Hallo Sobat Seratus.

Kita memperingati Hari Dirgantara Nasional pada tanggal 9 April. Hari ini diperingati sebagai hari lahir TNI AU pada 9 April 1948. Walaupun sebenarnya angkatan udara sudah ada semenjak BKR dibentuk, akan tetapi AU sebagai suatu struktur yang khusus baru di mulai semenjak 9 April 1948. KSAU pertama yang diangkat adalah Laksmana Udara Soerdjadi Soerjadarma.

BJ Habibie

Perkembangan Dirgantara di negara kita, tidak terlepas dari adanya industri pesawat terbang yang digagas oleh mantan Presiden BJ Habibie. Beliau memandang bahwa industri pesawat terbang sangat penting bagi Bangsa Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau. Pesawat terbang diperlukan sebagai transportasi antar pulau. Tentu selain mengangkut barang-barang yang dibutuhkan, pesawat juga sangat dibutuhkan untung mengangkut tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan pada daerah terpencil, terluar dan terjauh dari negeri kita.

LMU Nurtanio

Tetapi bukan hanya Habibie saja pencetus industri pesawat terbang di Indonesia. Nama Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo adalah nama yang tidak pantas untuk dilupakan.

Jika Habibie awalnya berjuang dengan gagasan, visi dan misi ke depan, LMU Nurtanio telah merintis pembuatan pesawat semenjak zaman pendudukan Jepang dengan mendirikan Junior Aero Club. Selanjutnya LMU Nurtanio bergabung dengan TKR Jawatan Penerbangan pada masa perang kemerdekaan. Pada masa inilah anak bangsa kelahiran 3 Desember 1923 itu mendesain pesawat layang Zoogling NWG (Nurtanio Wiweko Glider).

Selain itu beliau juga mendesain beberapan jenis pesawat seperti Sikumbang, Belalang dan Kunang-kunang. Pesawat-pesawat ini dibuat kisaran tahun 50-an.

Sikumbang

Belalang

Pada tanggal 16 Desember 1961, KASAU Laksmana Udara Soerdjadi Soerjadarma mendirikan Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP). Lembaga yang dipimpin oleh LMU Nurtanio ini didirikan sebagai perintis Industri Penerbangan yang memiliki kemampuan untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional Indonesia.

Sebagai pengembangannya, LAPIP bekerja sama dengan CEKOP (industri dirgantara Polandia) dalam hal pembangunan gedung dan fasilitas manufaktur pesawat terbang serta pelatihan-pelatihan SDM.

Gelatik

Dalam perjalanannya, LAPIP telah membuat pesawat yang dinamakan Gelatik sebanyak 44 unit. Pesawat kecil lincah ini dibuat sebagai pesawat pertanian, transportasi ringan dan aeroclub.

Pada tahun 1966 usaha LAPIP membuahkan hasil dengan berdirinya  LIPNUR (Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio). Nama Nurtanio diabadikan untuk mengingat dan penghargaan atas jasa-jasa LMU Nurtanio yang gugur pada tanggal 21 Maret 1966 sebagai perintis Industri Pesawat Terbang.

Industri Pesawat Nasional lepas dari TNI AU dan menjadi BUMN murni setelah pada tanggal 26 April 1976 didirikan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). Prof. Dr. Ing BJ Habibie didapuk sebagai Direktur Utamanya.  

Dalam perjalanannya Industri Pesawat yang sekarang bernama PT Dirgantara Indonesia ini tidak hanya memproduksi berbagai jenis pesawat, tetapi juga helikopter, senjata, maintenance service untuk mesin pesawat.

Perusahanaan ini juga menjadi sub kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang di dunia seperti Boeing, Airbus dan lain-lain.

Beberapa produk andalan IPTN antara lain

1. CN235

Pesawat ini merupakan pesawat penumpang kelas menengah. Pesawat hasil kerjasama dengan CASA – Spanyol ini telah berjasa mengangkut penumpang domestik sejak 1988.

Tak hanya itu, pesawat ini tidak hanya digunakan oleh maskapai penerbangan saja. Akan tetapi juga digunakan oleh Angkata Udara beberapa negara. Seperti Indonesia, Spanyol, Turki maupun Malaysia.

Pada tahun 2016 model pesawat ini kembali dikembangkan menjadi N245.

 

2. N250

Pesawat ini merupakan pesawat penumpang yang berkapasitas antara 50 sampai 70 penumpang. Pertamakali mengudara pada 10 Agustus 1995. Pesawat dengan panjang badan 26 meter ini di masanya sering menjadi primadona pada berbagai macam pameran kedirgantaraan seperti Indonesian Air Show 96 maupun Paris Air Show.

Sayangnya produksi pesawat ini harus berhenti karena krisis moneter.

 

3. N219

Pesawat N219 adalah sebuah pesawat multi fungsi berkapasitas 19 orang. Pesawat ini merupakan pesawat pengembangan dari pesawat NC-212 dan Gelatik. Pesawat yang diproduksi pada tahun 2010 ini, memang dibuat untuk mengangkut kargo menuju daerah-daerah terpencil.

Produksi N219 adalah merupakan indikator bangkitnya Industri Pesawat Terbang Nasional setelah terpuruk pasca krisis moneter 1998.

Pesawat lain yang juga diproduksi oleh anak bangsa adalah pesawat R80. Pesawat yang akan diluncurkan tahun ini, merupakan pesawat pengembangan prototype N250. Namun begitu, pesawat ini tidak diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia akan tetapi diproduksi oleh Regio Aviasi Industri yang didirikan oleh Bapak Dr. Ing BJ Habibie pada tahun 2012.

Dengan berdirinya RAI oleh Bapak BJ Habibie dan bangkitnya PT Dirgantara Indonesia pasca keterpurukan, kita memandang optimis masa depan Dirgantara Indonesia.

Selamat Hari Dirgantara Nasional 2017

 

Rujukan

1. https://tni-au.mil.id/

2. http://web.tni.mil.id/view-2539-nurtanio-pendiri-industri-pesawat-terbang.html

3. http://regio-aviasi.co.id/