuh
-
Menggunakan lotion anti nyamuk terutama yang mengandung diethyltoluamide.
-
Penyemprotan dengan menggunakan obat nyamuk (Indoor Residual Spraying). Menyemprotan dengan IRS dapat mengurangi resiko sampai 80%
-
Membersihkan tempat penampungan air secara berkala dan menaburkan abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk.
-
Membersihkan daerah genangan air
-
Mengubur barang-barang yang berpotensi menimbulkan genangan air seperti kaleng bekas, botol bekas dan sebagainya.
-
Melakukan fogging atau pengasapan pada lingkungan sekitar tempat tinggal secara teratur
Selain itu bagi orang-orang yang akan melakukan perjalanan terutama ke daerah dengan tingkat penularan tinggi perlu meminum obat anti malaria untuk pencegahan. Orang yang tinggal di daerah bebas malaria kekebalan tubuhnya tidak sekebal imunitas orang yang tinggal di daerah endemik malaria.
Namun demikian pencegahan dan pengobatan malaria dengan menggunakan obat anti malaria tidaklah menjadi hal yang utama. Pencegahan dengan menghindari gigitan nyamuk adalah yang utama. Beberapa penelitian menunjukkan meningkatnya kekebalan nyamuk terhadap obat-obat anti malaria yang diberikan. Karenanya penggunaan kelambu berinsektisida adalah yang paling direkomendasikan oleh WHO. Sedangkan untuk penyemprotan disarankan mengganti jenis obat penyemprot dalam waktu 3 bulan sekali.
Sementara itu penelitian untuk penggunaan vaksin anti malaria masih terus berlangsung. Vaksin malaria RTS,S atau yang dikenal dengan nama Mosquirix, masih diteliti penggunaannya. Terutama di negara-negara sub Sahara. Karenanya usaha-usaha untuk membasmi penyakit malaria yang dilakukan adalah dengan pengendalian penularan penyakit malaria secara lokal dan regional, termasuk juga dengan usaha mengurangi angka kematian akibat malaria.
Rujukan
1. World Health Organization http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs094/en/
Komentar berhasil disembunyikan.