Presiden RI ke-3, B.J. Habibie tutup usia. B.J. Habibie meninggal di RSPAD Gatot Soebroto dalam usia 83 tahun.
Siapa yang tidak mengenal Profil dan Biografi B.J. Habibie, anak bangsa berprestasi di kancah internasional. Sosok B.J. Habibie sangat dihormati oleh ilmuan dunia khususnya di bidang penerbangan.
Banyaknya prestasi yang telah digapai oleh B.J. Habibie, dan perannya dalam dunia penerbangan nasional maupun internasional, merupakan sebuah contoh panutan bagi bangsa Indonesia bahwa setiap orang dapat berkarya dan diakui dunia.
Biografi B. J. Habibie
Nama Lengkap : Bacharuddin Jusuf Habibie
Nama Gelar : Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie
Nama Populer : B.J. Habibie
Tempat, Tanggal Lahir : Pare pare, Sulawesi Selatan, 26 Juni 1936
Agama : Islam
Nama Orang Tua : Alwi Abdul Jalil Habibie (Ayah) dan A. Tuti Marini Puspowardojo (Ibu)
Istri : Hasri Ainun Besari
Anak : Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie
Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Sebelumnya, B.J. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998.[1][2]
B.J. Habibie kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999.[3] Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari (sebagai wakil presiden) dan juga selama 1 tahun dan 5 bulan (sebagai presiden), B. J. Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Dari sekian banyak presiden Indonesia, B. J. Habibie merupakan satu-satunya Presiden yang berasal dari etnis Gorontalo, Sulawesi[4][5] dari garis keturunan Ayahnya yang berasal dari Kabila, Gorontalo dan etnis Jawa dari ibunya yang berasal dari Yogyakarta.[6]
Saat ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menginisiasi dibangunnya Monumen B.J. Habibie di depan pintu gerbang utama Bandar Udara Djalaluddin, di Kabupaten Gorontalo. Selain itu, masyarakat Provinsi Gorontalo pun sempat mengusulkan nama B.J. Habibie digunakan sebagai nama universitas negeri setempat, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo yang masih digunakan.[7]
(Monumen B.J. Habibie)
B.J. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari etnis Gorontalo,[8] sedangkan ibunya dari etnis Jawa.[9]
Alwi Abdul Jalil Habibie (Ayah dari B.J. Habibie) memiliki marga "Habibie", salah satu marga asli dalam struktur sosial Pohala'a (Kerajaan dan Kekeluargaan) di Gorontalo. Sementara itu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo (Ibu dari B.J. Habibie) merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Jogjakarta, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.[10]
Marga Habibie dicatat secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah daerah di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Dari silsilah keluarga, kakek dari B.J. Habibie merupakan seorang pemuka agama, anggota majelis peradilan agama serta salah satu pemangku adat Gorontalo yang tersohor pada saat itu.[11] Keluarga besar Habibie di Gorontalo terkenal gemar beternak sapi, memiliki kuda dalam jumlah yang banyak, serta memiliki perkebunan kopi. Sewaktu kecil, Habibie pernah berkunjung ke Gorontalo untuk mengikuti proses khitanan dan upacara adat yang dilakukan sesuai syariat islam dan adat istiadat Gorontalo.[12]
Pernikahan B.J. Habibie dan Ainun
Pada awalnya, kisah cinta antara Habibie dan Ainun bermula sejak masih remaja, ketika keduanya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Namun, keduanya baru saling memperhatikan ketika sama-sama bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung, Jawa Barat.[12] Komunikasi mereka akhirnya terputus setelah Habibie melanjutkan kuliah dan bekerja di Jerman, sementara Ainun tetap di Indonesia dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger. Ketika menikah dengan Habibie, Ainun dihadapkan dengan dua pilihan, memilih untuk tetap bekerja di rumah sakit anak-anak di Hamburg atau berperan serta berkarya di belakang layar sebagai istri dan ibu rumah tangga. Setelah berdiskusi dengan Habibie, Ainun pun akhirnya memilih opsi yang kedua. Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.[13]
Masa-Masa Kuliah Di ITB Dan Jerman
Karena kegigihannya dan kecerdasannya, setelah lulus dari SMA pada tahun 1954 B.J. Habibie melanjutkan pendidikannya di ITB (Institute Teknologi Bandung). Pada masa itu namanya masih Universitas Indonesia Bandung. Beliau belajar Teknik Mesin di fakultas Teknik disana. Namun hanya beberapa bulan saja beliau menempuh pendidikan di ITB, karena pada saat itu beliau mendappatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan pendidikannya di Jerman.
Pada tahun 1955 sampai 1965 Habibie menempuh pendidikan di Jerman dengan mengambil spesialisasi konstruksi pesawat terbang (Teknik Penerbangan) di Rhein Westfalen Aachen Technisce Hochschule (RWTH). Beliau mendapatkan beasiswa pada saat itu karena Pemerintahan Indonesia di bawah Presiden Soekarno sedang menjalankan program dengan membiayai ratusan siswa cerdas Indonesia untuk menimba ilmu di luar negeri.
Semasa kuliah di Jerman dijalani oleh B. J. Habibie dengan penuh perjuangan, karena pendidikan disana bukan hanya sebentar saja. Baginya musim liburan bukanlah untuk berlibur, melainkan mengisinya dengan ujian dan mencari uang untuk mencari buku untuk menunjang materi pendidikannya. Setelah masa liburan berakhir kegiatannya hanya belajar dan kegiatan lainnya disampingkan oleh B. J. Habibie. Dalam biografi B. J. Habibie diketahui bahwa berkat kerja kerasnya, beliau mendapatkan gelar Ing dari Technische Hochschule Jerman pada tahun 1960. Gelar itu ia dapatkan dengan predikat Cumlaude (sempurna) dengan perolehan nilai rata – rata 9,5. Setelah mendapatkan gelar insinyur beliau bekerja di suatu industri kereta api Firma Talbot di Jerman.
Saat bekerja di perusahaan tersebut beliau dapat menyelesaikan permasalahan perusahaan Firma Talbot yang sedang membutuhkan sebuah wagon untuk mengangkut barang-barang ringan bervolume besar. Habibie memecahkan permasalahan tersebut dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip kontruksi sayap pesawat terbang.
Setelah itu B. J. Habibie melanjutkan kembali pendidikannya untuk gelar doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen. Beliau mendapatkan gelar doktornya pada tahun 1965, ia mendapat predikat Summa Cumlaude dengan nilai rata-rata 10.[14]
Karier B. J. Habibie
B. J. Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto.[15]
B. J. Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatan-lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan teknologi, khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT. IPTN, PINDAD, dan PT. PAL.[16] Targetnya, Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, ketika menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih secara aklamasi menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990.
Puncak karir Habibie terjadi pada tahun 1998, dimana saat itu ia diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7 (menjabat sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.[17]
Riwayat Pekerjaan
• Direktur Utama PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad)
• Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
• Ketua Dewan Pembina Industri Strategis (BPIS)
• Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS)
• Ketua Dewan Riset Nasional (1999)
• Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam
• Anggota Dewan Komisaris Pertamina
• Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Kontruksi Ringan Rheinsich Westfaelische Technische Hochshule, Aachen, Jerman Barat (1960–1965)
• Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisa Struktur, Hamburg, Jerman Barat (1966–969)
• Kepala Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Komersil/Pesawat Militer Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB) Gmbh, Hamburg, Jerman Barat (1969–1973)
• Wakil Presiden/Direktur Teknologi Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB), Hamburg, Jerman Barat (1974–1978)
• Penasihat Direktur Utama (Dirut) Pertamina (1974–1978)
• Direktur Utama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Bandung (1976)
• Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL), Surabaya (1978)
• Profesor Kehormatan/Guru Besar dalam bidang Konstruksi Pesawat Terbang Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung (1997)
Riwayat Karir Pemerintahan
• Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan III (1978–1983)
• Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan IV (1983–1988)
• Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan V (1988–1993)
• Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan VI (1993–1998)
• Ketua Tim Keputusan Presiden (Keppres) 35
• Wakil Presiden RI (1998)
• Presiden RI (1998–1999)
Masa Kepresidenan B.J. Habibie
B.J. Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.[18][19]
Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kukuh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai macam kontroversi bagi masyarakat Indonesia. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bila Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR".[20]
Kebijakan Politik
Langkah-langkah yang dilakukan BJ Habibie di bidang politik adalah:[21][22]
• Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik
• Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994)
• Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen
• Membentuk tiga undang-undang yang demokratis yaitu :
1. UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik
2. UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu
3. UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR
• Menetapkan 12 Ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu :
1. Tap MPR No. VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum
2. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang Pancasila sebagai asas tunggal
3. Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. V/MPR/1978 tentang Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki hak-hak dan Kebijakan di luar batas perundang-undangan
4.Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode.
12 Ketetapan MPR antara lain :
1. Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelematan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara
2. Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme
3. Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
4. Tap MPR No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan Otonomi daerah
5. Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi
6. Tap MPR No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
7. Tap MPR No. VII/MPR/1998, tentang perubahan dan tambahan atas Tap MPR No. I/MPR/1998 tentang peraturan tata tertib MPR
8. Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum
9. Tap MPR No. III/V/MPR/1998, tentang referendum
10. Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBHN
11. Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan pengamanan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
12. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
Kebijakan Ekonomi
Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
• Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara
• Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
• Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
• Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
• Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
• Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
• Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Akhir Jabatan Presiden B.J. Habibie
Menurut pihak oposisi, salah satu kesalahan terbesar yang ia lakukan saat menjabat sebagai Presiden ialah memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste). Ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkannya. Upaya ini akhirnya berhasil saat Sidang Umum 1999, ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif, tapi sejalan dengan perkembangan waktu banyak yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah satu pandangan positif itu dikemukan oleh L. Misbah Hidayat dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden.
"Visi, misi dan kepemimpinan presiden Habibie dalam menjalankan agenda reformasi memang tidak bisa dilepaskan dari pengalaman hidupnya. Setiap keputusan yang diambil didasarkan pada faktor-faktor yang bisa diukur. Maka tidak heran tiap kebijakan yang diambil kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tidak mengerti. Bahkan sebagian kalangan menganggap Habibie apolitis dan tidak berperasaan. Pola kepemimpinan Habibie seperti itu dapat dimaklumi mengingat latar belakang pendidikannya sebagai doktor di bidang konstruksi pesawat terbang. Berkaitan dengan semangat demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan membangun pemerintahan yang transparan dan dialogis. Prinsip demokrasi juga diterapkan dalam kebijakan ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun, Habibie melakukan perubahan besar. Ia meningkatkan koordinasi dan menghapus egosentisme sekotral antarmenteri. Selain itu sejumlah kreativitas mewarnai gaya kepemimpinan Habibie dalam menangani masalah bangsa. Untuk mengatasi persoalan ekonomi, misalnya, ia mengangkat pengusaha menjadi utusan khusus. Dan pengusaha itu sendiri yang menanggung biayanya. Tugas tersebut sangat penting, karena salah satu kelemahan pemerintah adalah kurang menjelaskan keadaan Indonesia yang sesungguhnya pada masyarakat internasional. Sementara itu pers, khususnya pers asing, terkesan hanya mengekspos berita-berita negatif tentang Indonesia sehingga tidak seimbang dalam pemberitaan.â€[23]
Pasca-kepresidenan B.J. Habibie
Setelah ia tidak menjabat lagi sebagai presiden, Habibie sempat tinggal dan menetap di Jerman. Tetapi, ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center dan akhirnya menetap dan berdomisili di Indonesia.
Kontribusi besar Habibie bagi bangsa ini pun tetap tercurahkan ketika masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Habibie aktif memberikan masukan dan gagasan pembangunan bagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Kesibukan lain dari B. J. Habibie adalah mengurusi industri pesawat terbang yang sedang dikembangkannya di Batam. Habibie menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT. Regio Aviasi Industri, sebuah perusahaan perancang pesawat terbang R-80 dan kemudian menyerahkan pucuk pimpinan perusahaan tersebut kepada anaknya, Ilham Habibie.[24]
RAI R-80
RAI R-80 adalah pesawat penumpang regional jarak pendek bermesin twin-turboprop yang dibangun perusahaan pesawat Indonesia Regio Aviasi Industri. Pesawat ini memiliki kapasitas 80 hingga 92 penumpang dalam konfigurasi kelas tunggal dan dioperasikan oleh dua kru penerbang dengan dimensi panjang 32,3 meter dengan lebar sayap 30,5 meter dan tinggi 8,5 meter. Pesawat ini juga dapat melesat dengan kecepatan maksimal 330 knots atau sekitar 611 Km per jam.
Pesawat buatan PT Regio Aviasi Industri (RAI) ini dijadwalkan bakal mengudara pada tahun 2022 mendatang usai melalui serangkaian sertifikasi agar dinyatakan layak terbang. Sementara pesawat akan diproduksi secara massal tahun 2025. RAI R-80 dikembangkan dari N-250 dalam usaha untuk membangkitkan kembali industri dirgantara di Indonesia. Proyek R-80 diluncurkan tahun 2012, dan purwarupa pertama akan diluncurkan pada tahun 2017. Perlu diketahui, Pesawat R80 masuk dalam PSN sesuai dengan terbitnya Peraturan Presiden (Pespres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Nasional.
Daftar Penghargaan B.J. Habibie
• Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Malaysia (IEM)
• Anggota Kehormatan Japanese Academy of Engineering
• Anggota Kehormatan The Fellowship of engineering of United Kingdom, London
• Anggota Kehormatan The National Academy of Engineering, AS
• Anggota Kehormatan Academie Nationale de l'Air et de l'Espace, Perancis
• Anggota Kehormatan The Royal Aeronautical Society, Inggris
• Anggota Kehormatan The Royal Swedish Academy of engineering Science, Swedia
• Anggota Kehormatan Gesselschaft Fuer Luft und Raumfarht (Lembaga Penerbangan & Ruang Angkasa) Jerman
• Angota Kehormatan American Institute of Aeronautics and Astronautics, AS
• Anggota Kehormatan Masyarakat Aeronautika Kerajaan Inggris (1983)
• Anggota Kehormatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Jerman (1983)
• Anggota Kehormatan Akademi Aeronautika Perancis (1985)
Apresiasi Pemerintah Daerah
1. Tanah Leluhur dan Kampung Halaman
Gorontalo merupakan daerah asal dari keluarga besar B.J. Habibie di Sulawesi. Daerah ini begitu erat kaitannya dengan jejak historis Habibie sewaktu kecil. Adapun beberapa bentuk apresiasi pemerintah daerah di Gorontalo atas jasa dan pengabdian Habibie bagi bangsa dan negara selama ini, diantaranya adalah:
• Pemberian Gelar Adat Pulanga (sebuah gelar adat tertinggi) dari Dewan Adat dan Pemangku Adat 5 Kerajaan di Gorontalo (Limo lo Pohala'a)
• Pembangunan Monumen B.J. Habibie di wilayah Isimu, Gorontalo[25]
• Pembangunan dan Peresmian Rumah Sakit Provinsi dr. Ainun Habibie di Limboto
• Usulan penggunaan nama Universitas B.J. Habibie, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo[26]
• Usulan penggunaan nama Bandar Udara B.J. Habibie, menggantikan nama Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo[27]
• Usulan Pembangunan Museum Habibie yang berlokasi di Rumah Keluarga Besar Habibie, Gorontalo
• Penggunaan nama B.J. Habibie sebagai nama ruas jalan protokol di Gorontalo[28]
2. Tanah Kelahiran
B.J. Habibie dilahirkan di salah satu kota tua di Sulawesi Selatan, yaitu Kota Parepare. Kota Parepare merupakan tempat tinggal Habibie sewaktu kecil bersama kedua orang tuanya. Karena kenangannya kecil berada di kota tersebut, maka pemerintah daerah pun begitu tinggi mengapresiasi sosok Habibie sebagai tokoh kebanggaan Parepare yang diwujudkan dalam beberapa kebijakan pemerintah, diantaranya:
• Pembangunan Monumen Cinta Ainun Habibie di Kota Parepare[29]
• Pembangunan Rumah Sakit Daerah Ainun Habibie di Kota Parepare[30]
• Penggunaan nama B.J. Habibie sebagai nama ruas jalan protokol di Kota Parepare
• Usulan Pendirian Institut Teknologi Habibie di Pare Pare[31]
Filmografi
1. Dalam film Habibie dan Ainun (2012)
Reza Rahadian dipilih oleh Faozan Rizal untuk memerankan film ini. Penjiwaan yang dilakukan oleh Reza mengundang respons positif dari penonton. Film ini menjadi film terlaris di tahun rilisnya, dengan meraup 4,5 juta penonton. Film ini menceritakan babak awal kehidupan Habibie kecil hingga masa awalnya berkuliah di Aachen.
Ketika itu, ia masih berkuliah di Jerman. Ia sempat mengalami sakit parah, hingga kemudian dirawat di rumah sakit. Berbulan-bulan Habibie terbaring di ruang inap. Di sela terkapar dan siuman, ia menulis sebuah puisi pendek yang menggugah. Puisi itu disebutnya, menjadi ungkapan hatinya, soal rasa cintanya pada Tanah Air Indonesia yang dirindunya.[32]
Berikut ini isi puisi yang dibuat Habibie :
Sumpahku
Terlentang, jatuh, perih kesal
Ibu Pertiwi, engkau pegangan
Janji pusaka dan sakti
Tanah tumpah darahku
Makmur dan suci
Hancur badan
Tetap berjalan
Jiwa besar dan suci
Membawa aku padamu
Padamu Indonesia
Makmur dan suci
Tak lupa, film ini turut dibumbui kisah cinta yang terjadi antara Habibie dengan istrinya, Ainun Habibie. Perjuangan mereka hidup sebagai pasangan muda ditampilkan cukup banyak oleh Faozan Rizal. Selain kisah cinta, Faozan juga turut memasukkan kisah pilu Habibie saat ibunya, Tuti Marini Puspowardojo. Kabar meninggalnya sang ibu Habibie terima ketika menjalani studinya di Jerman, sehingga ia tak sempat membersama ibunya pada saat-saat terakhir.[33]
2. Dalam film Rudy Habibie (Habibie dan Ainun 2) (2016)
Berbeda dengan seri pertamanya, Rudy Habibie lebih fokus pada masa mudanya saat menjadi mahasiswa di Jerman. Hanung Bramanatyo yang menggawangi film ini tidak mengganti Reza Rahadian sebagai pemeran Habibie. Namun, film yang dianggap sebagai Habibie dan Ainun 2 ini tidak sesukses pendahulunya. Pada akhir tahun 2016, film ini hanya mampu mendapat dua jutaan penonton, dan hanya menempati posisi keenam film terlaris di tanah air.
Di film prekuel ini lebih menceritakan sosok Rudy (B.J. Habibie muda) semasa kuliah di Jerman, yang kemudian ia bertemu dengan Ilona Ianovska, gadis asal Polandia yang sempat ia cintai semasa kuliahnya, jauh sebelum akhirnya menikah dengan Ainun pada saat Habibie sudah menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke Indonesia. Ada pula bumbu kisah cinta segitiga yang melibatkan gadis ningrat asal Solo, bernama Ayu. Dan tantangan bagi Rudy untuk menjawab panggilan negara Indonesia yang baru merdeka, yang membutuhkan sosok muda jenius, kreatif, dan pantang menyerah seperti dirinya.
Kalimat Inspiratif dari Film Rudy Habibie
"Jadilah mata air"
Analogi mata air ini disampaikan oleh ayah rudy kepada rudy ketika masih kecil .“Rudy,kamu harus menjadi mata air,kalau kamu baik pasti di sekitarmu akan baik,tapi kalau kamu kotor pasti disekelilingmu akan mati. Ada banyak sekali orang di muka bumi ini,banyak sekali ragamnya. Jangan sampai kamu lukai mereka.itu intinya “, Kata ayah rudy.Kalimat ini lah yang menjadikan Rudy tidak menyerah ketika banyak cobaan yang datang untuk menghentikan Seminar Pembangunan yang notabenya menjadi awal Industri Pesawat Dirgantara.
Dalam menjalani kehidupan kita perlu menerapkan analogi mata air ini .kita harus menjadi jernih meski di sekitar kita kotor ,karena jernih disini bukan ketetapan takdir,tapi Karena pilihan kita ,Percayalah kalau kamu jernih maka sekitarmu akan mengikuti mu ,dan bawalah aliran mata air mu ke keluarga mu ke teman teman mu, bahkan ke Indonesia.Memang tidak mudah menjadi mata air yang jernih,untuk itu berjuanglah .ingat !!Mata air selalu muncul di tanah yang bergolak .[34]
3. Dalam film Di Balik 98, Habibie diperankan oleh Agus Kuncoro.[35]
4. Dalam film Habibie & Ainun 3
Habibie muda diperankan oleh Jefri Nichol. Pemeranan tersebut sempat menuai kontroversi karena pada saat promo film dirilis terjadi penangkapan Nichol atas kasus narkoba, yang menimbulkan spekulasi terhadap jadwal penayangan film.[36]
Karya Habibie
1. Proceedings of the International Symposium on Aeronautical Science and Technology of Indonesia / B. J. Habibie; B. Laschka [Editors]. Indonesian Aeronautical and Astronautical Institute; Deutsche Gesellschaft für Luft- und Raumfahrt 1986
2. Eine Berechnungsmethode zum Voraussagen des Fortschritts von Rissen unter beliebigen Belastungen und Vergleiche mit entsprechenden Versuchsergebnissen, Presentasi pada Simposium DGLR di Baden-Baden,11-13 Oktober 1971
3. Beitrag zur Temperaturbeanspruchung der orthotropen Kragscheibe, Disertasi di RWTH Aachen, 1965
4. Sophisticated technologies : taking root in developing countries, International journal of technology management : IJTM. - Geneva-Aeroport : Inderscience Enterprises Ltd, 1990
5. Einführung in die finite Elementen Methode,Teil 1, Hamburger Flugzeugbau GmbH, 1968
6. Entwicklung eines Verfahrens zur Bestimmung des Rißfortschritts in Schalenstrukturen, Hamburger Flugzeugbau GmbH, Messerschmitt-Bölkow-Blohm GmbH, 1970
7. Entwicklung eines Berechnungsverfahrens zur Bestimmung der Rißfortschrittsgeschwindigkeit an Schalenstrukturen aus A1-Legierungen und Titanium, Hamburger Flugzeugbau GmbH, Messerschmitt-Bölkow-Blohm GmbH, 1969
8. Detik-detik Yang Menentukan – Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, 2006 (memoir mengenai peristiwa tahun 1998)
9. Habibie dan Ainun, The Habibie Center Mandiri, 2009 (memori tentang Ainun Habibie)
10. CN-235
CN-235 adalah pesawat terbang hasil kerja sama antara IPTN atau Industri Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT.DI) dengan CASA dari Spanyol. Kerja sama kedua negara dimulai sejak tahun 1980 dan purwarupa milik Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan purwarupa milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983. Produksi di kedua negara di mulai pada tanggal Desember 1986. Varian pertama adalah CN-235 Series 10 dan varian peningkatan CN-235 Seri 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.
11. Pesawat N-250 Gatot Kaca
Pesawat N-250 adalah pesawat penumpang sipil (airliner) regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. Berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 di mana kode CN menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN.
Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin, dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.
Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.
Performa Pesawat
Pesawat ini menggunakan mesin turboprop 2439 KW dari Allison AE 2100 C buatan perusahaan Allison. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa).
Berat dan Dimensi
• Rentang Sayap: 28 meter
• Panjang badan pesawat: 26,30 meter
• Tinggi: 8,37 meter
• Berat kosong: 13.665 kg
• Berat maksimum saat take-off (lepas landas): 22.000 kg
(Meski mesin N 250 diturunkan kemampuannya, dimensi tidak akan diubah)
Sejarah
Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia, Indonesian Aerospace) pada Paris Air Show 1989. Pembuatan prototipe pesawat ini dengan teknologi fly by wire pertama di dunia dimulai pada tahun 1992.
N-250 rencananya akan dibuat empat pesawat prototipe (prototype aircraft - PA) yaitu PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Akan tetapi hanya dibuat 2 pesawat prototip saja menyusul diberhentikannya program pengembangan.
• PA-1 dengan sandi Gatotkaca, 50 penumpang, terbang perdana (first flight) selama 55 menit pada tanggal 10 Agustus 1995.
• PA-2 dengan sandi Krincing Wesi, N250-100, 68 penumpang terbang perdana (first flight) pada tanggal 19 Desember 1996.
Saingan pesawat ini adalah ATR 42-500, Fokker F-50 dan Dash 8-300.[37]
Presidium Dewan Papua
Presidium Dewan Papua (PDP) adalah organisasi resmi masyarakat kesukuan di Papua Barat. Dewan ini adalah penjelmaan kembali dari West Nieuw Guinea Raad ("Dewan Guinea Baru Barat") yang dibentuk pemerintah kolonial Belanda pada Oktober 1961.
Presidium Dewan Papua mewakili sekitar 245 kelompok suku dengan lebih dari 2 juta penduduk asli yang menghuni daerah ini sejak lebih dari 10.000 tahun yang lalu. PDP juga mewakili para transmigran yang dikirim dari berbagai wilayah Indonesia lainnya dalam proyek transmigrasi, khususnya selama pemerintahan Orde Baru.
Organisasi ini pada mulanya didirikan karena adanya gerakan perlawanan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 1-7 Juli 1998. Awal gerakan dimulai dengan menaikkan Bendera Bintang Pagi di seluruh Pulau Papua. Hal ini dipicu karena adanya surat Senator Amerika yang mendesak Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie untuk segera memberikan referendum kepada Timor Leste, Aceh, dan Papua. Alasannya karena ketiga daerah ini tidak jelas status politiknya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Setelah penaikan bendera Bintang Pagi (Morning Star Flag), pada tanggal 7 Juli 1998 pukul 03.00 WIT sekitar 200 lebih jiwa rakyat di Pulau Biak Papua dibunuh oleh TNI (Tentara Nasional Indonesia). Akibatnya dibentuklah suatu Forum Masyarakat Papua yang diberi nama FORERI Team yang dipersiapkan untuk menghadap Presiden Habibie. Setelah itu Presiden Habibie mengundang 100 tokoh rakyat Papua untuk mendengar secara langsung keluhan rakyat Papua yang disampaikan oleh tim 100 ini. Namun hasil dari tim ini diblokir oleh Pejabat Negara lainnya sehingga menambah emosi Rakyat Papua serta Presiden Habibie pun digusur dari Jabatannya dilarang oleh mencalonkan diri sebagai Presiden ke-4 RI.
Terpilihnya Abdurahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden ke-4 membawa perubahan positif bagi rakyat Papua, misalnya mengizinkan penaikan Bendera Bintang Pagi (bukan Bintang Kejora), mengizinkan adanya Kongres II Papua yang melahirkan PDP, dan mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua.
Tetapi masa jabatan Gus Dur berlangsung singkat, karena ia digusur oleh parlemen Indonesia dan digantikan oleh Megawati Sukarnoputri.
Upacara Pemakaman Jenazah Habibie
Upacara Pemakaman BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9/2019). Presiden Ke 3 BJ Habibie Wafat pada Tanggal 11 September 2019 di Usia 83 Tahun di RSPAD Gatot Soebroto. BJ Habibie dimakamkan disebelah Pusara Ibu Ainun Habibie di TMP Kalibata. Jenazah BJ Habibie Dikebumikan melalui upacara kenegaraan yang dipimpin oleh Inspektur Upacara, Presiden Joko Widodo. Prosesi diawali dengan upacara penyerahan jenazah dari pihak keluarga ke pemerintah di rumah duka, Jalan Patra Kuningan XII/3, Jakarta Selatan.
Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan pemberangkatan jenazah dari rumah duka menuju Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, pukul 13.00 WIB. Kemudian, upacara pemakaman jenazah akan diagendakan pukul 13.30 WIB dan dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.[38]
Quotes BJ Habibie yang Sangat Menginspirasi
Semasa hidupnya, BJ Habibie dikenal merupakan sosok yang sangat ramah dan murah senyum. Kisah romantis BJ Habibie dengan mendiang istrinya, Ainun juga sangat mengharukan. Hingga ada film yang memuat kisah cinta BJ Habibie bersama Ainun.[39]
Untuk mengenang sosok BJ Habibie, berikut Kata-kata Terbaik BJ Habibie :
“Saya selalu akan mendampingimu di mana pun kamu berada. jiwa, roh, dan batin kita sudah menyatu dan manunggal sepanjang masa.â€
“Dengan latar belakang pendidikan di Eropa, tiba-tiba harus memimpin pemerintahan yang begitu banyak permasalahan. Saat itu, saya hanya berpikir mengatasi masalah dan mengembalikan kekuasaan pada rakyat.â€
“Tidak ada sesuatu yang datang dengan percuma, semua harus dilakukan melalui perjuangan yang dibarengi dengan pengorbanan, kita tetap harus optimistis terhadap masa depan bangsa.â€
“Tak perlu seseorang yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapunâ€
“Salah satu kunci kebahagiaan adalah menggunakan uangmu untuk pengalaman, bukan untuk keinginanâ€
“Cinta itu keikhlasan. Tak ada paksaan ataupun rasa pelampiasanâ€
âœKetika seseorang menghina kamu. Itu adalah sebuah pujian, bahwa selama ini mereka menghabiskan waktu untuk memikirkan kamu. Bahkan ketika kamu tidak memikirkan merekaâ€
“Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukupâ€
“Masa lalu saya adalah milik saya. Masa lalu kamu adalah milik kamu. Tapi, masa depan adalah milik kitaâ€
DAFTAR PUSTAKA
- ^ Nurmalaningrum, R.W. 2018. Lengsernya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia
- ^ Ratnawati, T. 2017. Political Reform in Indonesia Afther Soeharto. Masyarakat Indonesia, 36(2), pp.245-266.
- ^ Saadah, K.A.W. 2019. Sistem Politik dan Pemerintahan Era Kepemimpinan Abdurrahman Wachid. Skripsi Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan-Fakultas Ilmu Sosial UM
- ^ Habibie, B.J. 2010. Habibie & Ainun. THC Mandiri
- ^ Elson, R.E. 2009. The idea of Indonesia. Penerbit Serambi
- ^ Supriyadi, H. 2018. Gaya Kepemimpinan Presiden Indonesia. Jurnal Agregasi
- ^ Taufik, Rachman. 2014. Universitas BJ Habibie, Nama Baru Universitas Negeri Gorontalo. Republika.co.id
- ^ Salam, S. 1986. BJ Habibie, Mutiara dari Timur. Intermasa
- ^ Hendrowinoto, N.K.S. ed. 2004. Ibu Indonesia dalam kenangan. Bank Naskah Gramedia bekerja sama dengan Yayasan Biografi Indonesia
- ^ Ihlas, Y.I. 2014. Cagar Budaya di Gorontalo sebagai Laboratorium Pembelajaran Sejarah dan Kearifan Lokal. Universitas Negeri Gorontalo
- ^ Haji, Mersin. 2019. Keluarga Habibie Hibahkan Tanah Untuk TPU Gorontalo. Humas Protokol
- a, b Noer, G.S. 2015. Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner. Bentang Pustaka
- ^ Setiawan, Sakina Rakhma Diah. 2018. 82 Tahun Habibie dan Cintanya kepada Ainun. kompas.com
- ^ RomaDecade. 2019. Biografi BJ Habibie. romadecade.org
- ^ Atma, Weda S. 2017. Kisah, Perjuangan, & Inspirasi B. J. Habibie. Checklist. hlm. 236
- ^ Habibie, B.J. 1990. Sophisticated technologies: taking root in developing countries. International Journal of Technology Management
- ^ Pratama, Aswab Nanda. 2018. INFOGRAFIK Serial Presiden: BJ Habibie. kompas.com
- ^ Novia, Dyah Ratna Meta. 2013. Ini Alasan Habibie Bebaskan Pers Saat Jadi Presiden. republika.co.id
- ^ Wijaya, J.H., Permatasari, I.A. 2018. Capaian Masa Pemerintahan Presiden BJ. Habibie dan Megawati di Indonesia. Cakrawala
- ^ Hidayat, L.M. 2007. Reformasi administrasi: Kajian komparatif pemerintahan tiga presiden: Bacharuddin Jusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, Soekarnoputri. Gramedia Pustaka Utama
- ^ Wijaya, A. 2014. Demokrasi dalam Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam
- ^ Suryo B. Sulistyo. 1999. Kebijakan ekonominya mengandalkan kekuatan pasar, dalam Badaruddin et.al. Kepemimpinan BJ. Habibie. Visi, Misi, dan Stategi. Jakarta
- ^ Hantoro, Juli. 2019. Jokowi Minta Saran Soal Pengembangan SDM ke Habibie. tempo.co
- ^ Ibrahim, Arfandi. 2019. Patung BJ Habibie Senilai 1,7 Miliar Berdiri Megah di Jalan Trans Sulawesi. liputan6.com
- ^ Rachman, Taufik. 2014. Universitas BJ Habibie, Nama Baru Universitas Negeri Gorontalo. republika.co.id
- ^ Rachman, Taufik. 2015. BJ Habibie Bakal Menjadi Nama Bandara Gorontalo. republika.co.id
- ^ Faqih, Mansyur. 2014. Presiden Kelima RI Resmikan Jalan BJ Habibie di Gorontalo. republika.co.id
- ^ kumparanTRAVEL. 2018. Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, Ikon Kota Parepare yang Mempesona. kumparan.com
- ^ Darullah. 2019. Gubernur Sulsel Pantau Pembangunan RS Hasri Ainun Habibie Parepare. tribunnews.com
- ^ Nawir, Hasrul. 2019. Begini Progres Pendirian Institut Teknologi Habibie Parepare. rakyatku.com
- ^ Bramastra, Aji. 2019. Sumpahku, Inilah Syair Puisi Habibie yang Ditulisnya Saat Dirawat di Rumah Sakit. tribunnews.com
- ^ Azmy, Adilan Bill. 2019. Daftar Film yang Kisahkan Habibie dan Ainun. tirto.id
- ^ Pratama, Ichsan Wahyu. 2017. Ini Dia 5 Kalimat Inspiratif dari Film Rudy Habibie. hipwee.com
- ^ Azasya, Stella. 2015. Mengingat Kembali Film Di Balik 98: Kisah Fiksi Berlatar Reformasi. idntimes.com
- ^ Ramadhani, Yulaika. 2019. Habibie & Ainun 3: Nostalgia Masa Muda Versi Jefri-Maudy Ayunda. tirto.id
- ^ Agustina, Sinta. 2019. Mengenal Pesawat N250 Gatot Kaca dan R80 yang Dirancang BJ Habibie. Tribunnews.com
- ^ Rismawan, Irwan. 2019. Rangkaian Prosesi Upacara Pemakaman BJ Habibie, Dimakamkan Siang Ini Pukul 12.30 WIB. tribunnews.com
- ^ Tetirah, Ahmad. 2019. 25 Kata-kata BJ Habibie Terbaik – BJ Habibie Quotes. tibuku.com
Komentar berhasil disembunyikan.