Halo Sobat Seratus

Tanggal 30 Maret adalah Hari Film Nasional. Hal ini karena pada tanggal 30 Maret 1950 adalah hari pertama pengambilan gambar Film Darah dan Doa. Walaupun teknologi gambar bergerak di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda dengan berdirinya Bioskop Pertama yang memutar bermacam film bisu di daerah Tanah Abang. Bioskop yang didirikan pada tahun 1905 ini diberi nama dengan Gambar Idoep.

Perkembangan teknologi film bukanlah perkembangan yang memakan waktu sebentar. Perkembangan teknologi gambar bergerak merupakan perkembangan yang memakan waktu lama dan melibatkan ide-ide brilian dari beberapa orang.

Camera Obscura

 

Cikal bakal dari teknologi gambar bergerak adalah sebuah kamera yang dinamakan dengan camera obscura yang ditemukan oleh Ibnu Haitsam pada abad 10 M.

Kemudian Leonardo da Vinci menemukan Lentera Ajaib pada abad 15 M. Lentera ajaib merupakan jenis awal dari proyektor gambar. Lentera ini menggunakan gambar yang dicat. Pada lembar kaca, lensa dan sumber cahaya yang cukup terang. Biasanya digunakan untuk kepentingan hiburan dan pendidikan. Lentera ajaib ini menggunakan cermin cekung agar bayangan benda dapat di tangkap oleh layar.

Fenakistoskop

 

Pada tahun 1830 ditemukan Fenakistoskop. Ialah sebuah alat animasi sederhana yang berupa cakram berisi gambar-gambar. Apabila cakram tersebut diputar, maka gambar-gambar pada alat tersebut menjadi seolah –olah bergerak. Kata Fenakistoskop berasal dari bahasa Yunani yang artinya alat untuk menipu.

Selain Fenakistoskop, benda yang menghasilkan animasi dengan cara memutarnya adalah sebuah benda yang diberi nama Zoetrope. Berbeda dengan Fenakistoskop yang berupa cakram. Bentuk Zoetrope adalah berupa gelas yang diputar.

Zoetrope

 

Sedangkan alat animasi yang menjadi fenomena adalah yang dinamakan flipbook. Flipbook adalah sekumpulan gambar pada lembaran  kertas yang dirangkai menjadi buku. Apabila lembaran-lembaran tersebut dibuka dengan cepat maka akan menghasilkan gambar bergerak. Teknik inilah yang kemudian dikembangkan menjadi film bergerak.

Perkembangan berikutnya adalah dengan diketemukannya kamera gambar hidup pertama yang dinamakan Kinetoskop oleh Thomas Alfa Edison. Tentu penemuan ini terjadi karena sebelumnya telah ditemukan pita film seluloid oleh George Eastman pada tahun 1884.

Kinestoskop merupakan alat untuk melihat film secara pribadi. Dengan ‘mengintip’ melalu jendela kecil di atasnya.

Kinestoskop

 

Selanjutnya alat ini dikembangkan oleh Lumiere bersaudara dengan dibuatnya sebuah alat yang dinamakan sinematografis. Sinematografis ini adalah alat yang menggabungkan antara kamera, proyektor dan alat pemutar film. Setelah alat ini dipatenkan tahun 1895, kedua bersaudara ini memperlihatnya kepada khalayak dengan berbayar untuk pertama kali. Inilah cikal bakal bioskop modern pertama di dunia.

Sementara perkembangan teknik film pertama kali dimulai pada tahun 1878. Dimana Eadweard Muybridge membuat 16 frame kuda yang sedang berlari menggunakan kamera biasa. Frame ini digabungkan sehingga memunculkan ilusi seakar-akan kuda tersebut sedang berlari.

Sepuluh tahun berikutnya muncullah film 2 detik yang berjudul Roundhay Garden Scene. Film yang menggunakan pita seluloid ini merupakan rekaman anggota keluarga Le Prince yang sedang berjalan-jalan di taman. 

Pada tahun 1986, George Melies menggabungkan kemampuan sulapnya dengan pembuatan film. Hasilnya adalah sebuah film dengan nuansa ilusi. Yaitu film yang menampilkan pemain yang muncul dapat menghilang atau objek yang dapat berubah bentuk.  Atas kemampuan inilah akhirnya George Melies ditetapkan sebagai Bapak Spesial Efek.

Tahun 1902, George Miles membuat sebuah film yang cukup fenomenal yang berjudul “A Trip to the Moonâ€. Film ini merupakan film yang penting dalam sejarah perkembangan film karena inilah film paling lengkap yang pertama kali. Selain spesial efeknya yang inovatif, jalan ceritanya yang cukup kompleks juga durasinya yang lebih panjang dibandingkan dengan film sezamannya.

Sampai 1926, film-film yang ada masih berupa film bisu. Sementara film bersuara pertama dirilis oleh studio Warner Bros pada tahun 1927 yang berjudul ‘The Jazz Singer’. Diikuti oleh Walt Disney setahun kemudian dengan merilis film yang berjudul ‘Steamboat Willy’. Pada film ‘Steamboat Willy' inilah diperkenalkan tokoh Mickey Tikus untuk pertama kalinya.

Akhirnya film baru lengkap setelah Walt Disney mengeluarkan film animasi berwarna yang berjudul Flower and Trees pada tahun 1931.

.

Dengan dirilisnya film tersebut maka lengkap sudah teknik dasar perfilman. Yaitu sudah ada gambar bergerak, suara dan berwarna.

Namun demikian teknik perfilman terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman. Terutama dengan ditemukannya teknik digital dan teknik CGI (Computer Generated Imagery) termasuk inovasi Spesial Efek. Dan para praktisi perfilman tidak pernah beristirahat untuk terus berinovasi menghasilkan keajaiban-keajaiban khas sinema kehadapan pemirsa.