Hallo sobat100,
Sobat100, Menjadi tuan rumah Asian Games jadi sebuah kebanggaan Indonesia di mata bangsa lainnya. Itu semua didukung dengan persiapan yang matang dari berbagai pihak. Salah satu yang paling diperhatikan adalah beragam teknologi baru dalam gelaran ajang 4 tahun tersebut. Indonesia selaku tuan rumah mencoba mengaplikasi teknologi baru dan pastinya membuat para kontingen dan pengunjung nyaman saat pagelaran Asian Games. Ada sejumlah teknologi yag dipamerkan dan umumnya masih tergolong baru di tanah air. Pasti sobat100 ingin tahu, apa saja teknologi tersebut? Berikut daftarnya..
1. Teknologi Proyektor Canggih
Saat upacara pembukaan Asian Games yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta pada 18 Agustus 2018, menggunakan teknologi proyektor dan lampu tata pencahayaan serba canggih. Proyektor tersebut akan membantu menampilkan konsep keindahan alam dan keragaman budaya Tanah Air. Suguhan gunung yang indah dengan 12.775 tanaman dan bunga menghiasi area seluas 1.350 meter persegi. Ada pula air terjun dengan 140.000 liter air melengkapi bentangan rumput hijau sepanjang 3.000 meter persegi.
2. Penerapan Teknologi Pencahayaan
Pencahayaan menjadi salah satu faktor krusial dalam penyelenggaraan Asian Games mendatang. Berapa banyak lampu ya sobat100, yang dipasang di Stadion GBK? Sebanyak 610 lampu LED. Setiap lampu memiliki daya 1.500 watt, dengan tingkat kecerahan 3.500 lumen. Pencahayaan dengan sistem LED ini dklaim hemat energi hingga 500 persen. Untuk mendanai pencahayaan, diperlukan Rp 770 miliar.
3. Teknologi Sistem Ticketing
Untuk mengantisipasi adanya tiket palsu dan maraknya calo tiket, Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) selaku penyelengara Asian Games 2018 menerapkan sistem e-ticketing. Tiket yang dijual bukan dalam bentuk fisik melainkan e-voucher yang dilengkapi dengan QR code. Tiket yang sudah dibeli dapat ditukar di lokasi dengan thermal ticket (tiket fisik) atau wristband ticket (tiket gelang). Untuk mengantisipasi adanya calo tiket, INASGOC menerapkan peraturan bahwa pendaftar harus menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) atau surat izin mengemudi (SIM).
4. Teknologi CCTV Pengenalan Wajah
Faktor keamanan menjadi yang terpenting di ajang Asian Games 2018. Salah satu teknologi yang digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan adalah penggunaan CCTV (Closed-circuit Television) dilengkapi teknologi pengenal wajah di seluruh ibu kota. Untuk menunjang keamanan stadion, sebanyak 250 closed-circuit television (CCTV) ditempatkan di dalam dan luar stadion. Pemantauan berjalan selama 24 jam, CCTV ini terhubung dengan sistem face recognition atau pengenalan wajah dengan kualitas gambar mencapai 7K. Sistem Teknologi pengenalan wajah ini terhubung dengan database. Misalkan ada teroris yang sudah ada di database Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Densus 88 Antiteror, hal itu bisa langsung terdeteksi.
5. Teknologi Kamera Hawkeye
Teknologi hawkeye ini menelan biaya Rp 85 juta per unit setiap harinya. Pasti sobat100 bertanya-tanya Apa sih kegunaan hawk eye? Hawkeye yang berfungsi membantu wasit dalam pertandingan bulutangkis. 45 kamera hawkeye telah terpasang di Istora Senayan sebagai venue bulutangkis. Dalam penyelenggaran Asian Games 2018, software keluaran Swiss Score ini akan terpasang sebanyak dua unit yang dibiayai oleh Konfederasi Bulu Tangkis Asia (BAC).
6. Jaringan 5G
Salah satu operator seluler di Indonesia, Telkomsel, akan mengoptimalkan frekuensi 30 MHz menggunakan Test Driven Development (TDD) 2.3 GHz, setara teknologi 5G. Ada 175 titik dengan sinyal berkekuatan 5G di Stadion GBK Jakarta Kecepatannya 16,5 gigabyte per detik (Gbps), Stadion Si Jalak Harupat, serta Stadion Jakabaring Palembang. Terdapat 967 akses point wifi highdens di Stadion GBK dan Jakabaring untuk memenuhi kebutuhan internet secara gratis bagi atlet, ofisial, dan penonton. Tersedia pula internet fiber Indihome, jaringan intranet 58 GB, dan delapan unit Satellite News Gathering (SNG) untuk kebutuhan broadcaster di wisma atlet Kemayoran dan Palembang.
Selain dapat digunakan sebagai WiFi di objek wisata dan tempat umum lainnya, teknologi 5G juga dapat membantu teknologi-teknologi di Asian Games 2018. Contohnya adalah pemanfaatan jaringan CCTV, pengelolaan sampah dengan sensor titik-titik pengumpulan sampah, monitoring tingkat kebersihan sungai, dan pengelolaan taman (monitor kadar air dan kelembapan tanah). Dengan koneksi yang cepat, maka hambatan-hambatan saat mengoperasikan teknologi berbasis internet tersebut bisa berkurang. Pemanfaatan teknologi 5G bahkan bisa lebih luas lagi. Dengan koneksi 5G dapat mendukung inovasi-inovasi teknologi seperti mobil tanpa awak, robot dan mesin-mesin dalam industri, pemanfaatan di bidang kedokteran, dan lain-lain.
7. Mobil Tanpa Awak di Asian Games 2018
Ada yang menarik di perhelatan Asian Games 2018. Jika sobat100 mengunjungi Gelora Bung Karno selama perhelatan olahraga tersebut berlangsung, sobat100 bisa menemukan mobil yang dikendalikan tanpa pengemudi (autonomous car) yang berkeliaran di area GBK. Mobil tanpa awak tersebut bermerek Navya yang berasal dari Prancis. Navya dipinjam selama Asian Games melalui distributor ST Engineering asal Singapura dan menggunakan jaringan milik Telkomsel dari Indonesia. Tanpa setir maupun ruang untuk pengemudi, Navya berbentuk seperti mini bus yang bagian depan dan belakangnya identik. Mobil yang asalnya berwarna putih dicat merah terang dengan logo Kominfo, Telkomsel, dan Asian Games 2018. Terdapat pula gambar tiga maskot Asian Games yaitu Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka. Untuk bagian interior, Navya memiliki kapasitas untuk 15 orang (duduk dan berdiri). Pintu geser hanya terdapat di satu sisi, dan di sisi lainnya terdapat layar digital untuk menampilkan beragam informasi serta sistem interkom dan kamera 360°.
Navya merupakan mobil otomatis yang dilengkapi dengan dengan segenap fitur canggih. Mobil tersebut menggunakan baterai listrik jenis LiFePO4 kapasitas 33kWh yang bisa beroperasi selama sembilan jam penuh, dengan kecepatan 25 km/jam. Navya memiliki sensor Lidar yang dapat mendeteksi kondisi di sekitar sehingga akan menghindari rintangan secara otomatis untuk keselamatan penumpang. Teknologi itu dibantu dengan kamera yang berada di atas mobil sebagai pengambil gambar kondisi jalan. Sensor Lidar juga memiliki sistem navigasi peta yang dapat mengetahui rute dan kondisi rute yang diambil. Terlebih lagi, mobil dilengkapi dengan GNSS Antenna yang terintegrasi dengan sistem di base station untuk dapat memantau posisi mobil dari jarak jauh.
Dengan fasilitas-fasilitas mutakhir di atas, Navya membutuhkan jaringan yang kuat, agar informasi mengenai citra jalan, navigasi, sensor, dan GPS dapat terintegrasi dengan cepat. Oleh karena itu, Telkomsel menyediakan jaringan 5G yang digunakan mobil Navya sekaligus sebagai ajang untuk memperkenalkan teknologi baru tersebut. Teknologi 5G memiliki kecepatan hingga 16 Gbps dan spektrum 2.8 GHz yang ditawarkan oleh Kominfo.
8. Ruang Kendali dan Monitor Canggih Asian Games 2018
Perhelatan olahraga sekelas Asian Games membutuhkan teknologi komunikasi dan informasi agar acara tersebut dapat terkoordinasi dan berjalan dengan lancar. Bagaimana tidak, Asian Games 2018 adalah yang pertama dilaksanakan di dua kota berbeda dengan jumlah atlet terbanyak, yakni 11,280 orang. Terdapat 40 cabang olahraga yang dipertandingkan dengan 462 medali emas yang diperebutkan oleh 45 negara. Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee atau Inasgoc memiliki Main Operation Center (MOC) atau ruang kendali dan monitor untuk memperlancar jalannya acara. Ruang tersebut berlokasi di kantor Inasgoc, Senayan. Fasilitas ini diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 31 Januari 2018 silam. Fungsi utamanya adalah memonitor seluruh aktivitas Asian Games 2018 baik di Jakarta maupun Palembang.
Main Operation Center ini dilengkapi dengan 24 layar yang dioperasikan oleh petugas-petugas perwakilan dari deputi di Inasgoc yakni Games Operation, Administration, Support, dan Security. Ruangan tersebut terdiri dari deretan meja dengan komputer yang dioperasikan petugas, layar utama di bagian depan, serta layar-layar tambahan di sisi kanan dan kiri ruangan. Di dalam fasilitas ini petugas dapat melakukan berbagai kegiatan pemantauan, di antaranya dapat memonitor jalannya seluruh pertandingan yang tengah berlangsung, jadwal pertandingan, koordinasi volunteer, kondisi venues pertandingan dan venues pendukung seperti wisma atlit, monitor CCTV, kondisi cuaca, trafik media sosial, dan informasi terkait lainnya. Lebih dari itu, dengan Main Operating Center mobilitas para atlit dapat dipantau. Setiap bus atlit dipasangkan GPS yang terhubung dengan sistem secara real time. Kondisi lalu lintas juga dapat dimonitor sehingga mobilitas para atlit akan lebih lancar karena petugas dapat mengarahkan bus atlit ke jalur lancar dan menghindari area macet.
Tim IT dan Telekomunikasi Inasgoc juga telah siap dalam mengadapi para hacker (peretas) yang ingin mencuri ataupun merusak data sistem. Pihaknya menyiapkan keamanan berlapis dan detector jika ada serangan. Data-data seputar Asian Games juga memiliki back up jika sistem tertembus. Akses fisik ke ruang MOC juga diberi penjagaan ketat dan tidak semua orang bisa masuk ke ruangan tersebut tanpa izin. Main Operating Center ini terintegrasi dengan Asian Games Information System (AGIS) yang dioperasikan oleh Ssangyong Information Communication Center dari Korea Selatan. AGIS mencatat jadwal, hasil, skor, rekor, profil atlit, dan data-data vital lainnya secara cepat dan akurat. Sementara itu Tissot ditunjuk menjadi timekeeper dan Microsoft menyediakan Cloud System Azure untuk menunjang teknologi informasi selama Asian Games berlangsung.
9.Tissot Jadi Pencatat Waktu Resmi Asian Games 2018
Peresmian Tissot sebagai timekeeper Asian Games 2018 bertepatan dengan perayaan 20 tahun produk tersebut berkontribusi untuk pencatatan waktu pada pesta olahraga empat tahunan negara-negara Asia.Tissot pertama kali menjadi timekeeper pada Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand, dan akan berlanjut hingga Asian Games Hangzhou 2022. Presiden Tissot Francois Thiebaud mengatakan, ajang olahraga empat tahun sekali tersebut merefleksikan semangat yang ingin dibawa produknya.
Pengalaman menjadi pencatat waktu resmi pada Asian Games edisi sebelumnya pun menjadi alasan bagi Tissot untuk menaikkan mutu mereka. Asian Games bukan satu-satunya ajang yang pernah menggunakan Tissot sebagai jam resmi mereka. Tissot juga menjadi pencatat waktu pada kompetisi NBA (National Basketball Association), Tour de France, UCI World Cycling Championship, MotoGP, dan FIM World Superbike Championship.
10. Teknologi Modifikasi Cuaca
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menerapkan teknologi modifikasi cuaca untuk menjaga Asian Games tetap berjalan lancar dan terhindar dari gangguan asap yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan. Teknologi ini digunakan di Sumatera Selatan untuk membasahi lahan gambut agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan. Penyemaian sudah pernah dilakukan sejak 16 Mei sampai 9 Juni, dan dilanjutkan lagi mulai 30 Juli hingga September.
11. Peluncuran Aplikasi MRT-J
PT MRT Jakarta juga menyiapkan maskot MRT dan aplikasi yang bernama MRT-J agar nantinya masyarakat tidak asing lagi dengan MRT saat fasilitas tersebut dioperasikan secara penuh. Peluncuran tersebut dilaksanakan pada Rabu (15/8) di Main Atrium East Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Maskot MRT diberi nama ‘Marti.’ Marti direpresentasikan sebagai anak laki-laki berusia 9 tahun yang sekilas berbentuk bulat dan mirip dengan bagian depan rangkaian kereta MRT. Maskot tersebut didominasi oleh warna putih, dengan tambahan warna hitam dan biru. Marti adalah simbol yang penuh rasa ingin tahu dan harapan cerah untuk masa depan, selaras dengan MRT Jakarta yang merupakan pilihan transportasi bagi masa depan ibukota.
Bersamaan dengan peluncuran maskot, aplikasi MRT-J juga diperkenalkan. Aplikasi tersebut dapat diunduh di Playstore dan Appstore. Anda dapat masuk ke aplikasi tanpa registrasi terlebih dahulu, namun Anda juga bisa membuat akun dengan keunggulan seperti poin yang bisa didapatkan setiap kali login menggunakan akun. Poin yang terakumulasi dapat ditukar dengan hadiah menarik saat pembelian merchandise MRT.
Saat masuk ke dashboard utama, ada tiga menu utama dalam aplikasi MRT-J, yakni Ke Stasiun, Perjalanan, dan Jelajah Stasiun.
Ke Stasiun: Menunjukkan jarak Anda dengan Stasiun MRT yang dituju dilengkapi dengan peta navigasi. Ada tiga pilihan cara menuju stasiun yakni dengan menggunakan mobil, kereta, dan berjalan kaki dengan masing-masing perkiraan waktu.
Perjalanan: Menampilkan estimasi waktu perjalanan dari stasiun awal Anda menuju stasiun tujuan. Bahkan Anda dapat mengetahui waktu perjalanan dari satu stasiun ke stasiun lain sepanjang perjalanan, dilengkapi dengan keterangan jenis jalur (jalur layang, jalur tanah), stasiun (stasiun layang, stasiun tanah, depot), serta fase (fase I, fase II).
Jelajah Stasiun: Memberikan keterangan dari stasiun-stasiun MRT seperti sejarah, desain, dan filosofi masing-masing stasiun.
Selain fitur-fitur di atas, terdapat fitur lain seperti berita terkini dari website dan media sosial. MRT juga akan menambahkan fitur saat MRT beroperasi secara penuh. “Secara bertahap kita akan terus kembangkan aplikasi tersebut,†ujar William Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta.
Aplikasi MRT-J memiliki tiga fungsi utama, yaitu membangun public readiness (kesiapan masyarakat), menginformasikan operation readiness (kesiapan operasi), serta memfasilitasi penjualan merchandise.
Menggunakan transportasi umum memberikan banyak manfaat bagi Jakarta, misalnya turut mengurangi jumlah kendaraan pribadi, mengurangi polusi, dan dapat membiasakan gaya hidup sehat dan hemat bagi warganya. Hadirnya maskot dan aplikasi MRT-J dapat menunjang kemudahan dan menyebarluaskan sosialisasi MRT Jakarta sehingga smart citizens akan siap dalam menyambutnya kelak.
12. Teknologi Papan Skor Digital
Di stadion GBK sudah terpasang papan digital merk Seiko berukuran 16 m x 6 m yang terpasang di masing-masing sisi. Tujuannya adalah untuk bisa melihat tayangan ulang dan momen penting. Salah satunya saat pembukaan Asian Games berlangsung serta cabang atletik yang digelar di GBK.
13. Venue Asian Games Dilengkapi Tempat Pengisian Listrik Tenaga Surya
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Manajemen PT Berau Coal dalam penyediaan Stasiun Pengisian Listrik Bertenaga Surya (Solar Charging Station) sebagai sarana penunjang pada penyelenggaraan Asian Games 2018. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Manajemen PT. Berau Coal yang diwakili PT. Surya Utama Nuansa dilakukan oleh Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah dan Direktur PT Berau Coal Paulus Suwasono Satyo Nugroho yang disaksikan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan di Monas Sisi Barat, Jakarta Pusat, Selasa (14/8).
Dalam kerja sama ini, penyediaan sebanyak 32 (tiga puluh dua) Stasiun Pengisian Listrik Bertenaga Surya (Solar Charging Station) dari PT. Berau Coal secara teknis dilaksanakan oleh PT. Surya Utama Nuansa dalam rangka pemenuhan kebutuhan sarana di Venue Pertandingan dan tempat pemusatan latihan peserta Asian Games XVIII Tahun 2018, khususnya di Kota Jakarta.
Stasiun Pengisian Listrik Bertenaga Surya ini memiliki arti penting dalam pengembangan energi terbarukan, yang disiapkan dalam pemenuhan kebutuhan Asian Games XVIII Tahun 2018, karena dapat menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan ramah lingkungan. Penyediaan stasiun ini juga sejalan dengan program penurunan emisi gas rumah kaca di wilayah Kota Jakarta, sesuai Pergub Nomor 131 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan mendukung pencapaian bauran energi yang berupa tenaga surya. Selain itu, Stasiun Pengisian Listrik Bertenaga Surya sebagai sarana publik bagi atlet, pengunjung venue pertandingan, dan latihan para peserta Asian Games XVIII Tahun 2018 untuk melakukan pengisian HP/Laptop/alat elektronik lainnya. Stasiun pengisian listrik ini akan ditempatkan di luar ruangan.
Penyediaan Stasiun Pengisian Listrik Bertenaga Surya berupa instalasi fasilitas umum/non profit sebagai bentuk tanggung jawab sosial (CSR) dari PT. Berau Coal, sekaligus wujud upaya bersama menjaga kepedulian dan kelestarian lingkungan hidup. Stasiun Pengisian Listrik Bertenaga Surya berada di 15 lokasi dan dibangun di atas lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang kemudian dihibahkan menjadi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Itulah sejumlah teknologi yang diterapkan pada Asian Games di Indonesia sobat100 berlangsung yang dimulai sejak 18 Agustus hingga 2 September 2018. Sekarang waktunya memberikan dukungan penuh para atlet Indonesia di Asian Games 2018 ini!
DAFTAR PUSTAKA:
Tambun, Lenny Tristia. 2018. 300 CCTV Dipasang di Venue Asian Games. www.beritasatu.com
KumparanTECH. 2018. 8 Teknologi Canggih yang Dipakai saat Asian Games 2018.kumparan.com
Yuniar, Maria. 2018. 8 teknologi ini dukung Asian Games 2018. ekrut.com
Setyowati, Desy. 2018. Selusin Teknologi Canggih Kawal Asian Games 2018. katadata.co.id
Ramadhan, Fitra Moerat. 2018. Ini 8 Teknologi Terbaru yang Digunakan Dalam Asian Games.grafis. tempo.co
Jakarta Smart City. 2018. Mobil Tanpa Awak di Asian Games 2018. smartcity.jakarta.go.id
Nistanto, Reska K. 2018.Inisiatif 5G Telkomsel di Momen Asian Games 2018. tekno.kompas.com
Humas BPPT. 2018. BPPT Siap Dukung Asian Games 2018 dengan Teknologi Modifikasi Cuaca. www.bppt.go.id
Adisty, Lariza Oky. 2017. Tissot Ditunjuk Jadi Pencatat Waktu Resmi Asian Games 2018. juara.bolasport.com
Iqbalsweden. 2018. Mengintip 10 Teknologi Anyar pada Asian Games 2018. steemit.com
Komentar berhasil disembunyikan.