Halo Sobat Seratus! Apakah Sobat Seratus sudah membaca artikel tentang Pemenang Hadiah Nobel 2016? Kalau Sobat Seratus belum membacanya, Sobat bisa mengklik tautannya di sini.

Hadiah Nobel (Nobel Prize) adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang berjasa besar terhadap kemanusiaan. Penghargaan yang diberikan setiap tahunnya ini meliputi bidang Fisika, Kimia, Kedokteran, Perdamaian, Ekonomi dan Sastra.

Tentu saja penghargaan ini dapat dikaitkan dengan seorang Kimiawan dan Penemu dari Swedia yang bernama Alfred Nobel. Alfred Nobel lahir di Stockholm pada tanggal 21 Oktober 1833. Beliau merupakan anak ketiga dari 8 bersaudara dari pasangan Immanuel Nobel dan Carolina Andriette. Nobel kecil hidup dalam kemiskinan, sehingga hanya ia dan tiga saudaranya yang dapat hidup sampai dewasa.

Berbagai bidang usaha telah dilakukan oleh Immanuel Nobel, akan tetapi selalu gagal. Hingga pada tahun 1837, ia pindah ke St. Petersburg meninggalkan istri dan anaknya yang masih kecil-kecil.

Lima tahun Immanuel Nobel berjuang membangun ekonomi keluarga, akhirnya sukses sebagai produsen peralatan mesin dan bahan peledak. Maka pada tahun 1842 tersebut, keluarga Nobel berkumpul bersama kembali. Dalam kurun waktu itu juga Immanuel Nobel menemukan kayu lapis.

Sebagai keluarga yang mulai mapan, tentu pendidikan anak-anak Nobel memperoleh pendidikan berkualitas tinggi. Terutama dalam bidang kimia dan bahasa yang meliputi bahasa Inggris, Prancis, Jerman maupun Rusia.

Alfred Nobel belajar kimia kepada Kimiawan Nikolay Zinin. Saat itulah Alfred berkenalan dengan seorang yang bernama Ascanio Sorbero. Ascania inilah yang memperkenalkan Alfred dengan Nitrogliserin. Sebuah cairan yang berfungsi sebagai bahan peledak.

Tentu sebagai produsen bahan peledak, Nobel jatuh cinta dengan cairan ini. Bersama keluarganya, ia mengembangkan zat tersebut sebagai bahan peledak komersial.

Hal yang sedikit banyak mengubah hidup Alfred Nobel adalah ketika pada tanggal 3 September 1864 terjadi kecelakaan di laboratoriumnya. Laboratorium tersebut meledak dan menewaskan paling tidak 5 orang. Termasuk adiknya yang bernama Emil Nobel.

Karena kejadian ini Nobel jadi lebih hati-hati dalam melakukan serangkain percobaan yang melibatkan nitrogliserin. Termasuk mencari cara agar nitrogliserin yang dihasilkan lebih aman digunakan (lebih stabil). Dikemudian hari Alfred Nobel berhasil mencampur Nitrogliserin dengan pasir berkualitas tinggi yang dikenal sebagai Kieselguhr. Maka jadilah dinamit.

Setelah pada tahun 1867, Nobel mempatenkan dinamit, perusahaannya makin berkembang. Bersamaan dengan detonator yang juga ia temukan, produknya laku dipasaran terutama industri pertambangan dan pekerjaan konstruksi semacam pengeboman saluran dan pemecahan batu.

Karenanya Alfred Nobel berhasil membangun 90 pabrik di 20 negara. Seringnya Alfred Nobel mengunjungi cabang-cabang pabriknya ini, menyebabkan ia dikenal sebagai pengembara terkaya di Eropa.

Tidak hanya bahan peledak yang diproduksi oleh perusahaan Nobel. Beberapa produk antara lain: gelatin, kulit sintetis maupun permata tiruan. Sampai akhir hayatnya Nobel telah mematenkan sebanyak 355 penemuan.

Tentu satu hal yang tak dapat dihindari oleh Nobel adalah ketika barang-barang produksinya digunakan untuk perang. Hal ini menjadi sesuatu yang mengganjal hatinya. Terutama setelah sebuah surat kabar di Perancis menerbitkan obituari untuk Alfred Nobel. Obituari adalah sebuah tulisan yang membicarakaan kematian seseorang terutama orang ternama. Surat kabar tersebut secara keliru menuliskan obituari untuk Alfred Nobel. Padahal yang meninggal adalah kakaknya, Ludwig Nobel. Dalam tulisan tersebut diceritakan bahwa Alfred Nobel menjadi kaya dengan mencari cara membunuh lebih banyak orang dengan lebih cepat.

Alfred Nobel terpukul karena tulisan ini. Ia pun merenung bagaimana cara ia menebus dosanya ini. Makanya di ujung hidupnya, Alfred Nobel pun menulis sebuah surat wasiat. Salah satu isi surat wasiat Alfred Nobel ini adalah ia ingin menginvestasikan hartanya berupa saham lalu digunakan untuk mendirikan sebuah yayasan. Laba dari yayasan ini setiap tahunnya dibagikan berupa penghargaan kepada orang-orang yang berjasa bagi kemanusiaan. Penghargaan inilah yang sekarang kita kenal dengan Penghargaan Nobel.

Ketika mengetahui wasiat ini yang dibaca setelah Nobel meninggal 10 Desember 1896, keluarganya terkejut. Pro dan kontra terhadap hal ini pun terjadi. Lima tahun lamanya. Sehingga penghargaan Nobel baru bisa dilaksanakan pertama kalinya pada tahun 1901.