Halo Sobat100, kali ini tim100 berbagi tips untuk para orang tua dan buah hatinya yang berguna dalam proses tumbuh-kembang sang anak. Kenyataan untuk bisa menjadi orang tua yang baik, bijaksana dan teladan bagi anaknya memang tak selalu menjadi hal yang mudah karena jika salah atau tergelincir sedikit saja, bukan efek positif yang didapat akan tetapi justru bisa sebaliknya. Orang tua merupakan sosok yang semestinya menjadi panutan dan dihormati bagi anaknya, bukan menjadi sosok menakutkan dan harus ditakuti. Hal ini tentu memerlukan kesadaran dalam berpikir dengan proses yang tidak sebentar.
 
Setiap orang tua hakekatnya merupakan manusia biasa juga yang tak selamanya selalu benar dalam ucapan maupun tindakan. Hal inilah yang semestinya disadari oleh oleh kedua pihak, orang tua dan anak. Keinginan yang tak selalu sejalan dengan kemauan sang anak, kerap menjadi salah satu pemicu timbulnya konflik antara orang tua dan anak. Lantas bagaimana caranya untuk menjadi sosok orang tua yang baik, bijaksana dan teladan bagi anaknya? Berikut adalah beberapa petikannya.

Tips dan cara menjadi sosok orang tua yang baik, bijaksana dan teladan

1. Tahu kapan waktunya untuk serius dan bercanda

http://3.bp.blogspot.com/-AEylx9DH6Ok/VfY-oXTfMEI/AAAAAAAABgk/5pWo8kebzxo/s400/orang%2Btua%2Bbaik.jpg
gambar diambil dari ane.web.id
Sosok orang tua yang bijak tentu harus tahu kapan waktunya untuk serius dan bercanda. Untuk mengkombinasikan keduanya juga bukan hal yang mudah. Saat menyangkut hal yang bersifat prinsipil dan penting dalam kehidupan sang anak, peranan orang tua sangatlah dibutuhkan untuk menjadi penasehat yang baik dengan pemikiran yang matang, bukan sebagai penentu sebuah keputusan. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Economic and Social Research Councils tahun 2011, sosok orang tua yang gemar bercanda dengan anaknya justru bisa memicu pola pikir anak untuk menjadi lebih kreatif dan kritis.

 

2. Berpikir positif

http://dennysantoso.com/wp-content/uploads/2015/01/positive-thinking-b.jpg
gambar diambil dari dennysantoso.com
Orang tua dituntut untuk selalu berpikir positif dan menyikapi segala hal yang menyangkut kehidupan sang anak dengan bijak. Tuntun dan berikanlah anak ruang untuk berpikir dan mengambil keputusan yang baik dan benar, terutama dalam hal pendidikan dan kehidupan sosialnya. Orang tua yang baik tentu tak akan berlaku kasar dan egosentris kepada anaknya karena sadar jika perilaku demikian justru akan berakibat buruk bagi psikologis sang anak. Perilaku dan segala tindak tanduk orang tua akan terekam selamanya dalam memori sang anak dan sangat berpengaruh terhadap pembentukan mental sang anak. Sebagaimana tercermin dalam sebuah peribahasa, "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya".
 

3. Cerminkan kasih sayang yang tulus

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/669657/big/babyatoot2.jpg
(Foto: Istimewa, dari situs health.liputan6.com)
Kasih sayang yang tulus adalah "modal" utama bagi sang anak untuk menjadi kuat, tabah dan tak merasa sendiri dalam menjalani hidup. Sikap yang mencerminkan kasih sayang dari orang tua akan membentuk emosi yang positif. Kasih sayang yang tulus ini akan membantu anak untuk tetap ulet menghadapi semua tantangan dalam hidup dan di masa-masa sulit mereka. Sehingga anak akan survive saat menjalani hidup meskipun jauh dari orang tua.
 

4. Relakan mereka untuk pergi

http://tango.image-static.hipwee.com/wp-content/uploads/2015/01/photo_03-750x500.jpg
gambar diambil dari scene film Merantau, 2009
Saat sang anak beranjak dewasa, sosok orang tua tetap tak akan terkurangi bagi anaknya. Meskipun demikian, biarkanlah sang anak mengambil keputusan bagi hidup mereka sendiri. Berikanlah anak ruang bagi sang anak berpikir untuk dirinya sendiri. Misalnya saat sang anak diterima disebuah perguruan tinggi di luar kota.
 
Adalah hal yang wajar setiap orang tua tentu akan merasakan kecemasan saat harus melepas anaknya, padahal justru hal ini belum tentu hal yang buruk karena sang anak akan mendapatkan pengalaman baru yang kelak akan berguna bagi sang anak berkeluarga dan dituntut untuk mandiri. Tetap menjadi bijak dalam menyikapi hal ini dan menyadari bahwa tak selamanya orang tua dapat mengawasi anaknya 24 jam sehari.
 
Seorang pujangga pernah menulis sepenggal nasehat bijak bagi orang tua sebagai berikut,
Lewat kau mereka lahir, namun bukan dari engkau.
Meski mereka bersamamu, mereka bukan hakmu.
Berikanlah kasih sayangmu, tapi jangan paksakan kehendakmu.
Karena mereka punya alam pikiran sendiri.
Sepatutnya kau berikan tempat bagi raganya, tetapi tidak untuk jiwanya.

5. Posisi ibu yang mampu memberikan kehangatan dalam keluarga

http://3.bp.blogspot.com/-FSbKyP0OEAY/VM8IgUKwbyI/AAAAAAAAAJI/fp43QduVM6A/s1600/4255833-xlarge.jpg
gambar diambil dari andimyjourney.blogspot.co.id
Posisi ibu merupakan posisi yang paling krusial dalam rumah tangga dan pembangunan mental serta psikologi sang anak. Hal ini sangat logis mengingat ibu merupakan sosok yang paling sering bersama dan merawat anak dirumah. Ibu yang baik mampu berkomunikasi dengan anak dengan penuh kasih sayang, harmonis dan menjadi "jembatan" penghubung yang baik antara sang anak dan sang ayah. Merasa disayangi, dimengerti, dijaga dan dikasihi merupakan faktor penting bagi sang anak untuk berkembang menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua.
 

6. Menahan emosi dan tahu bagaimana melontarkan argumentasi

http://jakartamotherhood.id/images/gambarart/7_penyebab_anak_melawan_orangtua_drakemedia.net.jpg
gambar diambil dari jakartamotherhood.id
Sebuah keluarga tentu tak selamanya harmonis. Saat timbul sebuah konflik, orang tua dituntut untuk dapat menjaga emosi dan tahu bagaimana caranya melontarkan argumentasi. Meskipun marah, namun tetaplah dalam porsi orang tua yang mana harus bijaksana dalam mengungkapkan argumentasi kepada sang anak. Hindari argumen yang bersifat negatif dan mengintimidasi jiwa dan mental sang anak. Hindari pula sumpah serapah yang dapat menjatuhkan mental anak.
 

7. Tak ada yang sempurna

https://id.theasianparent.com/wp-content/uploads/ngg_featured/3_5507.jpg
gambar diambil dari  id.theasianparent.com
Janganlah menuntut akan kesempurnaan karena hakikatnya tak ada yang sempurna di dunia ini. Hal ini berlaku untuk semua hal termasuk diri Anda ataupun sang anak. Janganlah menyiksa diri sendiri dengan target, pencapaian dan ekspektasi yang terlalu besar. "Tak ada gading yang tak retak", tetap sadari akan hal tersebut dan memaklumi jika setiap orang memiliki kelemahan, begitu juga dengan diri Anda. Hal yang perlu orang tua lakukan adalah pahami dan ukur batas kemampuan anak. Kemudian untuk meraih tujuan yang positif tentukan target bersama yang mungkin bisa dicapai anak (achievable) tanpa mengurangi dan membatasi perkembangan anak.
 

8. Kenali pribadi anak

http://3.bp.blogspot.com/-Q_98F_PYEhs/VEP7b_WhkuI/AAAAAAAAD5E/AjWJgP-0ovg/s1600/Menyerang%2BPribadi%2BAnak,%2BBukan%2BPrilakunya%2B-%2BKebiasaan%2BBuruk%2BOrang%2BTua%2B2.png
gambar diambil dari ardilas.com
Mungkin banyak dari orang tua yang seakan-akan tahu benar bagaimana cara mencukupi semua kebutuhan sang anak dan membesarkannya. Namun pada kenyataannya tak semua orang tua dapat dengan mudah mengenali kepribadian sang anak. Setiap orang tentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Oleh karenanya pahami dan selamilah karakter masing-masing anak sehingga Anda tahu kapan dan bagaimana caranya melakukan pendekatan dan bersikap kepada anak. Sering-sering mengikuti aktivitas anak (dalam artian tidak perlu membuntuti tapi cukup dengan memperhatikannya) dari situ orang tua bisa terus mengenali perkembangan pribadi anak.
 

9. Meminta maaf

http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1030604/big/014151200_1445589894-forcing_kids_to_say_im_sorry_has_consequences-770x582.jpg
gambar diambil dari alysonschafer.com
Menua kemudian kelak menjadi orang tua adalah hal yang hampir pasti dijalani oleh setiap orang, begitu pun halnya dengan anak-anak Anda. Belajarlah dari pengalaman saat Anda pernah menjadi seorang anak di masa lalu dimana mungkin Anda juga pernah melakukan apa yang dilakukan saat ini oleh anak Anda. Berbuat salah adalah hal yang manusiawi, wajar dan bisa saja terjadi kepada siapapun orangnya tanpa memandang usia. Jika Anda merasa memiliki salah terhadap anak, meminta maaflah. Meminta maaf bukanlah hal yang memalukan yang dapat mencederai harga diri yang dimiliki oleh orang tua, namun meminta maaf yang tulus justru akan membuat Anda menjadi orang tua yang sempurna dimata sang anak.
 
Demikian artikel singkat mengenai beberapa tips dan cara menjadi sosok orang tua yang baik, teladan dan bijaksana bagi anaknya. Silakan diterapkan dan semoga tulisan sederhana ini bisa memberikan manfaat, khususnya bagi Anda dan keluarga.
Salam100
bersama seratusinstitute.com mencerdaskan bangsa
 

CATATAN EDITOR :

http://srv1.portal.p-cd.net/300x300/avatar/5020.jpgTRI HARYADI adalah seorang Exceptional SEO Practitioner PT Bukalapak.com dan Professional SEO Freelancer. Tri Haryadi merupakan lulusan Politeknik LP3I Kampus Pasar Minggu. Tri Haryadi juga tercatat sebagai blogger dan penulis di beberapa portal di antaranya di berjibaku.com, gudangalamat.com, terbaik-indonesia.com, tabloidkuliner.com, blogtronyok.blogpot.co.id dan triharyadi.web.id. Tulisannya seputar tips-tips dan informasi di dunia otomotif, travelling, IT, fashion, olah raga, parenting dan online marketing