Hai Sobat Seratus. Tanggal 13 Desember merupakan hari Nusantara.

Nusantara adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang antara benua Asia dan Australia. Nusantara berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri atas dua kata yaitu Nusa dan Antara. Nusa berarti pulau. Dan Antara artinya di antara. Jadi pengertian nusantara adalah sebuah wilayah kepulauan yang membentang diantar dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Dari pengertian ini telah jelas bahwa yang dimaksud dengan pengertian Nusantara adalah kepulauan yang membentang dari Sumatera sampai ke Papua. Atau dengan kata lain Nusantara adalah Kepulauan Indonesia.

Kata Nusantara tercatat pertama kali pada literatur yang menyebutkan Sumpah Palapa oleh Patih Gajah Mada. Dalam sumpahnya tersebut Patih Gajah Mada bersumpah untuk tidak akan melepaskan puasa sebelum berhasil menaklukan Nusantara.

Berikut yang disebutkan pada Kitab Pararaton tersebut :
“Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Artinya

Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".

Merujuk semangat persatuan dari  Sumpah Palapa inilah maka terbentuklah cara pandang bangsa Indonesia kepada dirinya yang disebut sebagai Wawasan Nusantara.

Wawasan Nusantara menurut (Suradinata, 2005) adalah cara pandang Bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri dan geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wawasan Nusantara pada pendidikan bela Negara terdiri atas aspek Ideologi, Politik, Sosial, Budaya dan Pertahanan dan Keamanan.

Aspek Ideologi

Keberagaman suku-suku bangsa yang mendiami pulau-pulau di Nusantara sangat rentan dengan perpecahan. Dengan keanekaragaman suku, budaya, dan agama maka keberlangsungan NKRI sangat sulit untuk dipertahankan. Karenanya diperlukanlah sebuah Ideologi bangsa yang mengikat erat beragam etnik untuk bersatu. Ideologi tersebut adalah Pancasila.

Pancasila adalah intisari nilai-nilai luhur yang menjadi pokok filsafat beragam etnis yang berada di Nusantara. Karenanyalah bahwa Pancasila merupakan pemersatu Bangsa yang paling utama. Oleh sebab itu hendaklah nilai-nilai Pancasila yang terdiri atas Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Musyawarah serta Keadilan Sosial telah mendarah daging bagi rakyat yang mencintai NKRI. Dan tentu saja Ideologi yang tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila tidak layak untuk hidup dan berkembang di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada aspek geografi, Wawasan Nusantara memandang bahwa wilayah Nusantara merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam yang patut diperhitungkan dan dijaga karena mengutip perkataan Bapak Presiden Joko Widodo bahwa ‘kaya akan sumber daya alam justru dapat menjadi petaka bagi kita’.  Karena menurut Bapak Presiden Soekarno bahwa ‘Kekayaan alam Indonesia suatu saat akan nanti akan membuat iri negara-negara di dunia’.

Dengan adanya krisis energi dan ledakan penduduk maka akan memicu timbulnya krisis dan depresi ekonomi yang akan memunculkan kompetisi global. Tentu saja, NKRI sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya akan menjadi  hidangan lezat yang tersaji di meja makan dunia. Maka ke depan ancaman terhadap kedaulatan NKRI akan semakin besar untuk melemahkan dan mengacaukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tentu usaha-usaha untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia selalu diusahakan. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh Ir. H. Djuanda yang pada tanggal 13 Desember 1957 telah mengeluarkan Deklarasi Djuanda yang menyatakan bahwa laut di sekitar di antara dan di dalam kepulauan Indonesia adalah merupakan satu kesatuan wilayah NKRI. Dengan kata lain laut tidak memisahkan pulau, tetapi laut menghubungkan pulau.

Deklarasi Djuanda inilah yang menjadi latar belakang dijadikannya tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara.

Tentu Deklarasi Djuanda ini belum cukup ketika ternyata Zona Ekonomi Ekskusif belum lama ini dilanggar oleh negara tetangga dan membuat Panglima TNI kita meradang kepada negara tetangga tersebut.

Karenanya diperlukan persatuan dan kesatuan yang erat dari setiap komponen Bangsa dalam rangka mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karenanya apapun suku maupun agamanya, selama dia masih menjunjung tinggi nilai falsafah Pancasila dan bangga dengan nilai-nilai local wisdom yang mengurat akar pada masyarakat Indonesia, maka ia adalah saudara kita.

Oleh sebab itu, mari kita jadikan momentum Hari Nusantara ini untuk lebih mencintai tanah air dimana kita hidup dan dilahirkan. Dengan menjaganya sebaik-baiknya agar dapat diwariskan kepada anak cucu.

Merdeka!

Bacaan lebih lanjut

  1. Nurmantyo, Gatot https://drive.google.com/file/d/0B5GpE_dat2_UQktEdXFKMTlGamM/view
  2. Suradinata,Ermaya. (2005). Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka Keutuhan NKRI.. Jakarta: Suara Bebas.
  3. http://www.seratusinstitute.com/news/detail/sejarah/74/mengenal-pahlawan-yang-menghiasi-rupiah-baru-1.html