Sobat seratus, tahu tidak faktor-faktor yang menjadi penentu suatu negara dapat dikatakan sebagai negara maju atau berkembang? Sebagaimana mestinya suatu negara dapat dikategorikan menjadi negara maju atau berkembang jika memenuhi beberapa faktor, salah satu faktornya ialah kualitas penduduk (tingkat pendidikan penduduk). Pendidikan merupakan wadah penting sebagai titik krusial pembentukan mental, spiritual, sekaligus intelektualitas bagi generasi penerus suatu bangsa.

Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang tiada hentinya, mengingat sebagian besar  negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dipisahkan langsung oleh hamparan samudera biru. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa pendidikan di Indonesia belum merata. Hampir sebagian besar pulau-pulau di Indonesia dihuni oleh penduduk Indonesia tanpa terkecuali pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Sesuai dengan pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat dan mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ini adalah tanggung jawab pemerintah ataupun Negara dalam kemajuan bangsa ini. Sudah terjadi perubahan dalam pasal ini sebanyak empat kali. Namun apakah mampu merubah pola pikir masyarakat saat ini? Tingkat pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Dari tahun ke tahun tingkat pendidikan di Indonesia tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan.

Apakah pulau-pulau terluar, terkecil di Indonesia berpenghuni? Bagaimanakah kondisi penduduk di pulau tersebut? Adakah pendidikan dan fasilitas yang memadai di pulau tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebutlah yang sering keluar dan d tanyakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia yang berdomisili di pulau Jawa. Jangankan pulau-pulau terkecil dan terluar di Indonesia, bahkan diantara ke lima pulau terbesar di Indonesia masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh dan mendapatkan fasilitas yang layak dari pemerintah Indonesia. Terlepas dari semua pertanyaan-pertanyaan tersebut, sobat seratus tentunya belum pernah merasakan dan mengetahui bagaimana rasanya jika dalam kondisi seperti itu. “penasaran dan membayangkan bagaimana jika sobat seratus terlibat langsung pada situasi itu....?†Berikut ini adalah keadaan bagaimana kondisi pendidikan dan penduduk yang tinggal di pulau terluar dan terpencil di Indonesia.

1. Letak geografis pulau terluar dan terpencil

Secara letak geografis pulau terluar tidak serta merta berdekatan secara langsung dengan pusat pemerintahan kota maupun kabupaten setempat, butuh waktu yang panjang untuk bisa sampai kesana. Sobat seratus pernah mendengar Nunukan atau kepulauan Talaud, Sangihe dan Sitaro atau kepulauan Ayau dan Fany?


Peta Indonesia diambil dari mapsofworld.com

Bisakah kalian temukan pada peta Indonesia di atas? Tentunya kalau dilihat secara langsung dengan menggunakan mata terbuka menggunakan skala perbandingan dalam peta Indonesia membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Karena skala yang ditampilkan pada peta sangatlah besar sehingga pulau-pulau tersebut tidak lah mudah dicari. Sobat seratus mungkin hanya dapat menemukan satu bahkan 2 pulau saja, karena kepulauannya sangatlah kecil sehingga dalam penggambaran skala peta pulau tersebut letaknya sangatlah imajiner.

2. Sarana transportasi pulau terluar dan terpencil

Apakah ada sarana transportasi menuju pulau terluar? Upaya pemerintah dalam menyatukan kedaulatan NKRI salah satunya dengan menyediakan sarana transportasi laut sebagai penghubung satu pulau kepulau yang lain, mengingat sebagian besar negara Indonesia terdiri dari kepulauan yang dipisahkan langsung oleh samudera.


Antrean mobil yang selalu ramai di pelabuhan Merak

Sarana transportasi menuju pulau terluar tidak serta merta mudah seperti penghubung antara pulau Jawa dengan pulau Sumatera, pulau Jawa dengan pulau Bali. Sobat100 pasti sudah tahu bagaimana sibuknya jalur laut Merak-Bakauheni yang menjadi penggerak perekonomian Jawa dan Sumatera. Atau bagaimana padatnya Ketapang-Gilimanuk yang tak pernah henti-hentinya bisa kita lihat kapal-kapal hilir mudik dari Jawa ke Bali atau sebaliknya melalui 2 pelabuhan besar ini.


Perahu nelayan yang bersandar di Pulau Talaud

Sarana transportasi penghubung Jawa - Sumatera tidaklah sama dengan sarana transportasi penghubung pulau terluar dan terpencil Indonesia. Jika sarana transportasi penghubung antara pulau Jawa dengan Sumatera dalam satu hari tersedia 3 sampai 4 kali trip namun untuk wilayah pulau terluar Indonesia jangankan 3 sampai 4 trip, satu kali trip saja dalam sehari merupakan hal yang fantastis bagi masyarakat yang tinggal di kepulauan terluar Indonesia. Hal itu dikarenakan sarana transportasi di kepulauan terluar Indonesia hanya melakukan perjalanan satu minggu 2 kali trip, bahkan ada yang sampai sebulan dua kali trip saja.

3. Kondisi sekolah pulau terluar dan terpencil

Tentunya tidak hanya di kota-kota besar saja yang bisa merasakan bersekolah, melainkan di pulau terluar Indonesia pun para siswa/siswi juga bisa merasakan sekolah. Dalam upaya pemerintah yang tertuang dalam sila ke-2 Pancasila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab†pemerintah melakukan upaya pemerataan pendidikan keseluruh pelosok pulau-pulau terluar Indonesia, hal itu pun disambut baik oleh para penduduk di pulau tersebut.


Semangat belajar siswa SD di salah satu sekolah terluar di daerah Kupang, NTT

Namun tentunya dengan fasilitas yang belum memenuhi seperti halnya sekolah-sekolah yang terdapat di kota-kota besar Indonesia. Siswa-siswi di pulau terluar Indonesia untuk dapat merasakan bangku sekolah penuh perjuangan bahkan mereka harus bertarung dengan maut. Mungkin sobat100 telah banyak mendengar berita bagaimana susahnya para siswa di pulau terluar Indonesia untuk pergi menuju sekolahnya.


Perjalanan siswa SD menuju ke sekolah di daerah Pegunungan Bintan, Papua

Mereka rela membelah lautan, membelah sungai bahkan membelah gunung hanya untuk dapat bersekolah, walaupun kondisi sekolah seadanya dengan beralaskan tanah dan beratapkan daun mereka tetap semangat untuk datang ke sekolah. Sesampainya di sekolah senangnya hati mereka kala bertemu seorang guru, mereka berbondong bondong berlari memeluk dan bersalaman kepada bapak/ibu guru seraya berucap “Selamat pagi ibu/bapak guru, hari kitorang mau belajar apakah?â€. Coba lihat sobat seratus yang berada di kota besar pernahkah semangat kalian melebihi semangat teman-teman kita yang berada di pulau terluar? Fasilitas dan prasarana belajar di sekolah tempat teman-teman kita itu tentunya tak selengkap sobat seratus yang ada di kota, mulai dari gedung sekolah, jumlah guru, bahkan buku pelajaran pun tidak lebih dari hitungan jar.

4. Kondisi guru pulau terluar dan terpencil

Guru merupakan bagian terpenting terbentuknya suatu negara menjadi maju dan berkembang, tanpa adanya seorang guru bangsa Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang berkembang pada saat ini. Dedikasinya yang besar terhadap NKRI banyak peduduk memberi mereka gelar pahlawan tanpa tanda jasa, demi terciptanya negara yang maju.


Seorang guru di daerah Kalimantan harus melewati perbukitan untuk bertemu anak didiknya di sekolah

Seantero daerah penjuru Indonesia terdapat sosok seorang guru yang mengabdikan hidupnya demi generasi penerus bangsa, sebelum reformasi guru merupakan profesi yang dihindari oleh kebanyakan masyarakat namun seiring perkembangan zaman banyak sekali yang ingin bercita-cita menjadi seorang guru.

Hal itu terjadi karena guru mulai mendapatkan perlakuan istimewa dari pemerintah, sehingga banyak yang mendambakan menjadi seorang guru. Seiring berjalannya waktu jiwa semangat seorang guru yang dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa seolah-olah mulai sirna, sebagian guru hanya mementingkan ego dan kepentingan mereka sendiri.


Suasana KBM di salah satu SD di daerah Kupang, NTT

Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah guru di tiap-tiap daerah, hanya daerah perkotaan sajalah yang terdapat penumpukan guru dibandingkan di daerah terpencil bahkan di daerah terluar Indonesia. Banyak guru yang tidak mau di tempatkan di daerah-daerah tersebut yang menyebabkan NKRI belum bisa berkembang dan menjadi negara yang maju dari sebelumnya, sedangkan mereka yang di daerah dengan semangat jiwa patriotisme memerangi kecampingan yang disebabkan hanya sebuah ego perseorangan. Keadaan guru-guru di daerah jauh dari kata layak, mereka mempertaruhkan jiwa dan raganya demi bangsa ini. Tidak hanya mengajar sesuai bidang studi, mereka dituntut menjadi seorang guru multitasking, tidak hanya dalam mendidik tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Adakah sobat seratus yang ingin mengabdikan dirinya menjadi seorang guru...?

5. Kondisi siswa pulau terluar dan terpencil


Hutan belantara mewarnai geografis daerah Pegunungan Bintan, Papua

Mungkin sobat seratus mulai memiliki sedikit gambaran bagaimana keadaan siswa di pulau terluar dan terpencil di Indonesia. Tentulah keadaan anak murid di daerah terpencil jauh dari keadaan anak-anak yang berada di kota besar. Jika anak-anak yang berada di kota besar berangkat ke sekolah menggunakan fasilitas seperti angkutan umum maupun mobil pribadi. Namun semua itu terasa impossible bagi siswa yang berada di pulau terluar dan terpencil NKRI, mereka rela berjalan menyusuri hutan menaklukkan sungai dan gunung untuk sampai ke sekolah.


Siswa SD di daerah Sambas, Kalbar yang harus naik perahu untuk bersekolah

Hal itu terjadi karena daerah mereka yang memiliki medan yang cukup sulit dan jauh dari pusat kota, sehingga belum terjamah perkembangan jaman. Semangat mereka tak akan pernah pupus walaupun dalam perjalanan ke sekolah mereka mengalami musibah. Mereka terus menapakan langkah kaki mereka munuju satu tujuan yaitu sekolah. Senang rasanya saat mereka sampai di sekolah bertemu sosok pahlawan pendidikan, yaitu bapak/ibu guru. Mereka belajar dengan sungguh-sungguh walaupun dengan keadaan yang cukup sederhana.


Seorang guru SD mengajar dua kelas sekaligus di daerah Lebak, Banten

Apakah sobat seratus mengagumi sosok pahlawan pendidikan di sekolah kalian masing-masing? Sobat seratus jangan sampai kalah dengan semangat dan kegigihan teman-teman kita yang berada di daerah terluar dan terpencil NKRI. Ayo semangat tuk belajar, berkarya dan berdoa, raih dan gapai cita-citamu.
Salam100
Selamat Berkarya
Selamat Belajar
laugh

 

CATATAN EDITOR

Raharjo Nur Sasmito adalah seorang kontributor Tim100 di bagian Fisika SMP. Raharjo merupakan lulusan Program Studi Pendidikan Fisika di IKIP PGRI Semarang. Raharjo pernah mengikuti program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) yang merupakan merupakan salah satu program Kemenristek Dikti. Raharjo ditugaskan mengajar siswa SMA di daerah Raja Ampat, Papua.