Halo Sobat100 tahukah kalian bahwa di Indonesia ternyata ada loh lembaga resmi yang melakukan riset di tenaga nuklir dan atom ? Ya badan/lembaga ini dikenal dengan nama Badan Tenaga Nuklir Nasional, disingkat BATAN. Nah ada begitu banyak riset yang telah dilakukan para peneliti BATAN. Kali ini tim100 akan membahas beberapa manfaat penelitian yang telah dilakukan oleh BATAN dalam bidang kesehatan.

Berdasarkan situs resmi BATAN (batan.go.id) aplikasi teknologi nuklir, telah dikembangkan sejumlah peralatan medis dan produk kesehatan untuk menangani berbagai penyakit. BATAN memiliki sejumlah peralatan riset kesehatan terkemuka untuk penelitian aneka penyakit. Aplikasi teknik Nuklir dalam kehidupan manusia banyak ragamnya. Salah satunya di bidang kesehatan dan obat-obatan BATAN dengan lembaga-lembaga litbangyasa di dalamnya telah banyak melakukan penelitian dan pengembangan aplikasi teknik nuklir untuk kesehatan di indonesia. Berikut di antaranya :

METODE RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

Aplikasi nuklir untuk kesehatan antara lain diterapkan BATAN dalam serangkaian metode radiodiagnostik dan radioterapi. Sejak 2011, BATAN telah memiliki dan mengoperasikan kamera gamma untuk penelitian kanker payudara dan kanker prostat. Keunggulan dari perangkat tersebut adalah tingkat akurasi yang tinggi dan waktu analisa yang cepat. Sebagai pemilik kamera gamma, BATAN juga dapat menggunakannya untuk keperluan riset penyakit lainnya yang menyangkut jantung, tulang, otak, fungsi ginjal dan lain sebagainya.

Teknologi lain yang berhasil dikembangkan adalah peralatan renograf. BATAN telah berhasil mengembangkan alat periksa fungsi ginjal renograf berupa model renograf XP USB dan Renograf Vista USB dengan teknik nuklir berbasis komputer (PC) dan laptop. Alat tersebut juga telah tervalidasi dalam seminar yang diselenggarakan oleh Badan Tenaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA).

Alat tersebut mampu memberikan gambaran kondisi ginjal seseorang dengan bentuk grafik kurva urodinamik sebagai bahan informasi diagostik kepada dokter maupun pasien. Selain itu ada informasi kuantitatif tentang kemampuan konsentrasi dan ekskresi relatif kedua ginjal pasien. Pasien akan disuntik dengan radioisotop berkadar rendah dan tidak lama kemudian grafiknya muncul di alat tersebut.

Peralatan renograf terbagi atas bagian detektor scintilasi, catu daya detektor yang diperlukan untuk operasi detektor serta unit pemroses sinyal yang memisahkan pulsa sesuai pilihan energi isotop. Ditambah dengan perangkat lunak yang terintegrasi dengan berbasis Sistem Operasi Windows. Indikasi pemeriksaan renografi dapat dilakukan atas permintaan dokter untuk pasien dengan berbagai latar belakang klinis gangguan fungsi ginjal. Renografi dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berperan sebagai sarana screening diagnostic maupun sebagai sebagai sarana pemantauan hasil pengobatan atau tindakan medis. Contoh rumah sakit yang menggunakan renograf adalah RS. Ulin Kalimantan Selatan dan RS. An-Nur Yogyakarta. Dalam rangka Hari Teknologi Nasional 2013, peralatan renograf IR3 juga telah masuk ke dalam kategori karya Unggulan Anak Bangsa yang mendapat penghargaan.

 

 

"Aneka kit kesehatan hasil riset BATAN dipakai untuk berbagai tujuan. Seperti pemindaian tulang hingga pemeriksaan fungsi ginjal."

BATAN juga mengembangkan sejumlah radiofarmaka dan senyawa bertanda dengan fungsi diagnosis dan fungsi terapi untuk keperluan pasien berbagai penyakit. Penyediaannya dilakukan bekerjasama dengan mitra strategis seperti PT. Kimia Farma serta rumah sakit seperti RS. Siloam MRCC.

Dalam pembuatan radiofarmaka tersebut BATAN juga telah mendapat sertifikat Cara pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di tahun 2012 untuk larutan injeksi. Dengan demikian legalitas dan jaminan mutu obat diterima oleh BPOM.

Contoh kit radiofarmaka dari BATAN seperti MIBI untuk pemeriksaan perfusi aliran darah di jantung. Jadi, pemeriksaan aliran darah di jantung tidak perlu lagi menggunakan cara kateter konvensional yang menyakitkan. Dengan memakai kit tersebut, pasien tinggal disuntik lalu 15 menit kemudian berbaring dan dideteksi dengan kamera gamma sehingga fungsi jantungnya dapat terbaca.

Ada pula kit radiofarmaka MDP untuk keperluan pemindaian tulang. Digunakan untuk melihat penyebaran kanker metastasis, kit ini sangat banyak dibutuhkan oleh rumah-rumah sakit. radiofarmaka fungsi diagnosis lainnya misalnya kit radiofarmaka Dtpa untuk pemeriksaan fungsi ginjal. kit DTPA memungkinkan pasien tidak harus langsung cuci darah. Mereka cukup disuntik dengan kit tersebut dan selanjutnya dilihat soal masih berfungsi tidaknya bagian ginjal mereka

"Keuntungan pemakaian kit hasil riset BATAN antara lain biaya yang terjangkau dan paparan radiasi yang kecil."

BATAN juga menyediakan senyawa bertanda yaitu sediaan farmasi atau obat yang salah satu atom penyusunnya ditandai zat radioaktif. Sebut saja 153Sm-EDTMP untuk terapi paliatif pada penderita kanker yang sudah mengalami metastasis dan kesakitan luar biasa. Biasanya mereka harus disuntik morfin berulang kali di rumah sakit. Namun dengan kit dari BATAN, mereka cukup disuntik sekali setiap 30-40 hari dan dengan biaya lebih murah.

Senyawa lain adalah 131I-MIBG  untuk diagnosa kanker neuroblastoma di kelenjar supra adrenal pada anak-anak. Untuk terapi kanker prostat dan kanker payudara, BATAn memproduksi seed brachyteraphy iodium-125. Bentuknya adalah sumber radiasi berupa kapsul dengan ukuran panjang sekitar 10mm dan diameter 1mm yang diberi radiasi.

Daftar kit radiofarmaka dari BATAN

No. NAMA KIT FUNGSI
1 kit MiBi Diagnosis Fungsi jantung
2 kit MAG3  Diagnosis Fungsi ginjal
3 kit HMPAO  Diagnosis Fungsi otak
4 kit EC  Diagnosis Fungsi ginjal
5 kit MDpP Diagnosis kanker metastasis ke tulang
6 kit DTPA  Diagnosis fungsi ginjal
7 Generator Mo/mTc  sumber radionuklida
8 Kit UBIQUICIDI Diagnosis infeksi
9 Kit HYNIC-TOC Diagnosis tumor neuroendokrin
10 Kit HYNIC-IgG Diagnosis infeksi/inflamasi
11  Larutan 153Sm-EDTMP  terapi paliatif kanker tulang
12  Larutan 131I-MIBG  terapi neuroblastoma
13  Larutan 131Re-HEDP  terapi paliatif kanker tulang
14  Larutan I-lipiodol  terapi kanker hati
15  Lu-DOTA trastuzumab  terapi kanker payudara
16 Lu-DOTA nimotuzumab  terapi kanker glioma, leher rahim, kolon
17  MAU   Deteksi mikroalbumin dalam urine
18  HBV   Deteksi virus hepatitis B
19  HCV   Deteksi virus hepatitis C
20  CA-15.3   Deteksi kanker payudara
21  CA-125   Deteksi kanker ovarium
22 T3/T4/TSH  Deteksi progesteron dalam susu sapi (non klinis)

Produk ini pun bisa digunakan untuk jenis kanker lainnya yang berbentuk solid. Kapsul yang telah diberi radioaktif lalu ditanamkan di lokasi kanker dan lama-kelamaan sel kanker akan mati. Selama penanganan kanker dengan seed I-125 maka pasien tidak perlu rawat inap serta memiliki dampak kecil terhadap sel-sel tubuh di sekitarnya.

Selama ini penanganan kanker prostat lebih banyak dengan cara konvensional seperti operasi atau pembedahan. Cara tersebut sebetulnya tidak efisien karena sering terjadi sel- sel kanker tidak seluruhnya terangkat dan jika itu terjadi maka penyakit dapat kambuh lagi. Brachytherapy memiliki keunggulan sebagai terapi yang terarah di lokasi penyakit sehingga efek samping menjadi minim. Terapinya di rumah sakit juga tidak rumit, karena seed atau kapsul masuk ke tubuh pasien, maka jumlah limbah di rumah sakit juga sedikit.

Terhadap seed I-125 telah dilakukan pula uji klinis pada pasien penderita kanker. Uji klinis dilakukan oleh dokter spesialis radiologi dan onkologi radiasi di RS. Hasan Sadikin Bandung. BATAN berperan sebagai penyedia seed dan pengujian klinisnya. Hasil uji klinis merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan dalam proses registrasi untuk memastikan sisi keselamatan, efisiensi dan kualitas produk.

Seed I-125 ini merupakan produk baru yang belum banyak dikenal di Indonesia. Untuk memperkenalkan produk ini, beberapa kali telah digelar forum diskusi dengan menghadirkan akademisi, praktisi/klinisi serta badan regulasi. Tujuannya untuk tukar menukar informasi dan pandangan terkait dengan produk ini. Dari beberapa diskusi menghasilkan kesimpulan yang menyatakan bahwa seed brakiterapi ini termasuk dalam kelompok alat kesehatan, bukan kelompuk obat. Namun masih didalami lebih lanjut oleh badan regulasi dari Kemenkes RI yaitu Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

Di negara lain, seed brakiterapi telah dimanfaatkan untuk terapi kanker. Beberapa pasien dari Indonesia juga dilaporkan pernah mendapatkan penanganan dengan seed brakiterapi di luar negeri seperti ke China misalnya. Keberhasilan pengembangan teknologi produksi dan pemanfaatan seed brakiterapi ini diharapkan dapat mendorong penggunaannya guna mengatasi masalah kanker di tanah air, sehingga kebergantungan berobat ke luar negeri bisa dikurangi (beritanya di link berikut ini).

Ada pula Iridium-192 high dose Brachyteraphy sebagai terapi kanker pada hampir semua organ tubuh, NA125I Untuk aplikasi di bidang kesehatan dan industri, serta [y-32] ATP untuk penelitian identifikasi virus penyebab penyakit serius dan resistensi mikroorganisme penyebab penyakit terhadap obatnya.

Kit ATP unggul dalam meminimalisir ketidaksesuaian pemberian obat akibat diagnosa yang tidak tepat. Misalnya untuk kanker serviks maupun tuberkolosis. Kit tersebut telah diuji coba di Makassar dengan respon positif. Sementara itu, kit IR-192 HDR digunakan untuk terapi kanker. Keuntungan pemakaian kit ini yaitu pasien tidak perlu rawat inap, biaya penggunaan relatif murah dan paparan radiasi yang kecil.

BATAN juga telah mengembangkan penggunaan instrumen kit pencacah radioimmunoassay (RIA) dan Immunoradiometricassay (IRMA). penelitian dengan kit tersebut dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon tertentu dalam darah pasien sesuai dengan jenis radioisotop yang digunakan sebagai perunut. Kit RIA dan IRMA misalnya mampu mendeteksi mikroalbumin dalam darah penderita diabetes lalu mendeteksi virus hepatitis B dan hepatitis C. kemudian mendeteksi kanker ovarium, kanker payudara dan kanker prostat secara In-vitro. Di bidang non klinis, kit tadi dapat dipakai untuk mendeteksi hormon progesteron.

Jika seseorang terkena radiasi dosis tinggi, misalnya dalam kecelakaan radioterapi, maka orang tersebut bisa mengalami penyimpangan kromosom. BATAN juga memiliki layanan biomedik yang dapat mengukur abrasi kromosom berikut dengan penentuan dosis obatnya.

Alat diagnostik uji tangkap kelenjar gondok

Terkait metabolisme tubuh, BATAN mengembangkan perangkat diagnostik uji tangkap kelenjar gondok atau thyroid up-take counter. Fungsi alat itu untuk mempelajari kecepatan kelenjar gondok dalam mengakumulasi dan melepaskan iodium sebagai komponen pembentukan hormon tiroksin. Perunut yang dipakai adalah isotop Iodium-131 yang diberikan ke pasien dalam bentuk kapsul setelah sebelumnya melalui kendali kualitas yang ketat. Secara In-Vivo pada interval waktu tertentu isotop Iodium yang terakumulasi pada kelenjar gondok diukur aktivitasnya dan data tersebut tercatat secara otomatis dalam komputer.

BATAN juga telah mengembangkan Hydrogel Cooling Fever yaitu kompres untuk penurun demam. Produk kesehatan berbahan dasar Carboxy-Methyl Cellulose (CMC) ini mengandung kandungan air hingga 80% sehingga efektif menurunkan panas tubuh dan meredakan kejang. Sebelumnya Hydrogel biasa digunakan untuk pembalut luka karena bersifat elastis dan kuat.


ilustrasi Hydrogel Cooling Fever (sumbet gambar : picclick.ca)

Riset kesehatan lain yang terus berjalan di BATAN bersifat biomolekuler seperti riset untuk mendeteksi virus human papilloma yang menyebabkan kanker serviks atau leher rahim. Hasil penelitian ini penting agar pencegahan dan pengobatan kanker serviks dapat dilakukan dengan tepat. teknik ini juga bisa diaplikasikan untuk riset penyakit lain seperti tuberkolosa.

Sedangkan aplikasi magnetik untuk kesehatan juga masih dalam penelitian berupa percobaan pembuatan antibodi yang diselubungi bahan magnet. tujuan akhirnya adalah agar mampu mengambil virus dari dalam tubuh manusia. penerapan teknik nuklir di bidang kesehatan sendiri tentunya memerlukan kerjasama yang erat dengan pihak rumah sakit. karena itulah, BATAN telah membantu sejumlah rumah sakit di daerah dalam pengembangan teknologi nuklir untuk kesehatan.

Para pengelola rumah sakit menyambut inisiatif tersebut dengan gembira karena mendapat keuntungan ganda. selain mendapat layanan pengujian untuk fasilitas radiodiagnostik, mereka juga menjadi dapat merencanakan pembelian alat-alat radiodiagnostik baru. Sejak 2012, BATAN juga melakukan verifikasi kesesuaian dosis radiasi di rumah sakit sesuai dengan yang direncanakan fisikawan medik. Tujuannya agar pengobatan berjalan tepat dengan mematikan sel-sel kanker yang dituju dan tidak memunculkan sel kanker baru.

BATAN berencana akan membuat buku panduan penggunaan radiasi di rumah-rumah sakit di berbagai daerah supaya penggunaan radiasi yang tepat dapat diketahui oleh pengelola institusi kesehatan tersebut. BATAN juga terus memberi masukan pada metode diagnostik baku dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit khususnya pemilik fasilitas kedokteran nuklir. Target BAtAn sendiri hingga 2016 yaitu akan memetakan distribusi pasien yang telah menjalani proses radiologi sehingga dapat menjadi database untuk seluruh rumah sakit di indonesia.

STERILISASI ALAT DAN PRODUK KESEHATAN

BATAN juga mengaplikasi radiasi sinar gamma dari iradiator untuk mensterilkan beberapa alat dan produk kesehatan seperti jarum suntik, sarung tangan bedah, kateter, dan hemodialiser atau alat pencuci darah. energi radiasi yang tinggi dapat membunuh mikroba seperti bakteri, jamur (kapang), atau virus. Keunggulan-keunggulan sterilisasi dengan radiasi di antaranya yaitu tidak merusak bahan yang disterilkan, lebih efektif karena dapat mencapai 100% steril pada dosis tinggi, dapat mesterilkan bahan dalam jumlah banyak untuk sekali proses radiasi serta ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah.

Unit-unit litbangyasa di BATAN juga memiliki fasilitas yang terkait sterilisasi seperti clean room. Fungsinya untuk membuat senyawa produk larutan injeksi menjadi lebih steril. Teknik sterilisasi dengan sinar gamma ikut dimanfaatkan pada distribusi jaringan biologik untuk keperluan klinik. sebelum dipakai, jaringan yang diawetkan atau yang masih segar memang harus disterilkan untuk membunuh segala jenis kuman dan virus yang dapat memindahkan penyakit. Dengan mengatur dosis sterilisasi radiasi, semua jenis kandungan mikroba dan beberapa jenis virus tertentu yang mengkontaminasi jaringan dapat dieliminir.

http://4.bp.blogspot.com/-a0NrrLXrUjY/UI1ZuuUaIFI/AAAAAAAACbY/F3npU3lbHNE/w1200-h630-p-nu/7957_2012-06-22_180034.jpg

Untuk memenuhi kebutuhan para peneliti dalam memanfaatkan nuklir dan teknologinya, pada tahun 1968 Pusat Aplikasi Teknologi Isotopdan Radiasi (PATIR) – BadanTenaga Nuklir Nasional (BATAN) melengkapi peralatan penelitian yang ada dengan fasilitas iradiasi berupa iradiator gamma kategori I yang oleh pabrikannya diberinama Gamma Cell 220. Melalui pemanfaatan iradiator Gamma Cell 220 telah dihasilkan padi varietas Atomita I sebagai hasil awal produk penelitian PATIR-BATAN di bidang pangan.

Setelah itu, dalam rangka memperluas pemanfaatan teknologi radiasi PATIR-BATAN menambah fasilitas iradiasi yang sudah ada dengan fasilitas iradiasi yang memiliki potensi pemanfaatan yang lebih besar, yaitu iradiator panorama serbaguna (IRPASENA) pada tahun 1978, irradiator karet alam (IRKA) pada tahun 1983 dan iradiator Gamma Chamber 4000A pada tahun 1993. Struktur iradiator Gamma Chamber 4000A mirip iradiator Gamma Cell 220 dan pemanfaatannya sebagai pengganti iradiator Gamma Cell 220 yang aktivitasnya sudah relatif rendah sekali. Selain iradiator gamma, sejak tahun 1994 PATIR-BATAN juga memiliki iradiator elektron atau mesin berkas elektron (MBE-GJ 2) yang hingga kini masih berfungsi dan digunakan untuk kegiatan penelitian.

Kegunaan : Selain digunakan untuk penelitian pangan guna mendapatkan varietas yang lebih unggul, karantina dan pengawetan pangan serta pangan olahan siap saji, iradiator dapat pula digunakan untuk sterilisasi berbagai macam produk kesehatan, misalnya jarum suntik dan alat kontrasepsi. Pemanfaatan iradiator gamma untuk pengawetan telah banyak dipakai oleh industri herbal, kosmetik, dan obat.

Keuntungan Teknis/Ekonomi : Teknologi pengawetan menggunakan iradiasi sinar gamma merupakan teknologi terkini yang diminati karena memiliki berbagai keunggulan dibandingkan teknologi konvensional. Beberapa keunggulan tersebut misalnya proses iradiasi yang efektif dan efisien, tidak menimbulkan residu bahan kimia pada produk yang diiradiasi, dan tidak mencemari lingkungan.

BANK JARINGAN

Di bidang kesehatan, terdapat pula Bank Jaringan riset BATAN sebagai bank jaringan pertama di indonesia. Fungsinya untuk meneliti dan mengembangkan teknologi pengawetan jaringan biologi yang disterilkan dengan radiasi gamma atau partikel elektron, yang aman dan berkualitas tinggi, untuk dapat diimplantasikan pada pasien yang sangat membutuhkan.

Pengertian Bank Jaringan sendiri yaitu suatu organisasi yang berupaya untuk mengumpulkan, memproses, menyediakan, menyimpan, dan mendistribusikan jaringan biologi untuk kebutuhan klinik. Jaringan biologi tersebut berasal dari jaringan yang didermakan oleh donor sehat, bebas dari berbagai penyakit menular dan diproses sebagai bahan biomaterial alami yang dapat digunakan dengan aman. Dinamakan Bank jaringan karena jaringan selalu tersedia kalau diperlukan. Bank jaringan bertanggung jawab atas keamanan jaringan tersebut sampai kepada pemakai.

Untuk mendapatkan produk yang aman, Bank Jaringan berupaya untuk mengendalikan pemilihan bahan baku yang sesuai dan pemrosesan jaringan berdasarkan pada prinsip Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Keuntungan pencangkokan jaringan dari Bank Jaringan sendiri antara lain dapat menghindarkan pasien dari ketidaknormalan struktur tubuh serta dapat menurunkan biaya masuk rumah sakit.

"BATAN memiliki Bank Jaringan Riset yang pertama di Tanah Air. Berfungsiuntuk pengawetan jaringan biologis steril."

Pengambilan dan pemakaian kembali jaringan biologi tersebut diizinkan di indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. laboratorium Bank Jaringan juga telah terakreditasi oleh Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPP) pada 2008.

Penelitian pengawetan jaringan biologi di indonesia sendiri telah dimulai sejak tahun 1986, yaitu dengan penelitian pengawetan jaringan amnion atau selaput plasenta bayi yang diproses secara liofilisasi dan disterilkan dengan cara radiasi supaya bebas dari kuman.

"Pengambilan dan pemakaian kembali jaringan biologi diizinkan berdasarkan UU 23/1992 tentang kesehatan."

Produk tersebut selanjutnya disebut dengan Amnion Liofilisasi Steril-radiasi (ALS). Amnion segar yang mengandung kolagen dan beberapa hormon dan ini dapat digunakan untuk penutup luka seperti luka bakar, gangrene dan sunat, penutup luka pada penderita kusta ser ta pada penderita diabetes. selanjutnya amnion steril dipakai pula untuk operasi mata sejak 1997 hingga masalah perbaikan gusi yang menghitam karena pengaruh obat, rokok atau keturunan.


Pemakaian graf tulang pada gigi/mulut (sumber gambar Laboratorium Bank Jaringan, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, PATIR - BATAN)

Amnion juga bisa untuk masalah gigi. Dulu gigi yang bermasalah biasanya langsung dicabut padahal sebetulnya masih bisa dipertahankan. Dengan diberi amnion maka pasien siap untuk implant gigi palsu. Rata-rata dihasilkan 500 paket amnion siap pakai per-tahun. Hingga saat sekarang amnion telah digunakan oleh 34 rumah sakit di indonesia. Amnion ini juga harganya lebih murah dibanding produk impor. BATAN telah menyumbangkan sejumlah amnion untuk korban bencana alam Tsunami di Aceh maupun gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa tengah.

Agar jaringan biologi dapat disimpan dalam waktu lama, Bank Jaringan riset BATAN memiliki beberapa cara proses pengawetan yaitu liofilisasi berupa proses pengeringan dari bahan biologi dengan cara sublimasi. Bahan biologi dibekukan dan dikeringkan tanpa melalui fase cair. Dengan jalan ini, jaringan biologi yang dikeringkan tidak mengalami perubahan kimia dan fisika.

Kemudian ada proses pembekuan pada suhu -80 celsius. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan jaringan alograf agar tetap awet sebelum diproses. tujuan lainnya untuk menyimpan jaringan autograf untuk dipakai kembali oleh pasien yang sama di kemudian hari. Jaringan bisa dipakai dengan cara ini sebelum lima tahun. Untuk menjaga kualitas dan sterilisasi jaringan maka kemasan yang rusak atau sisa pemakaian tidak boleh digunakan lagi.

Untuk menjaga agar steril, jaringan biologi juga akan disterilkan dengan cara radiasi memakai sinar gamma atau par tikel elektron. Sterilisasi radiasi sangat cocok untuk jaringan biologi karena prosesnya dingin sehingga tidak mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan residu beracun, sangat ampuh membunuh mikroorganisme dan juga virus sampai batas tertentu.

Penelitian graf tulang berkembang pada 1992 ke jaringan tulang dan berkembang untuk ortopedi di sejumlah rumah sakit di Jakarta, Bandung dan padang. Pengembangannya menggunakan metode dari Association of American Tissue Bank (AATB), Association of European Tissue Bank (AETB) serta International Atomic Energy Agency (IAEA). Produksi juga selalu berpedoman kepada CPOB dari BPOM. Produk yang dihasilkan adalah bone graft yaitu sebagai tulang pengganti. Misalnya pada bedah ortopedi untuk pasien kanker tulang dan juga untuk bedah mulut dan gigi. Biasanya saat gigi dicabut maka timbul kekosongan di rongga mulut. Jika tidak diisi lagi maka kontur wajah dapat berubah. rongga kosong itulah yang kemudian diisi dengan bone graft.

Aplikasi lain untuk menormalkan tulang rahang yang rusak karena bone graft mampu merangsang pertumbuhan tulang baru. Dalam pengembangannya, dosis radiasi diperkecil karena mampu mempercepat rangsangan munculnya tulang baru. Graft tersebut dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan, misalnya granule atau kubus. Sebagai solusi atas terbatasnya penyediaan tulang alograft atau satu spesies, maka BATAN berinovasi dengan memanfaatkan tulang Xenograft (beda spesies) dari sapi muda. Mutunya sesuai standar implantasi setelah melewati berbagai penelitian sebelumnya.

Dalam perkembangan terbarunya, BATAN telah berhasil mensintesis membran cellulose microbial yang diperoleh dari proses fermentase mikroba dalam suatu media yang mengandung air kelapa sebagai sumber nutrisi mikro sekaligus meradiasi membran tersebut.

Dari eksperimen terhadap hewan percobaan, diketahui bahwa membran itu tidak bersifat toksik dan menunjukkan sifat biokompatibel terhadap jaringan tubuh. keunggulan lain yaitu dapat terdegradasi oleh cairan tubuh sehingga tidak perlu dilakukan operasi kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai.

"Jenis Jaringan yang Dikeluarkan Bank Jaringan riset Batan"

NO. JENIS PRODUK FUNGSI SATUAN PRODUK
1 Freeze-dried amniotic membrane  AM1/2  1/bungkus
2 Air-dried amniotic membrane  ADAM-1  1/bungkus
3 Air-dried amniotic membrane  ADAM-2  1/bungkus
4 Air-dried amniotic membrane  ADAM-3  1/bungkus
5 Air-dried amniotic membrane  ADAM-C  1/bungkus
6 Bone cancellous chip allograft  BA-C  5cc
7 Bone cancellous chip xenograft  BX-C  5cc
8 Femoral strut  BX-FSTR1  1/bungkus
9 Femoral section  BX-FSEC  1/bungkus
10 Fibural strut  BA-FiBST 1/bungkus
11  Fibula section   BA-FiBSEC   1/bungkus
12   Demineralized bone allograft  BA-G   0,5cc
13   Demineralized bone xenograft   BX-G   0,5cc
14   Bone ocular spherical implant  BX-BAL  1/bungkus
15   Lambone   BX-LAM   1/bungkus
16   Bone spongy cube   BX-CUB   1/bungkus
17   Bone cor tico cancellous   BX-CC   1/bungkus
18   Periosteum membrane   BX-PER  1/bungkus
19   Pericardium membrane   BX-PERC   1/bungkus

"Sterilisasi radiasi cocok untuk jaringan biologi karena prosesnya tidak mengubah struktur jaringan."

Dalam aplikasinya, membran ini dapat digunakan oleh dokter gigi spesialis periodontodologi, dokter gigi spesialis bedah mulut, dokter mata, serta dokter spesialis bedah tulang untuk menangani berbagai kasus kerusakan tulang. Proses produksi membran iradiasi tersebut kini telah didaftarkan untuk mendapat hak paten.

PENGENDALIAN PENYAKIT 

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga kini masih terus menghantui masyarakat. Penyakit tersebut ditularkan dari orang yang sakit ke orang sehat umumnya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor pembawa. Sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk penyakit akibat infeksi virus Dengue. Nyamuk itu juga dapat berperan sebagai vektor untuk penyakit Chikungunya. Nyamuk Aedes Aegypti hidup terisolir pada ruang yang gelap dan lembab, menyukai air bersih, jernih dan tidak terusik. produksi telurnya cukup tinggi yaitu berkisar 200-400 butir/ekor betina.

Berkas:Aedes aegypti biting human.jpg
Nyamuk Aedes aegypti menghisap darah manusia (sumber gambar US Department of Agriculture)

Jumlah kasus DBD atau Chikungunya sendiri tidak berbanding lurus dengan jumlah nyamuk yang ditemukan di suatu lokasi. Jumlah kasus penyakit lebih disebabkan oleh perilaku menghisap darah dari nyamuk betina. Untuk mematangkan telur-telurnya, nyamuk betina akan menghisap darah orangsecara berulang atau berganti-ganti ke orang lain sampai darahyang dibutuhkannya mencukupi.

Karena belum ada obatnya untuk membunuh virus dengue dan vaksin antidengue maka satu-satunya cara untuk melawan serangan virus dengue adalah memutus mata rantai penularan penyakit yaitu membasmi nyamuk. Cara konvensional adalah memakai insektisida tapi kelemahannya yaitu mematikan hewan non-target, timbulnya resistensi vektor dan pencemaran lingkungan.

Teknologi Nuklir Bisa Basmi Nyamuk Aedes Aegypti

Teknologi Batan untuk basmi nyamuk Aedes aegyti (VIVA.co.id/Mitra Angelia)

Badan Teknologi Nuklir Nasional mengembangkan pemanfaatan teknologi nuklir untuk mematikan nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang membawa bibit virus demam berdarah dan virus zika. Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, teknik yang dikembangkan institusi nuklir itu adalah memandulkan nyamuk Aedes jantan dengan menggunakan sinar gamma. Batan menyebutkan, teknik ini sebagai Teknik Serangga Mandul (TSM). "Tujuan dari teknik ini adalah menurunkan jumlah populasi nyamuk dengan menyebarkan nyamuk jantan pada habitatnya. Meskipun terjadi perkawinan antara nyamuk jantan dan betina, tapi dari perkawinan tersebut tidak akan terjadi pembuahan," ujar Djarot dalam paparannya di Gedung Batan, Pasar Jumat, Senin 7 November 2016.

Djarot mengatakan, TSM merupakan pemanfaatan teknologi nuklir yang sudah lebih dari 50 tahun dipakai di seluruh dunia. Awalnya teknik ini digunakan untuk melawan lalat buah, ngengat dan serangga pengganggu lainnya. "Teknologi ini kemudian dikembangkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional untuk melawan
penyakit berbasis virus yang dibawa nyamuk. Indonesia bersama Italia, China, dan Mauritius dijadikan pionir untuk program ini," kata Djarot.

Peneliti Laboratorium Entomologi Batan, Ali Rahayu mengatakan, dalam prosesnya, nyamuk jantan yang telah diradiasi sinar gamma dilepaskan di rumah-rumah mengingat nyamuk Aedes aegepty habitatnya di dalam rumah. "Satu rumah kita lepaskan 50 ekor nyamuk," kata dia. Kemudian, BATAN tinggal menunggu perkawinan jantan dan betina. Menariknya, Batan menemukan fenomena baru, ternyata nyamuk jantan sangat agresif, yang menghampiri nyamuk betina untuk dikawini.

Ali memaparkan, efektivitas penurunan populasi bisa mencapai 96,35 persen pada penyebaran nyamuk jantan. Penurunan itu terjadi pada pekan ke empat dan jika diteruskan pada bulan ketujuh, maka dapat menahan munculnya kasus baru. Pada bulan ketujuh itu, juga dapat menghilangkan keberadaan virus dengan analisis pada tubuh nyamuk setelah pelepasan kedua. BATAN melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) sudah meneliti TSM sejak 2005. Pada 2011 sampai dengan 2015, Batan telah mengaplikasikan teknik tersebut di wilayah Jakarta, Salatiga, Tangerang dan Bangka Barat. (sumber berita di link berikut ini)

Di luar negeri, konsep TSM secara eksperimen telah dibuktikan melalui keberhasilan program eradikasi lalat ternak di Amerika serikat pada tahun 1958-1959. Menghabiskan biaya sebesar US$10 juta, cara tersebut mampu menghemat biaya pengendalian sebesar US$140 juta. Saat ini negara lain yang telah memakai TSM untuk pengendalian nyamuk adalah Itali.

Dosis iradiasi gamma dipakai untuk memandulkan nyamuk Aedes Aegypti jantan. Nyamuk mandul itu kemudian dilepas ke lapangan atau ke rumah-rumah untuk kawin dengan nyamuk betina. Lama-kelamaan populasi nyamuk pun berkurang. Usia hidup nyamuk jantan yang belum kawin sendiri diperkirakan antara 1-1,5 bulan dan setelah kawin akan mati, sementara nyamuk betina ber tahan sampai dua bulan dan setelah bertelur akan mati.

TSM pada pengendalian nyamuk vektor DBD menjadi cara pengendalian yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan pencemaran, pelaksanaannya mudah dan biayanya juga terjangkau. Teknik ini juga disebut sebagai pengendalian spesific species yaitu membunuh vektor dengan vektor itu sendiri. Cara ini harus didahului oleh proses sosialisasi yang sangat jelas kepada semua kalangan karena akan melepas nyamuk jantan mandul ke dalam rumah. Ditambah memberi penger tian bahwa yang suka menggigit atau menghisap darah adalah nyamuk betina.

"TSM pada pengendalian nyamuk vektor DBD menjadi cara pengendalian yang ramah lingkungan."

Dari hasil evaluasi pelepasan nyamuk mandul di Salatiga, ternyata sanggup menahan angka kasus selama tujuh bulan. Sementara di Banjarnegara menahan sampai enam bulan dan di Bangka Barat sampai tujuh bulan. Berarti dalam setahun cukup dilakukan dua kali pelepasan nyamuk mandul untuk meminimalkan penyebaran DBD. Cara ini sangat efektif ketimbang fogging (pengasapan) dan lebih murah.

BATAN juga ikut bergerak dalam penelitian kandidat bahan vaksin malaria bekerjasama dengan lembaga eijkman. Bentuk penelitian antara lain mencari dosis radiasi gamma optimal yang dapat melemahkan parasit plasmodium. Tahapan penelitian telah masuk praklinis dan selanjutnya bahan vaksin akan ditambah pada skala laboratorium. Targetnya adalah membuat vaksin malaria yang khas dengan populasi manusia di Indonesia.

Pembelajaran X-ray Synchrotron Radiation bagi mahasiswa

Pemanfaatan teknologi nuklir bukan saja untuk menghasilkan energi yang sering disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, namun saat ini sudah mampu melakukan berbagai hal, diantaranya dapat mempelajari struktur protein untuk pengembangan obat baru, mekanisme terjadinya suatu penyakit, dan terapi kanker. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan untuk analisis kualitas udara, tanah, limbah, pemuliaan tanaman, ternak dan sebagainya. Karakterisasi bahan mineral maupun bahan maju seperti material struktur nano, polimer dan bahan keramik cerdas, logam serta bahan magnetik, pencitraan realtime, juga dapat digunakan dengan memanfaatkan teknologi nuklir yang disebut aplikasi radiasi synchrotron.


Sinkrotron pertama yang menggunakan "racetrack" desain dengan bagian lurus, 300 MeV elektron sinkrotron di University of Michigan pada tahun 1949, dirancang oleh Dick Crane.
(
Albert J. Forman "Engineering Research" in The Michigan Technic magazine, Univ. of Michigan, Ann Arbor, Michigan, Vol. 67, No. 7, April 1949 , p. 21)

Synchrotron adalah salah satu fasilitas radiasi elektromagnetik, khususnya sinar-X, yang besar (seukuran lapangan bola) dimana elektron yang dihasilkan dari sebuah linear accelerator (LINAC) dipercepat hingga mendekati kecepatan cahaya, menggunakan medan magnet kuat. Saat elektron berenergi tinggi tersebut didefleksikan (perubahan arah lintasan) dengan medan magnet, maka kelebihan energi dari elektron tersebut diemisikan menjadi cahaya elektromagnetik dengan spektrum energi dari cahaya infra merah hingga sinar-X berintensitas tinggi.

Synchrotron Light Research Institute (SLRI) yang berada di Technopolis of Suranaree University of Technology (SUT), Nakhon-Ratchasima, Thailand berdaya 1.2 GeV merupakan fasilitas synchrotron yang terbesar di kawasan Asia Tenggara dan telah dirintis pembangunannya sejak tahun 1996. Pemanfaatan serta kerjasama penelitian menggunakan fasilitas ini telah mulai sejak tahun 2011 oleh peneliti BATAN, Dr. Abdul Mutalib untuk bidang kesehatan dan farmasi, Prof. Dr. Muhayatun untuk analisis kualitas lingkungan dan Dr. Edy Giri Rachman Putra untuk karakterisasi bahan maju.

Tidak hanya peneliti BATAN yang berkesempatan memanfaatkan fasilitas synchrotron di Thailand ini. Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) Yogyakarta pun telah pula memanfaatkan fasilitas ini untuk belajar mengenal lebih dalam dari sisi intrumentasinya seperti apa itu akselerator, radiasi synchrotron, bagaimana kerjanya dalam menghasilkan radiasi elektromagnetik, serta instrumen apa saja yang dipasang (beam line) termasuk pemanfaatan radiasi synchrotron serta aplikasinya untuk penelitian dan industri. Pengetahuan serta pengalaman tersebut didapat oleh mahasiswa STTN saat mereka mengikuti the ASEAN Synchrotron Science Camp yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh SLRI.

Sejak tahun 2014, sudah 14 mahasiswa STTN yang telah berpartisipasi mengikuti Science Camp tersebut, yaitu Fatmawati Nurcahyani, Mia Lestari Ayuningtyas, Risha Diah Ramadhani, Tri Wahyu Santoso (tahun 2014); Cipta Panghegar, Janice Nathania, Khusnia Normawati, Novita Wiwoho, Puji Astuti, Siti Hanna, Satrio Pradana (tahun 2015); Arif Budiman Adha, Hersandy Dayu Kusuma, dan Kanya Zatalini (tahun 2016).

Keikutsertaan mahasiswa STTN dalam Science Camp bersama mahasiswa perguruan tinggi ternama lainnya seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang dan lainnya adalah suatu kebanggaan tersendiri. Kiprah, kemampuan serta kapabilitas mahasiswa STTN semakin diakui secara internasional dalam iptek nuklir. Tak heran bila ada alumni STTN yang pernah mengikuti Science Camp mampu melanjutkan studi program magister-nya di luar negeri. Sebagai catatan, keikutsertaan mahasiswa STTN sampai dengan tahun 2016 ini, telah menggenapkan menjadi 14 mahasiswa dari keseluruhan 52 mahasiswa Indonesia, yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ASEAN Science Camp.

Well itu tadi berbagai peran BATAN di bidang kesehatan, semoga bermanfaat bagi kesehatan seluruh rakyat Indonesia. Sobat100 yang ingin mengenal lebih dalam lagi ada baiknya melakukan studi banding di kawasan nuklir milik BATAN. Di antaranya ada di Puspiptek, Serpong, Tangerang Banten, ada pula di daerah Cinere, Pasar Jumat, Jakarta lalu ada pula di Bandung dan Yogyakarta. OK Sobat100 semoga bermanfaat
Salam100
laugh

CATATAN EDITOR

Logo Baru BATAN.png

Badan Tenaga Nuklir Nasional, disingkat BATAN, adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir. Kepala Batan saat ini dijabat oleh Prof. Dr. Djarot S. Wisnubroto yaitu sejak tahun 4 September 2012. Kegiatan pengembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitita Negara untuk Penyelidikan Radioaktivet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di Lautan Pasifik.

Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU NO. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia telah ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.

Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, maka dibangun beberapa fasilitas penelitian, pengembangan, dan rekayasa (litbangyasa) yang tersebar di berbagai kawasan, antara lain Kawasan Nuklir Bandung (1965), Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta (1966), Kawasan Nuklir Yogyakarta (1967), dan Kawasan Nuklir Serpong (1987). Sementara itu dengan perubahah paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU no. 10 tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nukir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).

Sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1997 dan Keppres RI No. 64 Tahun 2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan dibidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BATAN mengoperasikan 3 buah reaktor nuklir di Indonesia, 2 buah reaktor Triga mark II dan sebuah reaktor nuklir 30 MW di Serpong.