Hallo Sobat100,

Sobat100, Seperti yang kita ketahui bersama Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018 pagi.

Berdasarkan keterangan pihak berwenang, pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten. Pesawat lepas landas sekitar pukul 06.20 WIB. Namun, tak lama kemudian pesawat hilang kontak. Pesawat itu dijadwalkan mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB, namun tak ada kabar. Badan SAR Nasional pun memastikan bahwa pesawat Boeing 737 Max 8 itu jatuh. Pencarian dan upaya penyelamatan pun segera dilakukan oleh Basarnas.

Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.[1]

 

Berikut inI 10 fakta kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat :

1. Lion Air Boeing 737- Max 8 Nomor Penerbangan JT 610 Merupakan Pesawat Baru

Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP ini berangkat pada pukul 06.20 WIB dan dijadwalkan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Sayangnya, maskapai dengan rute penerbangan Jakarta - Pangkal Pinang tersebut dikabarkan hilang kontak pada pukul 06.33 WIB atau 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno - Hatta. Pesawat yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Kordinat ini berarti ada di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Jika melihat tipe pesawat Boeing 737 - Max 8 ini tergolong masih baru. Pesawat boeing 737 Max 8 datang di Bandara Internasional Soekarno - Hatta dengan kode registrasi PK-LQJ pada awal bulan Juli 2017 lalu , dan menjadi yang pertama di Indonesia. Sedangkan Lion Air sendiri baru saja mengoperasikan pesawat itu dan dinyatakan layak operasi sejak 15 Agustus 2018.

Lion mendesain kabin pesawat B737 MAX 8 dengan 180 kursi yang semuanya merupakan kelas Ekonomi. Boeing 737 - MAX 8 didesain sebagai pesawat yang efisien bahan bakar dan nyaman bagi penumpang dengan suasana kabin yang lebih senyap. Bahan bakar 737 MAX juga diklaim lebih hemat 20 persen dibanding generasi 737 saat ini (737 NG).

737 MAX akan meningkatkan kemampuan varian B737 Next Generation (NG) dengan daya jelajah terbang 340-570 mil laut lebih jauh, menjadi 3.500 mil laut (6.500 km). Dua hal itu, yakni kenyamanan dan efisiensi bisa dicapai oleh B737 MAX 8 dengan peningkatan di sektor aerodinamika dan mesin pesawat.[2]

Untuk bagian sayap, Boeing 737 MAX 8 dibekali desain winglet terbaru. Fungsinya untuk memecah turbulensi udara yang terjadi di ujung sayap, saat pesawat berjalan dalam kecepatan tinggi. Winglet terbaru inilah yang menjadi ciri utama varian Boeing 737 MAX.

Perbedaan lain Boeing 737 MAX 8 dengan 737 NG adalah di sektor avionik dan kokpit yang lebih ringkas.[3]

2. Pilot Lion Air JT 610, Berasal dari India dan Punya Ribuan Jam Terbang

Pilot pesawat Lion Air bertipe Boeing 737 Max 8 tersebut adalah kapten Bhavye Suneja. Pilot berkebangsaan India ini bergabung dengan Lion Air sejak Maret 2011 lalu.

Catatan penerbangan yang tanpa mengalami kecelakaan saat memiloti Boeing 737 membuat salah satu maskapai di India bakal menjadikannya sebagai salah satu pilot senior di maskapai tersebut.

Suneja yang berumur 31 tahun mendapatkan lisensi terbang dari Bel Air International pada 2009 silam. Suneja kemudian bergabung sebagai trainee pilot di maskapai Emirates selama empat bulan. Pada Maret 2011, Suneja kemudian bergabung dengan Lion Air dan bermarkas di Jakarta.

Pesawat Lion Air bertipe Boeing 737 Max 8 yang dipiloti Suneja tersebut baru dioperasikan sejak 15 Agustus 2018 dan baru menempuh 800 jam terbang. Suneja sendiri telah mengantongi 6.000 jam terbang sebelum JT 610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.[4]

3. Banyaknya penumpang pesawat Lion Air JT 610 berstatus PNS

Penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin pagi, 29 Oktober 2018, satu per satu diketahui latar belakang profesinya. Mulai dari pegawai Kementerian Keuangan, hingga aparat hukum. Mulai polisi hingga hakim tinggi.

Berikut daftar penumpang yang berada dalam kecelakaan jatuhnya Lion Air JT 610 :

1. Pegawai Kementerian Keuangan

Adanya penumpang dari Kementerian Keuangan yang menumpang Lion Air  JT 610. Setidaknya 20 orang pegawai Kemenkeu yang menumpang pesawat naas tersebut. Mereka terdiri dari

  • 3 pegawai KPKNKL Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,
  • 5 Pegawai KPPN dan Kantor Wilayah Direktorat jenderal perbendaharaan dan
  • 12 pegawai KPP Direktorat Jenderal Pajak Bangka Belitung.

2. Pegawai Kementerian ESDM

Adanya informasi 3 pegawai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang berada dalam pesawat Lion Air yang jatuh pada Senin, 29 Oktober 2018 di perairan Karawang, Jawa Barat.

Ketiga pegawai itu antara lain :

  • Inayah Fatwa Kurnia Dewi, Kasie Niaga Gas Bumi Hilir;
  • Dewi Herlina, analis Kebijakan Pertama Hilir; dan
  • Jannatun Cintya Dewi, analis Kegiatan Usaha Hilir Migas.

Jannatun baru menjadi PNS di Kementerian ESDM pada 2017. Ketiga pegawai itu bekerja di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Agung juga menjelaskan ketiga pegawai itu menuju Pangkalpinang dalam perjalanan dinas. Ketiganya bertugas untuk melakukan pengawasan pelaksanaan B20.

Jenazah Janatun sendiri merupakan jenazah pertama yang telah dipastikan oleh tim Dokkes RS Polri pada Rabu, 31 November malam dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Jenazah Janatun terkonfirmasi dari sidik jari telunjuk tangan kanan yang memiliki kecocokkan 13 titik dibandingkan dengan data yang ada pada e-KTP. Janatun yang tercatat berdomisili di Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur ini merupakan anak pertama pasangan Bambang Supriyadi (48) dan Surtiyem (45).

3. Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung

Lima jaksa dan pegawai di lingkungan Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung  juga menjadi korban dalam kecelakaan itu. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kajagung Mukri menyebutkan lima jaksa dan pegawai itu di antaranya

  • Andri Wiranofa, koordinator pada Kejati Babel;
  • Nia Sugiono, istri Andri Wiranoga;
  • Dody Junaedi, Kasi Pidsus Pangkalpinang;
  • Shandy Johan Ramadhan, jaksa fungsional Kejati Babel; dan
  • Sastriata, staf Tata Usaha Kejati Babel.

4. Hakim Tinggi

Juru bicara Mahkamah Agung (MA) Suhadi mengatakan terdapat empat orang hakim tinggi yang tercatat dalam daftar penumpang Lion Air rute Jakarta ke Pangkalpinang. Empat orang itu terdiri atas tiga hakim tinggi dan satu hakim pada pengadilan tingkat pertama. Mereka adalah empat hakim tinggi Pengadilan Tinggi Agama Bangka Belitung,

  • Rijal Mahdi; hakim tinggi Pengadilan Tinggi Bangka Belitung,
  • Hasnawati; Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Bangka Belitung,
  • Kartika Ayuningtyas Upiek; dan
  • Ikhsan Riyadi, Hakim Pengadilan Negeri Koba. Ikhsan Riyadi sendiri, baru akan bertugas di Pengadilan Negeri Koba, Pangkalpinang, Bangka Belitung.

5. Polisi

Tiga orang anggota Kepolisian Daerah Bangka Belitung ada dalam daftar penumpang pesawat Lion Air JT-610. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo melalui pesan teksnya, Senin, 29 Oktober 2018, menyatakan mereka adalah

  • Ajun Komisaris Besar Sekar Maulan Irbid,
  • Ajun Komisaris Besar Mito, dan
  • Bripka Rangga Adi Prana.

6. Pegawai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK Siti Nurbaya Abubakar menyatakan berduka cita atas jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Salah satu korban pesawat adalah pejabat di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup. Ubaidillah, salah satu penumpang pesawat itu adalah Kepala Sub Direktorat Inventarisasi Hutan pada Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan.[5]

4. Pesawat Lion Air JT-610 Sempat Alami Masalah Teknis Pada rute Denpasar - Cengkareng

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin 29 Oktober 2018 pagi, ternyata sudah pernah mengalami masalah pada penerbangan sebelumnya. Sebelumnya, pesawat ini terbang dari Denpasar ke Jakarta pada Minggu 28 Oktober 2018 malam.

CEO Lion Air Edward Sirait mengakui adanya masalah teknis tersebut. Namun menurutnya hal itu sudah diatasi sesuai prosedur. Lion Air mengoperasikan 11 pesawat yang sama, yaitu Boeing 737 Max 8, dan pesawat-pesawat lain yang tidak memiliki masalah serupa.

Data penerbangan yang terekam di laman Flightradar24 menunjukkan pada Minggu 28 Oktober 2018 pesawat ini menjalani penerbangan rute Manado-Denpasar dan Denpasar-Jakarta. Dari Manado, keberangkatan pesawat dengan nomor penerbangan JT775 ini mengalami delay dari jadwal pukul 06.40 WITA menjadi pukul 07.51 WITA. Dampaknya, pesawat ini juga terlambat tiba di Denpasar, dari jadwal semula pukul 09.10 WITA menjadi pukul 10.00 WITA.

Pada keberangkatan dari Denpasar menuju Jakarta, pesawat ini memakai nomor penerbangan JT43. Semula pesawat dijadwalkan berangkat pada pukul 19.30 WITA dan seharusnya tiba pukul 20.20 WIB. Namun, pesawat baru berangkat pada pukul 22.21 WITA dan baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada pukul 22.56 WIB.[6] Atas temuan ini Kementrian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Udara memerintahkan Dirut Lion Air untuk membebastugaskan Direktur Teknik, Direktur Maintanance and Operational dan teknisinya agar bisa fokus menjalani proses investigasi lebih lanjut

5. Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh Setelah 13 Menit Mengudara

LION Air Group merilis pernyataan terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 jenis Boeing 737 Max 8 rute Jakarta-Pangkalpinang, Senin 29 Oktober 2018 pagi.

Pesawat Lion Air nomor penenerbangan JT 610 dengan rute penerbangan Jakarta menuju Pangkalpinang mengalami kecelakaan setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat Lion Air JT 610 take off dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.20 WIB dan hilang kontak pada pukul 06.33 WIB. Pesawat Lion Air JT 610 seharusnya mendarat di Pangkalpinang pada pukul 07.30 WIB.

Setelah 13 menit mengudara, pesawat Lion Air JT 610 jatuh di koordinat S 5’49.052†E 107’ 06.628†(sekitar perairan Tanjung Karawang).

Pesawat dikomandoi Kapten Bhavye Suneja dengan co-pilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.

 

 

6. Pilot Pesawat Lion Air JT-610 Minta Kembali ke Bandara Soekarno - Hatta

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkalpinang mengalami hilang kontak pada Senin 29 Oktober 2018 pagi. Pesawat ini dijadwalkan berangkat pada pukul 06.10 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan akan tiba di Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang pada pukul 07.20 WIB. Namun, diketahui pesawat ini mengalami hilang kontak pada pukul 06.33 WIB.

Pesawat  Lion Air JT610 ini lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta dalam keadaan normal. Namun, tidak lama kemudian, pilot Pesawat  Lion Air JT610 kembali menghubungi ke menara pengawas dan meminta kembali ke Bandara Soekarno Hatta. Pilot tersebut sempat mengungkapkan alasannya untuk meminta kembali ke Bandara Soekarno Hatta. Dikatakan, pilot tersebut mendeteksi adanya permasalahan teknis dalam pesawat (flight control problem). Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut kendala teknis apa yang dialami oleh pilot Pesawat Lion Air JT610 saat itu.

Kemudian ATC mengarahkan pesawat menuju ke arah tertentu. Setelah mendapat arahan dari menara pengawas atau ATC, beberapa menit kemudian pesawat Lion Air JT610 menghubungi menara pengawas yang ada di Bandara Halim Perdanakusuma. Dan itu menjadi kontak terakhir antara pesawat Lion Air JT610 dengan pihak ATC yang ada di Bandara Halim Perdanakusuma.[7]

7.  Lion Air Siap Tempati Terminal "Low Cost Carrier" Bandara Soekarno - Hatta

Sejak mengudara pada Juni 2000 lalu dengan pesawat Boeing 737-200 rute Jakarta - Pontianak, Lion Air Group kini menjelma menjadi pemain low cost carrier (LCC) airline nomor satu di Indonesia. Lion Air Group telah membeli lebih dari 480 pesawat yang beberapa di antaranya sudah dikirimkan, seperti 294 unit Boeing, 41 unit Airbus A320 CEO, 6 unit Airbus A330, 19 unit ATR72-500, 51 unit ATR72-600, 2 unit Hawker H900XP, serta 1 unit EC 135-P2E. Lion Air Group juga memiliki beberapa brand, seperti Lion Air, Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo Air di Malaysia, dan Thai Lion Air di Thailand.

Perkembangan bisnis grup perusahaan turut ditopang oleh regulasi pemerintah. Ini ditandai dengan dirilisnya UU Nomor 1/2009 yang mengklasifikasikan jenis-jenis layanan airline menjadi 3, yakni no frills (tidak memberikan fasilitas-fasilitas lain seperti makan), medium, dan full service. Sejak itu, perusahaan fokus untuk memilah dua segmen saja, no frills (low cost carrier/LCC) dan segmen full service.

Presiden dan CEO Lion Air Group Edward Sirait mengatakan dana pembelian 50 pesawat 737generasi terbaru ini 100% menggunakan dana pinjaman dari perbankan alias utang. Pinjaman dari Bank Exim Amerika merupakan hasil negosiasi tim Lion Air Group. Adapun, bunga yang disepakati pun rendah.

Lion Air Group kini memiliki pangsa pasar terbesar. Sebagai gambaran, pada tahun 2017 lalu, dari total 63,01 juta penumpang Bandara Soetta, 23,04 juta di antaranya atau sekitar 36,5% adalah penumpang Lion Air Group. Pun untuk Lion Air (LCC), pangsa pasarnya sudah di atas 30%, melebihi kompetitor lain (Citilink dan Sriwijaya Air).

Tren positif ini bisa saja berlanjut, bisa juga tidak. Pasalnya, karakter industri ini sangat dinamis dan berkembang sehingga apa saja bisa terjadi. Kenyataannya, Lion Air Group memang diminati dan diterima masyarakat, tetapi keadaan ini belum tentu linear dengan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan catatan International Air Transport Association (IATA), jumlah penumpang pada tahun lalu mencapai 100 juta penumpang dan diprediksi kian meningkat menjadi 300 juta pada 2035 mendatang.

Setidaknya, ada beberapa hal yang membuat CEO Lion Air Group, Edward Sirait, optimistis terhadap prospek bisnis ini. Pertama, jumlah penduduk yang besar. Dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia, baru ada 100 juta penumpang, itu pun 40 juta di antaranya hanya frequent flyer. Artinya, masih banyak yang belum naik pesawat atau yang akan menjadi potensi customernya perusahaan penerbangan. Hal itu bisa akan sangat nyata, mengingat pertumbuhan ekonomi yang selalu tumbuh di sekitar 5% juga geografis Indonesia yang kepulauan.[8]

Terkait kejadian yang menimpa penumpang Pesawat Lion Air JT 610, yang jatuh di perairan Karawang, Senin 29 Oktober 2018. Lion Air Siap Tempati Terminal "Low Cost Carrier" Bandara Soekarno - Hatta.

Di sisi lain, dalam mengambil langkah konsekuensi untuk Lion Air Group, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah mengambil langkah keputusan. Ia mengatakan telah membebastugaskan Direktur Teknik Lion Air, dan perangkat yang berkaitan dengan penerbangan pesawat JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, Rabu 31 Oktober 2018. Posisi Direktur Teknik Lion Air serta perangkat tersebut akan diganti. Menhub juga menjelaskan bahwa pihaknya memiliki wewenang penggantian jajaran direksi di Lion Air.[9]

8. Banyak Tim yang Terlibat Dalam Evakuasi

Proses pencarian korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, terus dilakukan. Tim gabungan juga akan membangun posko darurat untuk mendukung proses evakuasi. Posko difungsikan sebagai pusat data dan informasi sementara, serta titik pengumpulan logistik terkait operasi pencarian dan penyelamatan. korban yang sudah ditemukan akan dibawa ke posko Basarnas yang ada di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lalu korban akan dibawa ke RS Polri Kramat Jati.[10]

Berikut beberapa tim yang terlibat dalam evakuasi pesawat Lion Air JT 610 :

1. BASARNAS (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan)

2. KOPASKA (Komando Pasukan Katak)

3. POLAIRUD (Kepolisian Air dan Udara)

4. Komunitas Indonesia Diver

5. BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)

6. KRI (Kapal Republik Indonesia)

7. Dokter Forensik Rumah Sakit Polri

9. Pencarian Pesawat Lion Air JT-610, Update 53 Kantong Jenazah Ditemukan

Kecelakaan Lion Air JT 610 yang terjadi pada Senin (29/10/2018) masih jadi pembicaraan. Karena masih banyak korban yang belum ditemukan. Hingga saat ini pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan.

Hingga semalam, Rabu (31/10/2018) puluhan kantong jenazah sudah diketemukan, update korban sampai malam hari sudah mengumpulkan 53 kantong jenazah. Tiga hari pencarian setelah jatuhnya pesawat yang terbang dari Jakarta menuju Pangkalpinang. Pencarian langsung mulai dilakukan sejak Senin (29/10/2018) ketika pesawat jatuh ke perairan di daerah Karawang.

Sejumlah kantong jenazah ini akan dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk diidentifikasi lebih lanjut.[11]

10. Pemerintah Australia Imbau Warganya di Indonesia Tidak Terbang dengan Lion Air

Musibah Lion Air JT 610 membuat pihak Kementerian Luar Negeri Australia mengeluarkan imbauan terkait penggunaan maskapai tersebut. Para pegawai dan kontraktor yang bekerja untuk mereka diminta untuk tidak menggunakan maskapai Lion Air. Pernyataan itu disebarkan lewat layanan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia bernama Smartraveller, yang dikutip media Inggris, The Guardian, Senin (29/10/2018).

Pernyataan yang dimuat di laman internet kementerian tersebut mengemuka setelah insiden pesawat Lion Air JT 610 jatuh pada Senin, 29 Oktober 2018 di perairan Tanjung Karawang. Kementerian itu juga mengatakan keputusan demikian akan ditinjau ulang setelah adanya hasil temuan dari investigasi kecelakaan tersebut.[12]

Ucapan dukacita dan belasungkawa terus berdatangan dari publik Tanah Air atas tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, dan semoga saudara-saudari kita yang menjadi korban ditempatkan di tempat yang mulia oleh Allah SWT.

 

 

DAFTAR PUSTAKA :

1. Tamtomo, Akbar Bhayu. 2018. Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610. kompas.com

2. Wulandari, Siti Nurjannah. 2018. Lion Air Boeing 737-Max 8 Nomor Penerbangan JT 610 yang Jatuh Merupakan Pesawat Baru. tribunnews.com

3. Efendi, Indan Kurnia. 2018. Spesifikasi Boeing 737 MAX 8, Pesawat Lion Air JT 610 yang Jatuh, Ternyata Baru 2 Bulan Terbang. Jabar.tribunnews.com

4. Dahono, Yudo. 2018. Ini Profil Bhavye Suneja Pilot Lion Air JT 610. beritasatu.com

5. Kurniawati, Endri. 2018. Penumpang Lion Air JT 610, Pegawai Kemenkeu Sampai Hakim Tinggi. tempo.co

6. Asfar, Adib Muttaqin. 2018. Pesawat Lion Air JT-610 Sempat Alami Masalah Teknis Sehari Sebelumnya. solopos.com

7. Alamijaya, Januar. 2018. Pesawat Lion Air Hilang Kontak, Pilot Sempat Minta Kembali ke Bandara Soekarno - Hatta. tribunkaltim.com

8. Rahayu, Ratih . 2018. Lion Air Group: Bisnis Airlines Butuh Kejelian. wartaekonomi.co.id

9. Chered, Kholish . 2018. Usai Tragedi Pesawat Lion Air JT 610, Jokowi Tegur Menteri Perhubungan. kaltim.tribunnews.com

10. Hatnanto, Khoiril Tri . 2018. Polisi dan Tim SAR Temukan 3 Korban Lion Air JT 610 di Perairan Bekasi. inews.id

11. Azizah, Nur . 2018. Basarnas Tetapkan Masa Evakuasi Lion Air JT 610 Selama 7 Hari. detik.com

12. Fauziah, Asytari . 2018. Update Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610, Ditemukan 53 Kantong Jenazah & Black Box Masih Dicari. style.tribunnews.com